Bab 9. Kebiasaan Buruk

26 1 0
                                    

Saat itu Adit hanya bisa terlentang, terdiam, kaget mendengar cerita mamanya. mamanya yang terus bergerak diatasnya membuat pikirannya bingung, ia tak tahu harus melakukan apa, ia tak tahu harus bicara apa. ia mengalami dissonansi internal, dimana pikiran dan rasa fisik yang dirasakan tidak sinkron. Maka Adit memutuskan untuk pasif, diam saja. Meski didalam kepalanya penuh dengan pertanyaan.
Lalu tiba-tiba Ibunya memeluk dirinya dengan sangat erat, dengan penuh keringat sambil mendesah, ibunya berkata:"Enak mana?". "Huh..apa?" jawab Adit. "Lebih enak mana?, sama Tante Eva, Tante Erna, atau sama Mama?" Lanjut Ibu Yanti. Adit tidak menjawab, karena dirinya masih mencoba memahami kejadian ini, lalu ia berkata: "Mama harus jelasin dulu semua ini, Adit masih belum mengerti mengenai cerita mama tadi". Kemudian ibu Yanti berkata: "Baiklah, Mama janji akan ceritakan semuanya, tapi Mama ingin kita selesaikan dulu apa yang sedang kita lakukan saat ini". Tak lama dari situ mereka sampai pada klimaks. dengan nada ngos-ngosan, ibu Yanti berkata pada Adit: "kamu eng'ga apa-apa 'nak?". Adit hanya terdiam. "Baiklah, Mama hutang penjelasan padamu, tapi beri Mama waktu sejenak, Mama kecapean". Mereka beristirahat sejenak.
Beberapa menit kemudian, Ibu Yanti menghela nafas panjang dan mulai bercerita, bahwa ia dan ayahnya Adit tidak pernah menikah, bukan karena Ayah Adit tidak mau bertanggung jawab tetapi karena memang Ibu Yanti ingin memiliki bayinya untuk dirinya sendiri. "Melahirkan kamu adalah hal terbaik yang terjadi di kehidupan Mama". Ujar Bu Yanti kepada Adit. Sambil memegang tangan Adit, ia berkata: "Mama mencintaimu lebih dari Mama mencintai diri Mama sendiri, Mama bahkan mau menukarkan nyawa Mama untukmu. Apapun yang Mama lakukan, Mama melakukannya untukmu". Dengan mata yang berkaca-kaca, Ibu Yanti kembali bercerita: "Pada saat itu Mama tidak punya pengalaman dalam mengurus bayi, apalagi saat itu Mama membesarkan kamu seorang diri. tetapi untunglah Mama mempunyai beberapa teman wanita yang mau membantu Mama, merekalah yang mengajarkan bagaimana cara memandikan mu, merawat mu, dan memperlakukan mu. Setiap saran dan masukan dari orang-orang yang berpengalaman, atau setidaknya orang yang pernah mempunyai bayi selalu Mama ikuti sampai akhirnya satu, dua, tiga tahun berlalu, dan sepertinya merawat mu menjadi semakin mudah. Mama menjadi terbiasa mendengarkan saran dari orang lain dalam merawat mu. Mungkin inilah kesalahan terbesar Mama".
"Kesalahan terbesar? Maksud Mama?" Tanya Adit kepada Ibunya. Sambil menghembuskan nafas dan melihat ke atas, Ibu Yanti kembali bercerita bahwa Suatu hari, Seorang Ibu paruh baya yang mempunyai banyak anak menyarankan agar Bu Yanti harus sering mengemut "burung" Adit, karena itu akan membuat "burung" Adit menjadi panjang dan bagus kelak, sehingga nanti jika Adit sudah besar dan memiliki istri maka istrinya akan senang. Awalnya Bu Yanti tidak begitu menanggapinya, karena Ibu paruh baya itupun sepertinya hanya bercanda. Namun suatu hari, karena Ibu Yanti hanya tinggal berdua dengan Adit, dan saat itu juga tidak banyak yang bisa dilakukan dirumah, iseng-iseng Bu Yanti melakukan saran yang diberikan oleh Ibu paruh baya tersebut, pikir Ibu Yanti tidak ada salahnya juga dicoba. Sejak saat itu, Ibu Yanti selalu mengemut "burung" Adit setiap kali selesai memandikan Adit. dan lama-lama hal itu menjadi kebiasaan, setiap kali habis memandikan Adit, jika hal itu tidak dilakukan sepertinya ada yang kurang.
Tanpa disadari, kebiasaan jelek itu sudah berlangsung lama. dan ketika Adit mulai memasuki masa awal kanak-kanak, Ibu Yanti tetap melakukan kegiatan ritual itu setiap hari, hanya saja kali ini ia melakukannya ketika Adit sudah terlelap tidur.
seringkali Ibu Yanti mencoba untuk menghentikan kebiasaan jelek nya itu, namun sepertinya susah sekali untuk di hentikan, seperti orang yang kecanduan rokok.
"Hari demi hari tubuhmu mulai membesar, entah setan apa yang merasuki Mama, tetapi setiap kali Mama melakukan ritual itu, Mama semakin menikmatinya" tambah Bu Yanti.
Sambil tersenyum Bu Yanti bilang: "Apalagi ketika melihatmu tersenyum dalam tidurmu ketika Mama sedang mengemutmu, itu membuat Mama senang sekali". Adit sedikit tersenyum dan tersipu malu mendengar itu.
Kemudian Ibu Yanti melanjutkan ceritanya, "Ini semua berawal ketika kamu menangis karena jatuh dari sepeda, Mama tidak tahu kamu masih ingat apa tidak yang pasti Mamah ingat betul hari itu, karena hari itu adalah salah satu momen yang tidak terlupakan dalam hidup Mama. Celana kamu sobek, kaki kamu terluka dan kamu berlari memeluk Mama sore itu. Kemudian Mama membasuh dan mengobati kakimu, saat itu kamu terus memeluk Mama sambil menangis hingga malam tiba dan kamu tidur di pelukan Mama". "ya, adit ingat itu, ma". Jawab Adit.
"Lalu Mama menggendong dan menidurkan mu di kamarmu. Malam itu hujan sangat deras, Setelah mengunci semua pintu rumah, Mama kembali ke kamarmu untuk melihat keadaanmu, Saat itu Mama tersadar jika Mama belum memberikan ritual ketika kamu tidur, maka Mama pun langsung duduk di sebelah ranjangmu lalu pelan-pelan membuka celanamu, berusaha agar kamu tidak terbangun. Setelah celanamu terbuka, Mama langsung melakukan 'ritual' itu seperti biasa. Entah karena hujan atau apa, tetapi malam itu Mama benar-benar menikmati 'ritual' itu, bahkan Mama sampai sedikit lupa diri. Sesekali Mama pandangi wajahmu, dan betapa senangnya Mama, melihatmu tersenyum dalam tidurmu. lalu tiba-tiba kamu mengigau dan memanggil 'Mama', Mama kaget dan segera menghentikan 'ritual' itu. disitu adrenalin Mama naik, jantung Mama berdetak kencang, buat Mama itu mendebarkan dan menggairahkan sekali.Setelah melihatmu kembali tidur, Mama kembali melakukan itu, dan perasaan Mama berdebar takut kamu terbangun, dan Mama suka sekali dengan perasaan itu. Mama ingin lebih, Mama ingin adrenalin Mama lebih naik lagi, jantung Mama berdetak lebih kencang lagi, Mama benar-benar di kuasai oleh hawa nafsu yang sangat tinggi. Tanpa memikirkan konsekuensinya dan tanpa berpikir panjang, Mama langsung menaiki kamu pelan-pelan, berusaha agar kamu tidak terbangun. Mama menggoyang kamu dengan sangat hati-hati. Mama benar-benar merasakan apa yang belum pernah Mama rasakan sebelumnya. Sejak saat itu Mama menjadi ketagihan, setiap hari setelah kamu tidur, Mama selalu melakukan itu. Bodohnya Mama melakukan hal tabu, yang seharusnya tidak Mama lakukan, Maafkan Mama 'nak".  Ucap Ibu Yanti sambil menangis.
Adit syok mendengar cerita Ibunya yang terang-terangan menceritakan hal tabu yang dilakukan terhadapnya. Ia tidak percaya jika Ibunya tega melakukan hal itu  kepadanya. setelah merenung sejenak, Lalu Adit berkata: "Tinggalkan aku sendiri ma, aku perlu waktu untuk menyendiri dulu".

Ibuku cinta pertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang