Bab 15

307 63 3
                                    

Ketika tiba di markas Archnoid tanpa banyak bicara anak buah Aldo langsung mengacak-acak tempat itu.
Arachnoid dan Ryujin adalah 2 geng mafia terbesar yang ada, dan keduanya cukup di takuti.

Arachnoid semakin berjaya saat Ryujin kehilang pemimpinnya. Ayah dari Aldo dipenjara karena membunuh pemimpin Arachnoid sebelumnya, sedangkan Aldo yang tidak mau melanjutkan takdir menghilang dari peredaran.

Puluhan orang sudah terkapar dari pertikaian kedua geng ini. Ryujin berhasil merangsek masuk sampai di tengah markas.

"Aran! Keluar lu!" Teriak Aldo dari tengah ruangan.

Aran muncul dari lantai 2 dirinya membawa Marsha yang di tutup mulut dan diikat. Ternyata semua ini memang ide dari Aran.

"Haha, bener kan kalo itu lu, mungkin lu pikir gue terlalu mabok untuk mengingat lu! Gue gak akan lupa luka di leher gue ini karena siapa!" Teriak Aran dan tertawa.

"Gue bahkan gak tau lu bangs*t!" Teriak Aldo.

"Lu yang ninggalin bekas ini di pertarungan sebelomnya!" Kata Aran menunjuk bekas luka di lehernya. Aldo masih berusaha mengingat namun tidak dapat menemukan memori itu.

"Jadi semua ini karena urusan lu ma gue? Kenapa lu kerjain temen-temen gue!" Kata Aldo.

"Biar lu tau rasanya keluarga lu di bantai sama musuh lu!" Kata Aran.

Aldo tiba-tiba tersadar akan kejadian beberapa tahun lalu, saat terjadi perang besar antar geng di kotanya. Arachnoid habis di tangan Ryujin, pemimpin Arachnoid di bantai oleh ayah Aldo sementara, Gito membantai 2 anggota petinggi Arachnoid dan Aldo membantai 2 lainnya.

"Ja..jadi lu belom mati?" Kata Aldo kaget.

"Gue juga belom!" Tiba-tiba Tian keluar dari belakang Aran.

"Toya, ngapain lu?" Aldo bingung.

"2 orang yang lu biarin hidup cuman karena lu cemen gak mau ngabisin orang itu, adalah gue dan bang Aran, kita adalah anak bungsu dari Cio, leader Archnoid yang mati ditangan Dito bapak lu!" Kata Tian penuh emosi. Aldo terkaget karena penjelasan itu.

"Muka gue terlalu hancur saat itu sampe gue harus operasi plastik, gue dah janji bakal balesin dendam keluarga gue!" Kata Tian menghunuskan pedangnya.

Tian langsung menyerang Aldo. Dengan sigap samurai Ryujin terhunus menahan serangan pedang Tian.

"Okai kalo itu mau lu gue ladenin," Aldo mendorong mundur Tian. Di melepas jasnya, dan dibalik jasnya sudah tidak ada apa-apa lagi alias dirinya sudah bertelanjang dada. Dirinya bersiap dengan samurainya.

"Aaaargh!" Tian berlari menyerang Aldo kembali.

Pertarungan sengit bak film-film dan anime pun terjadi. Semua orang mengelilingi mereka dan bersorak mendukung bos masing-masing.

Denting sabetan antara kedua senjata menggema diseluruh ruangan. Darah sudah bercucuran dari dada Aldo yang terkena serangan Tian. Sementara tangan kiri Tian sudah tidak bisa bergerak banyak karena terkena sabetan oleh Aldo.

"Mas, 1 jam, polisi bakal kesini," teriak Gito dari pinggir area pertempuran. Hal yang sama dibisikkan anak buah Aran pada Aran.

"Bugh!" Satu tendangan Aldo di dada Tian membuatnya tersungkur.

"Aran kabur, kejar, selamatkan Marsha!" Perintah Aldo.

Saat Aldo sedang bicara dengan Gito dengan membelakanginya, Tian segera bangkit dan menyerang Aldo.

"Crsh!" Darah menetes, menetes dari telapak tangan Aldo yang menangkap pedang Tian.

Aldo berdiri dengan tangan masih memegang pedang Tian. Entah kenapa aura Aldo dirasa berubah oleh Tian. Aura pembunuh ini yang dulu hampir mengambil nyawanya.

"STOP!" Suara teriakan menggema di seantero ruangan.

Baik Aldo ataupun Tian menoleh kearah suara. Disana berdiri seorang wanita. Namun karena dirinya membelakangi cahaya, keduanya tidak bisa melihat siapa yang datang.

**************************************

Happy reading

Cerita AldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang