16. Kebenaran yang Terbukti

132 33 5
                                    

Hasil tes urine sudah keluar dan tentu saja hasilnya negatif, karena Liam memang tidak memakai barang terlarang tersebut. Karena rumor ini sangat viral dan berdampak besar pada reputasi, Liam mengambil langkah untuk melakukan konferensi pers. Ini adalah salah satu langkah Liam untuk membersihkan namanya yang tercoreng. Sebelum itu, ia sudah membicarakan ini kepada pengacaranya dan pihak manajemen untuk melakukan konferensi pers.

Hari ini Liam duduk di kursi tengah, sorotan kamera dan tatapan wartawan seolah menusuk tajam ke arahnya. Ruangan itu terasa lebih panas dari biasanya, meski pendingin udara bekerja maksimal. Liam menggenggam selembar kertas di tangannya. Jelas, ia sudah berusaha keras terlihat tenang, tetapi getaran kecil di tangannya tak bisa disembunyikan. Andri, yang duduk di sebelahnya, memberikan pandangan yang penuh keyakinan.

"Jangan takut, Li. Kita di sini untuk kebenaran," bisik Andri sebelum konferensi dimulai. Liam hanya mengangguk kecil. Napasnya ia atur sepelan mungkin, meski dadanya penuh sesak.

Konferensi pers pun dimulai, Andri menegaskan kepada media, kehadiran Liam yang tengah hiatus ini tak lain adalah sebagai bentuk yangg jawab dan menjaga kepercayaan publik dan penggemar. Andri juga menegaskan, jika setelah konferensi ini sang artis akan kembali melanjutkan hiatus untuk alasan pribadi.

Setelah Andri selesai berucap, Liam mengangkat sebuah kertas hasil tes medis di tangannya, lalu menunjukkannya ke arah kamera.
"Ini adalah hasil tes urine saya yang menunjukkan bahwa saya negatif. Saya tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang ataupun narkoba seperti yang dirumorkan," jelas Liam, menegaskan jika ia tidak menggunakan barang terlarang itu.

Ruangan menjadi hening. Semua mata tertuju pada Liam, menunggu kelanjutan dari pernyataannya. Ia menghela napas pelan, mencoba menenangkan dirinya. "Saya juga ingin menegaskan bahwa alasan saya hiatus bukan seperti yang dikatakan dalam rumor tersebut," lanjutnya

Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, Liam kembali berucap, "Saya tahu, banyak dari kalian yang bertanya-tanya tentang alasan saya hiatus sebenarnya. Tapi alasan saya memilih hiatus memang bersifat pribadi. Saya belum siap membicarakannya lebih jauh. Saya harap kalian bisa memahami."

"Untuk para penggemar, adik saya, manager, asisten saya, dan staf-staf yang sudah bekerja dengan saya selama ini. Saya ucapkan banyak terima kasih atas dukungannya selama ini. Jika bukan karena kalian, saya tidak bisa apa-apa. Terima kasih," ucap Liam seraya tersenyum manis.

"Liam, kira-kira kapan kamu bakal kembali lagi ke atas panggung?" tanya salah satu wartawan.

Liam terdiam cukup lama mendengar pertanyaan wartawan tersebut, lalu ia tersenyum kecil dan berucap, "Saya tidak bisa berjanji. Tapi satu hal yang pasti, saya sangat merindukan panggung."

Setelah itu, Liam bangkit dari kursinya, diikuti oleh Andri. Konferensi pers pun selesai, tetapi berbagai pertanyaan dan spekulasi masih bergema di ruangan. Liam keluar dari ruangan itu dengan perasaan lega sekaligus berat. Hari itu, ia telah menunjukkan bahwa meskipun dunia membebani pundaknya dengan rumor, ia tetap memilih untuk menghadapi semuanya dengan kepala tegak.

"Kamu udah melakukan yang terbaik, Li. Kamu keren," puji Bara seraya menepuk pundak yang lebih muda. Sudah dibilang bukan, jika Liam pasti akan menyelesaikan masalah ini dengan sangat baik.

"Makasih, Kak. Ini juga berkat dukungan Kakak selama ini," timpal Liam.

Bara tersenyum, raut wajah Liam terlihat lebih cerah dibandingkan hari-hari sebelumnya. "Ayok kita pulang ke rumah sakit," ajaknya.

"Kak, aku beneran udah nggak papa. Bisa nggak, sih, langsung pulang ke apart aja?" rengek Liam, ia sampai lupa jika kini statusnya masih sebagai pasien. Sungguh Liam sudah merasa baik-baik saja, tetap dokter masih menahan dirinya di sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lagu Terakhir untuk PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang