Saat itu juga, Ibu Yanti langsung berdiri dari tempat tidurnya, ia segera menuju kamar Adit untuk membicarakan tentang rencananya mengajak Adit ke Psikiater guna penyembuhan dirinya sendiri dan mencegah dampak Psikologis yang mungkin terjadi kepada Adit. Namun sesaat tiba di depan pintu kamar Adit, tiba-tiba ia berhenti sejenak, untuk memikirkan bagaimana cara penyampaian yang tepat. dengan ragu-ragu ia mengangkat tangannya untuk membuka gagang pintu kamar Adit, karena Ibu Yanti belum menduga akan bagaimana respon Adit atas apa yang sudah dia perbuat. lalu dia memberanikan diri dengan membuka pintu kamar Adit secara perlahan.
Ketika ia telah membuka pintu kamar Adit, begitu terkejutnya Ia melihat anaknya yang tidur terbaring tanpa mengenakan busana dengan 'burung' nya yang berdiri tegak. Ibu Yanti tahu benar jika Adit hanya berpura-pura tidur, karena Adit tidak seperti biasanya tidur dengan tidak menggunakan busana sama sekali, ditambah lagi melihat 'burung' nya yang berdiri tegak. Bu Yanti jadi bertanya-tanya dalam pikirannya, Apakah ini sebuah tes dari Adit untuk melihat jika Ibunya tidak akan mengulangi perbuatannya lagi? ataukah Dia memang pasrah memberikan tubuhnya untuk Ibunya? atau mungkin dia memang sedang ingin 'melakukan'?. cukup lama Ibu Yanti terpaku di depan pintu sambil memandangi Adit. Kepalanya terus berpikir, apa maksud dari semua ini?.
Karena saat ini, jika hanya hawa nafsu, Ibu Yanti masih bisa menahannya, akan tetapi jika ternyata Adit yang memang 'ingin', maka Ibu Yanti akan merasa bersalah jika mengabaikannya. Akhirnya Ibu Yanti mendekati Adit, kemudian ia langsung melakukan 'ritual' yang biasa dilakukan ketika Adit tidur, sambil sesekali matanya melirik ke wajah Adit untuk melihat ekspresi wajah Adit. Setelah beberapa saat Ia langsung menaiki Adit, tetapi Adit masih diam berpura-pura tidur. Ibu Yanti pun terus menggoyangkan pinggulnya naik turun, menunggu Adit untuk pura-pura terbangun dari tidurnya, karena Mamanya pun tahu jika Adit hanya pura-pura tidur. Melihat respon Adit yang tetap berpura-pura tidur, Ibu Yanti mempercepat gerakannya, Ia juga mencoba untuk menikmati sendiri perbuatan dosa ini, bahkan Ibu Yanti sampai terhanyut dalam kenikmatan sampai-sampai Ia mendesah dengan keras didalam suara gemuruh hujan yang deras.
Mendengar Ibunya mendesah dengan kencang, Adit berpikir ini adalah saat yang tepat untuk pura-pura terbangun karena mendengar suara desahan sang Ibu. Dalam aktivitas tak bermoral yang penuh dengan drama, yang dilakukan oleh ibu dan anak ini, akhirnya Adit pura-pura terbangun dan berkata: "Apa yang sedang Mama lakukan"?. Sambil mendesah, Ibu Yanti menjawab: "Maafkan Mama sayang, Mama tidak tahan melihat kamu tidur tanpa busana". Sambil mendesah dan menikmati kenikmatan terlarang itu, akhirnya mereka mengobrol. Dibuka oleh Adit yang berkata: "Mama tahu kan? apa yang kita lakukan ini salah". Dengan memuja-muja, ibunya menjawab: "Iya Nak, Mama tahu, tapi Mama benar-benar tidak tahan melihat kamu, hanya kamu yang bisa membuat Mama lupa diri, hanya kamu yang bisa memberikan Mama kenikmatan seperti ini" Kata Ibunya sambil diselingi dengan suara desahan, agar anaknya merasa benar-benar bisa memberikan kenikmatan padanya.
Lalu Adit berkata jika ini semua harus segera dihentikan, Adit berkata pada Ibunya jika perbuatan terlarang ini tidak boleh terus berlanjut. lalu Ibunya menjawab jika dirinya setuju, bahwa kegiatan terlarang ini seharusnya tidak boleh terjadi, tetapi Ibunya cerita, semakin Ia sadar perbuatannya salah, semakin kuat juga dorongan untuk melakukan ini. di dalam hati, Adit pun merasakan hal yang sama, tetapi Adit berusaha untuk tidak mengungkapkan hal itu pada Ibunya.
Sambil melakukan perbuatan terlarang itu, Ibunya berusaha untuk menenangkan Adit, dengan berkata: "Tenang sayang, jangan khawatir, nanti kita konsultasi saja ke Psikiater, Mama yakin Psikiater bisa menyembuhkan kita. tetapi selama kita belum ke Psikiater, mari kita lakukan perbuatan terlarang ini sepuasnya, kapan pun kita mau". Malam itu hujan tidak kunjung reda, dan mereka terus melakukan perbuatan terlarang itu. Ibu Yanti kelelahan sampai tertidur dikamar Adit, pada malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibuku cinta pertamaku
FantasiSeorang anak yang tumbuh dalam keluarga disfungsional berusaha memahami ingatan bawah sadarnya dan menyadari kebenaran yang mengguncang tentang keluarganya. cerita berfokus pada emosi, konflik batin dan kompleksitas manusia.