Jennie membuka pintu mobil mercedes sedan milik ibunya dengan perlahan, matanya langsung berbinar saat disambut oleh pemandangan lautan biru yang berpadu indah dengan langit cerah siang ini, ia menghela napas panjang, matanya yang menyerupai mata kucing selalu menatap takjub pada pemandangan dari rumah neneknya ini "Ini surga, bisakah aku tinggal di sini saja?" gumam jennie pelan
Jiwon menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil melihat tingkah putrinya itu, tanpa berkata apa-apa, ia berjalan menuju rumah yang cukup sederhana, tempat di mana ibunya tinggal bersama seorang wanita yang bertugas mengurus keperluan sehari-harinya.
Lintu rumah terbuka perlahan, menampakkan seorang wanita yang membungkuk sopan "Selamat datang, nyonya" sapanya dengan nada lembut, ia tersenyum kecil saat melihat jiwon, yang sedang membawa tas besar di tangannya
"Qpa kabarmu, anna?" tanya jiwon ramah sambil balas tersenyum, ia melangkah masuk ke dalam rumah, meletakkan tasnya di sofa, dan memandang sekeliling ruangan, rumah itu begitu bersih dan rapi
"Saya baik nyonya, bagaimana dengan anda dan keluarga?" balas anna dengan sopan, berdiri tegap di dekat pintu
Jiwon tersenyum "Kami baik, apakah eomma sedang tidur?" tanya jiwon sambil melirik ke arah ruang keluarga, namun tidak menemukan sosok ibunya di sana
"Beliau baru saja selesai makan siang nyonya, setelah itu beliau beristirahat. mungkin sekitar dua jam lagi beliau akan bangun” jawab anna sambil menunduk sedikit
Jiwon mengangguk pelan "Baiklah, saya akan membuat minuman dulu"
“Biar saya saja nonya” jiwon menggeleng, berjalan menuju dapur
Sementara itu, jennie masuk ke dalam rumah dengan langkah santai, rambutnya yang tergerai ia kibaskan perlahan, lalu ia menjatuhkan tubuhnya ke sofa, ia menyandarkan kepala pada sandaran sofa, menutup matanya sejenak, menikmati keheningan rumah neneknya yang terasa begitu menenangkan.
"Rumah ini seperti tempat lain di dunia" gumam jennie pelan, tangan kanannya menyentuh lengan sofa, merasakan teksturnya yang lembut, pikirannya melayang pada kenangan masa kecilnya, saat ia bermain di halaman belakang rumah ini, mengejar kupu-kupu bersama neneknya
Jiwon kembali dari dapur dengan dua cangkir teh hangat "Jennie, apa kau ingin teh?" tanya jiwon meletakkan satu cangkir di meja, jennie membuka matanya perlahan, menoleh ke arah ibunya
"Ya, thank you mom" ujar jennie sambil bangkit sedikit dari posisi sandarannya, ia mengambil cangkir itu dengan kedua tangan, meniup permukaannya sebelum menyeruput perlahan
Anna masuk dari pintu belakang, membawa sekeranjang cucian yang sudah kering, ia tersenyum pada jennie "Senang melihat nona jennie kembali, sudah lama sekali sejak terakhir kali anda berkunjung"
Jennie mengangguk sambil tersenyum kecil "Aku juga senang bisa kembali ke sini anna, rumah ini tidak pernah berubah, selalu terasa nyaman"
Jiwon duduk di sebelah putrinya, memandang ke luar jendela "Halmobi pasti senang melihatmu di sini jennie, sudah hampir setahun sejak terakhir kali kau bertemu dengannya" jennie mengangguk
Rumah neneknya, dengan segala kesederhanaannya, memang selalu memiliki cara untuk membuatnya merasa tenang mereka menikmati pemandangan geoje ditemani percakapan ringan dan secangkir teh yang menghangatkan suasana.
Gallery limario
Limario duduk di mejanya dengan tubuh tegak, tangannya sibuk menggoreskan kuas pada kanvas yang hampir selesai, gerakannya perlahan, setiap warna yang ia pilih tampak penuh pertimbangan. matanya tajam, fokus pada detail kecil yang menjadi elemen penting dari lukisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phoenix
Fiksi RemajaIn the darkness of the silent night, I was overcome with fear, unable to do anything but remain still. Until one day, a smile graced my stiff lips, as your smile brought light into my world.