"Rami, kenapa menarikku keluar, aku harus mengurangi hukumannya" kesal Rora
"Aku tau Rora, sudah saja nee? Kau lelah, aku tau itu, lebih baik kita ke UKS biar ku temani. Setidaknya kau tidak merapikan perpustakaan yang besar seperti Moka dan Minju Unnie" ucap Rami menenangkan Rora
"Aku lelah Rami" ucap Rora yang memang tidak terbiasa mendapat masalah, bisanya hidupnya mulus, semua orang akan menyayanginya
"Nee, aku tau" ucap Rami mengusap rambut Rora
Setelah istirahat kedua tiba, Asa pun izin dan mengantarkan Rora pulang. Dan setibanya di mansion dia memilih tidur sampai Asa pulang nanti
17.30
"Hoam.." Rora menguap saat terbangun dari tidurnya
"Apa Asa Unnie belum ke sini?" Gumam Rora melihat ada kertas di nakasnya
'rora, aku harus bekerja ke cafe dulu sampai pukul 6. jika sudah aku langsung ke sini untuk mengantar makan malam nee? tapi mian, aku tidak bisa menginap hari ini, aku akan membawa mobil rita ke bengkel, besok pagi aku ke sini lagi'
"Sebentar lagi Asa Unnie ke sini. Tapi aku sangat merepotkan Asa Unnie sepertinya. Benar kata Ruka Unnie, aku harus mencoba mandiri" ucap Rora beranjak
"Aku akan memasak sendiri" ucap Rora pergi ke dapurnya
Di dapur
"Ini ada pasta" gumam Rora melihat bungkus pasta itu
"Nah, ada cara memasaknya" ucap Rora membacanya dengan khusyuk
"Air 300 ml itu segimana? Aku harus memasaknya memakai benda yang bentuknya seperti ini" gumam Rora lagi mencari panci yang bentuknya sama dengan di gambar, padahal dia sedang memegang panci, hanya saja beda bentuk
"Nah ini" gumam Rora menaruhnya di kompor tanam rumahnya dan menyalakannya, lalu membawa kiloan dan menakar airnya sampai 300 ml
"Mwo? Kenapa airnya hanya sedikit?" Gumam Rora lagi setelah membiarkan panci agak besar itu kosong dan kompornya menyala, lalu tiba tiba saja memasukkannya air
"Gwenchana, kan 300 ml" gumam Rora lalu memasukan pastanya
"Yah! Pastanya gosong!" Panik Rora karena pasta itu lebih tinggi dari pancinya dan malah gosong terbakar
"Ini bagaimana cara matikannya?" Gumam Rora menaruh bungkus plastiknya dekat kompornya
"YAK! Ini terbakar!" Panik Rora saat api dari bungkus nya merambat ke pasta
"Apa yang harus ku lakukan?! AW! PANAS!" Ucap Rora dengan polosnya menyentuh pancinya dan airnya tumpah ke tangannya
"RORA! Ya ampun!" Ucap Asa saat baru tiba dan terkejut melihat Rora tengah berusaha mengatasi api itu dan segera mematikan kompornya
"Huaa! Asa Unnie! Ini panas!" Rengek Rora terduduk di bawah dan memegang tangannya
"Tanganmu merah, ayo biarkan di air mengalir" ucap Asa membantu Rora berdiri dan mengajaknya ke wastafel
"Apa yang mau kau buat? Aku kan bilang akan ke sini mengantarmu makan malam" ucap Asa mencari kotak P3K
Setelah lumayan lama di alirkan air, Asa pun beralih membawa Rora duduk di meja makan
"Sebentar nee" ucap Asa merapikan dulu kekacauan yang Rora buat dan kembali duduk saat selesai
"Apa ini sakit? Lihat ini melepuh" ucap Asa dengan teliti mengolesinya dengan alkohol
"Asa Unnie" ucap Rora kembali menangis
"Nee?" Sahut Asa tanpa melirik Rora karena fokus pada tangannya
