Canvas of secrets

55 8 0
                                    

Eun chae berjalan dengan begitu anggun memasuki villa mewah di daerah pyeongchang-dong, villa itu dikelilingi pepohonan tinggi yang rimbun, memberikan suasana sejuk dan tenang, ia memandangi bangunan megah tersebut, yang sudah lama tidak dihuni, meskipun terlihat terawat, ada aura kesunyian yang menyelimuti tempat itu.

Begitu masuk ke dalam, ia melihat ruangan utama dengan perabotan klasik yang tetap tertata rapi, matanya kemudian tertuju pada sebuah lukisan yang terpajang di dinding ruang tamu, lukisan itu menggambarkan seekor phoenix dengan warna-warna cerah yang memikat, terlihat baru saja dipasang, rasa penasaran membuatnya mendekat, lalu ia menurunkan lukisan tersebut dengan hati-hati.

Eun chae memeriksa lukisan itu dengan seksama, setiap detailnya terlihat sangat hidup, seolah phoenix di dalam lukisan itu memiliki energi tersendiri, setelah beberapa saat meneliti ia memutuskan untuk membawa lukisan tersebut bersamanya, tanpa ragu, ia melangkah keluar villa dan pergi ke kantornya.

Di kantor eun chae meletakkan lukisan itu di ruangannya, ia memilih sudut yang strategis agar bisa memandanginya dengan jelas, duduk di kursi kerjanya ia menatap lukisan tersebut dengan penuh perhatian entah mengapa ada sesuatu yang membuatnya merasa terhubung dengan lukisan itu, seolah-olah ada pesan tersembunyi yang ingin disampaikan.

tok.....tok.....

"Nona jihu datang" ujar mina, menyambut kedatangan seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam kantor eun chae, gadis itu tampak anggun dengan senyum yang lebar dan pakaian yang elegan, membuatnya terlihat begitu menarik perhatian di tengah suasana kantor yang tenang dan rapi

Eun chae yang sedang duduk di meja kerjanya, mengangkat wajahnya dan memandang ke arah pintu, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi yang terlalu terkejut meskipun sudah cukup lama ia tidak bertemu dengan jihu.

"Oh, kamu datang" kata eun chae dengan suara yang lembut, sambil menyambut kedatangan jihu ke dalam ruang kerjanya

"Iya sudah sangat lama,maaf mengganggu" jawab jihu dengan senyuman hangat, sedikit canggung karena merasa mengganggu rutinitas kakaknya

"Tidak masalah," jawab eun chae, sambil mengangguk

"Kamu duduk saja, banyak waktu untuk kamu?" tanya eun chae, menunjukkan perhatian

Jihu mengangguk dan berjalan menuju sofa depan meja kerja eun chae yang terlihat klasik namun mewah, sofa itu berwarna gelap dengan ukiran halus di setiap sudutnya, memberikan kesan elegan di ruang kerja yang sudah tertata dengan rapi jihu duduk dengan santai, tetapi tetap memperhatikan setiap gerakan eun chae yang sibuk dengan dokumen-dokumen di mejanya.

"Jadi bagaimana sekolahmu? ada yang baru?" tanya eun chae setelah beberapa saat, mencoba melanjutkan percakapan

Jihу tersenyum senang karena akhirnya bisa berbicara lebih banyak dengan kakaknya.

"Sekolahku baik-baik saja, meskipun padat, aku masih bisa menyesuaikan diri banyak pelajaran baru yang menarik."

"Aku ingin tahu lebih banyak tentang apa yang sedang kamu kerjakan" eun chae mengangguk perlahan, menyadari bahwa jihu selalu tertarik untuk mengetahui hal-hal baru

"Aku sedang menangani beberapa proyek, mungkin kita bisa bicara lebih banyak nanti kalau kamu punya waktu"

"Tentu" jawab jihu menatap lukisan phoenix yang ada di ruangan itu dan tersenyum kecil

.

.

.

.

Limario tersenyum kecil menatap ha jiwon, yang tiba-tiba datang membawa makanan dalam kotak bekal makanan itu, katanya dimasak sendiri karena ia memasak dalam jumlah banyak dan ingin membagikannya.

Phoenix Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang