Garden
06.54 am
Jennie sedang jogging di taman kompleks rumahnya, menikmati udara pagi yang segar ia mengenakan pakaian olahraga, dengan rambut yang diikat rapi, tak lama joy muncul dari arah berlawanan, terlihat segar meski sedikit terengah-engah setelah berlari dari rumahnya.
"Jennie! ikut aku sebentar" kata joy tanpa basa-basi, menarik lengan temannya
"Kemana?" tanya jennie sambil memperlambat langkah
"Ke galeri limario" jawab joy penuh semangat, tanpa menunggu persetujuan
Meskipun jennie menghela napas dan berusaha menolak, joy tetap memaksa akhirnya, mereka berdua berjalan menuju galeri kecil di ujung jalan.
Saat mereka tiba, suasana galeri terasa tenang, di salah satu sudut limario duduk di depan kanvas besar, sibuk melukis tanpa sedikit pun mengangkat pandangannya ia seolah tidak menyadari kedatangan dua pengunjung baru.
"Lihat itu, dia benar-benar asyik sendiri" bisik joy, menunjuk limario dengan dagunya
"Jangan terlalu keras" tegur jennie pelan, meski ia sendiri juga ikut mencuri pandang
Joy tidak peduli ia terus berbicara, menggerakkan tangan dengan heboh.
"Bukankah dia terlihat sangat misterius? seperti tokoh di novel, penuh rahasia, dan... entahlah, mungkin sedikit arogan"
Jennie tidak menanggapi, ia lebih tertarik mengamati gerakan kuas limario yang tenang namun penuh fokus, sementara itu, limario tetap melukis, seolah dunia di sekitarnya tidak ada, ia menyadari kehadiran mereka, tentu saja tetapi memilih untuk tidak peduli.
"Aku ingin tahu apa yang dia lukis," ujar joy tiba-tiba, melangkah lebih dekat
"Jangan ganggu dia" kata jennie sambil menarik joy kembali, limario tidak bereaksi, tetap fokus pada pekerjaannya.
Suasana menjadi hening untuk beberapa saat, hanya terdengar suara samar kuas yang menyentuh kanvas, jennie dan joy akhirnya memutuskan untuk duduk di sudut galeri membiarkan pelukis itu tenggelam dalam dunianya sendiri.
Joy dengan rasa penasaran yang tak terbendung, akhirnya mendekati limario, ia bahkan tidak peduli ketika jennie mencoba menarik tangannya, memintanya tetap duduk, ia mengenakan adidas black mesh crop tank yang pas di tubuhnya, memperlihatkan pinggang ramping dan bahu, dipadukan dengan nike women flex 2-in training short yang menonjolkan bentuk paha atletisnya, ia tampil sporty dan percaya diri.
Joy hanya tersenyum lebar, melangkah ringan hingga berdiri tepat di samping limario yang masih asyik melukis.
"Jadi ini yang kau lakukan sepanjang hari, melukis dan mengabaikan dunia, ya?" ujar joy dengan nada menggoda, sambil mengibaskan rambutnya ke belakang,ia mencondongkan tubuhnya, mencoba melihat lebih dekat lukisan di depan limario
limario menghentikan kuasnya sejenak, menghela napas pendek tanpa menoleh.
"Jika ingin melihat lukisan, pergi saja ke ruang depan." nadanya datar, tanpa emosi
Joy tidak menyerah, ia tersenyum lebih genit, kedua tangannya kini bertumpu di meja kecil di samping limario.
"Aku hanya ingin tahu, apa yang menginspirasimu? apa kau selalu serius seperti ini?" tanya joy, dengan suara yang dibuat manis
Sari sudut lain, jennie duduk dengan tangan terlipat, pandangannya tajam seperti mata kucing yang mengintai mangsa, ia menatap joy penuh rasa kesal, merasa temannya itu terlalu kurang ajar, bibirnya terkatup rapat, namun gerakan kakinya yang mengetuk lantai dengan ritme cepat menunjukkan rasa frustrasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phoenix
Roman pour AdolescentsIn the darkness of the silent night, I was overcome with fear, unable to do anything but remain still. Until one day, a smile graced my stiff lips, as your smile brought light into my world.