Bab 14. Ambivalensi

24 1 0
                                    

Di Rumah itu, rasa Penyesalan dan Kepuasan selalu datang bersamaan. Di satu sisi, mereka tahu betul jika apa yang mereka lakukan adalah sebuah dosa, adalah perbuatan tabu. Namun di sisi lain, pasangan Ibu dan Anak ini benar-benar menikmatinya. Khususnya Ibunya yang telah berpengalaman, Ia benar-benar merasakan apa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Meski diliputi oleh rasa salah dan penyesalan, namun Intensitas hubungan mereka malah semakin naik. Mereka yang biasanya 'melakukan' sehari sekali, naik menjadi sehari dua kali, bahkan kini bisa tiga kali dalam satu hari. bahkan semakin hari mereka semakin gila, mereka haus akan adrenalin dan ketegangan. Mereka mulai berani melakukan hal-hal ini di tempat umum, seperti di 'private dining room' atau bioskop mini. Mereka juga sadar jika semua ini adalah ketidaknormalan, atau merupakan bentuk penyimpangan, namun mereka selalu meremehkan kondisi kejiwaan mereka, dengan menganggap jika dengan berkonsultasi ke Psikiater maka mereka bisa sembuh, kembali normal.
Setiap hari, mereka mencari hal baru yang bisa meningkatkan adrenalin mereka. Hal yang buat kebanyakan orang adalah aib, mereka menganggapnya sebagai tantangan dan ketegangan.
Tiga hari setelah perbuatan terlarang yang pertama terjadi, Adit berkata pada Ibunya, jika ia tidak ingin hubungan Ibu dan kedua temannya yaitu Tante Erna dan Tante Eva menjadi putus. Adit mengingatkan bahwa mereka berdua adalah teman baik Ibunya, mereka selalu ada tatkala Ibu Yanti dan Adit sedang terpuruk, begitu juga sebaliknya. Adit juga mengingatkan pada Ibunya jika Tante Erna dan Tante Eva juga ikut membesarkan dirinya. mereka seperti sudah menjadi orangtua kedua buat Adit. Melihat Ibunya sedikit cemburu kepada Erna dan Eva, Adit berkata: "Mama bilang saja pada mereka jika kejadian beberapa waktu lalu tidak boleh terjadi lagi. atau kalau perlu, Mama ceritakan saja apa yang sudah kita lakukan dan bilang jika Adit hanya punya Mama". Lalu Ibunya menjawab: "Baiklah 'Nak..tapi dengan syarat, Mama mau pakai cara Mama sendiri!". Adit pun meng iya kan.
Sore itu, Ibu Yanti segera menelepon Erna dan Eva. dan mengundangnya untuk datang ke rumahnya keesokan harinya.
Keesokan harinya, Ibu Erna dan Ibu Eva datang bersama-sama ke rumah Ibu Yanti.  Eva langsung meminta maaf kepada Ibu Yanti, namun Ibu Yanti dengan ceria menjawab: "Sudah..sudah..tidak apa-apa..ayo masuk". Ibu Erna sedikit bertanya-tanya di dalam hati, mengapa Eva minta maaf kepada Yanti. mengingat Ibu Erna tidak tahu kejadian antara Eva dan Adit yang tertangkap basah. Lalu mereka pun masuk kedalam rumah dan mengobrol di meja makan sambil melepas rindu.
Sampai akhirnya Ibu Yanti membuka pembicaraan mengenai Adit. Ibu Yanti berkata: "Kita ini sudah seperti saudara, bahkan lebih. Kita berteman sejak kita masih gadis. Saya sudah tahu dari Adit, jika kalian berdua sudah tidur dengan Adit, dan saya tidak marah sama sekali, karena saya tahu kalian semua sayang Adit, saya hanya ingin agar Erna dan Eva tidak tidur lagi dengan Adit, dan kita seperti dahulu lagi". Erna kaget jika Ibu Yanti mengetahui hubungannya dengan Adit, ia juga kaget ternyata Adit juga tidur dengan Eva. Sementara Eva juga kaget jika Adit juga berhubungan dengan Erna, bahkan bisa disebut berpacaran. Eva dan Erna kemudian minta maaf kepada Yanti, lalu tiga detik kemudian mereka semua ketawa terbahak-bahak, karena lucu juga, ternyata mereka (Erna dan Eva) tertarik dan berhubungan dengan anak kecil, anak dari temannya.
Eva: "Memang hebat itu anak, Usia segitu sudah bisa bikin kita tergila-gila"
Erna: "Hahaha.. sudah besar pasti akan digandrungi oleh cewe-cewe"
Yanti: "Ha..ha..Ia dibesarkan oleh kita semua, kita semua adalah Ibunya Adit".
Kemudian Ibu Yanti memanggil Adit dari kamarnya, "Adit, sini sayang, ada Tante Erna dan Tante Eva, ayo salaman dulu". Adit pun keluar dari kamarnya, Erna dan Eva berbinar matanya melihat Adit, kemudian Adit mencium tangan Erna dan Eva, dan memeluknya. Lalu Adit kembali ke kamarnya.
"Kalau mau makan atau bikin kopi, kalian tahu tempatnya dimana, saya lihat Adit dulu". Kata Ibu Yanti kepada kedua temannya, kemudian Ibu Yanti berjalan dan masuk ke kamar Adit, tetapi ia tidak menutup pintu kamar Adit. Lalu ia membisiki Adit, "Buka bajumu 'Nak, Mama ingin bercinta di depan mereka, agar mereka tahu kamu punya Mama". Adit yang sudah meng iya kan jika Mamanya akan berbaikan dengan temannya, menggunakan cara mamanya, maka Adit harus menepati janji. Adit pun membuka baju dan mulai bercinta dengan Ibunya. Awalnya, kedua temannya belum sadar akan apa yang dilakukan oleh kedua Ibu dan Anak ini, Sampai desahan mereka mulai keras dan lantang. Ibu Erna dan Ibu Eva saling berpandangan mendengar suara itu, kemudian mereka menuju kamar Adit, dan betapa terkejutnya mereka melihat Ibu dan Anak kandung ini sedang bercinta. Erna dan Eva terus terpaku menatap mereka, sedangkan Ibu Yanti berkata: "Suka dengan apa yang kalian lihat?", Sambil tersenyum, kemudian iya berkata: "Ayo 'Nak, perlihatkan pada mereka, apa yang biasa kita lakukan dirumah selama kamu libur". Erna dan Eva tidak bisa berkata-kata, mereka pun tidak bisa cemburu karena Adit dengan Ibunya, malah sepertinya Erna dan Eva menikmati tontonan ini, sambil tersenyum-senyum, mereka melihat Adit dan ibunya sampai selesai.
Setelah selesai, Ibu Yanti berbicara kepada Erna dan Eva tentang apa yang terjadi setelah Ia mengetahui hubungan Eva dan Erna dengan Adit. Ia menceritakan semuanya, sampai rencananya untuk menemui Psikiater. sebagai teman baiknya, Erna dan Eva memberikan rekomendasi Psikiater yang "bagus" di kota itu, bahkan mereka menawarkan untuk mengantar Ibu Yanti dan Adit jika akan berkonsultasi. Erna dan Eva pun tidak menghakimi mereka berdua.

Ibuku cinta pertamakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang