Bab 16

643 86 1
                                    

Seorang gadis mungil melompat turun di antara keduanya. Kedua pria yang sedang baku hantam ini terdiam melihat gadis itu. Gadis itu memiliki arti tersendiri di mata kedua pria ini.

"Bos polisi!" Teriak salah seorang anak buah mereka.

"Bubar!" Perintah Aldo dan Tian bersamaan. Anak buah mereka berhambur meninggalkan tempat itu menyisakan ketiganya disana.

"Flora, lu ngapain disini!" Kata Tian.

"Lu....," Aldo berusaha mengingat wanita yang sering terlintas di kepalanya.

"Lu berdua kenapa harus ribut lagi? Lu lupa sama janji kita?" Tanya Flora.

"Janji itu batal saat ayah gue mati ditangan ayahnya!" Teriak Tian.

"Sumpah gue gak bisa inget apapun!" Kata Aldo berusaha mengingat.

"Kita pergi dari sini!" Kata Flora menarik keduanya yang sudah berlumuran darah dari sana.

Sementara Gito dan beberapa anak buahnya masih berusaha mengejar Aran. Aran yang semakin terjepit karena anak buah yang menyertainya mulai tumbang akhirnya memilih nekat dengan melempar Marsha dari mobilnya, untungnya Gito bergerak cepat melompat dari motornya menangkap Marsha.

"Non, Marsha gak papa?" Tanya Gito.

"Iya, gak papa," kata Marsha berusaha tegar walau telah berlinang air mata.

"Pak, tempat udah dikepung polisi, yang lain sudah berhasil pergi, kecuali bos," kata anak buah Gito.

"Bawa non Marsha ke RS, amankan, bos urusan gue!" Kata Gito segera pergi dari sana.

Disebuah gedung kosong, Flora, Aldo dan Tian berhasil menghindari kejaran polisi.

"Oke sekarang gak akan ada yang ganggu kita!" Tian kembali menghunus pedangnya.

Aldo bersiap kembali menghunuskan pedangnya. Sebelum keduanya berkelahi Flora berdiri diantara keduanya dengan tangan terbentang.

"Tian cukup! Aldo stop!" Kata Flora.

"Minggir Flo, gue bakal selesaikan ini!" Kata Tian penuh emosi.

"Gue gak inget lu siapa, tapi gue minta lu minggir sekarang" Aldo kali ini maju lebih dulu.

"Traang!" Pedang Aldo dan Tian tidak saling beradu melainkan tertahan oleh katana dikedua tangan Flora.

"Lu berdua boleh lupa janji kita bertiga waktu kecil, tapi lu berdua harus inget, lu berdua gak pernah ngalahin gue!" Kata Flora.

Akhirnya malah perkelahian diantara ketiganya yang terjadi. Dan Flora tidak bercanda dengan kata-katanya. Secara tenaga mungkin Aldo pemenangnya, secara teknik Tian lebih baik, namun secara kelincahan keduanya tidak sebanding dengan Flora.

Akhirnya keduanya menyerah pada Flora dengan posisi 1 katana Flora berada di leher Tian dan 1 katana di bahu Aldo.

"Ini udah gak lucu! Stop!" Kata Flora mencabut katana yang menancap di bahu Aldo. Aldo sudah tidak bisa menggerakan badannya dia jatuh terkapar. Begitu pula Tian yang melempar pedangnya.

"Christian Angelo Harland! Revaldo Adel Cahyadi! Kita dibesarkan dengan cara keluarga kita masing-masing, Arachnoid membesarkan lu Tian, Ryujin dan keluarga lu membesarkan lu Aldo, gue dan Wolf juga gitu, tapi masa kecil kita selalu kita habiskan bertiga, masa happy kita sebelum kita sengaja dipisah, kalian udah janji ma gua kalo kita bakal ngerubah ini semua!" Kata Flora menangis melihat kedua sahabat kecilnya.

Aldo tiba-tiba mendapatkan sebagian ingatannya yang hilang karena traumanya. Aldo akhirnya mengingat siapa Flora. Setelah perang antar geng dan ayahnya yang masuk penjara, Aldo mengalami masalah kejiwaan yang cukup berat, membuatnya dengan sadar memendam dan mengubur semua memorinya sehingga sebagian ingatannya yang kelam hilang atau muncul sebagian.

Mereka bertiga adalah teman SD dan mereka sahabat yang terpisahkan oleh masalah keluarga mereka. Namun Aldo memaksa kedua sahabatnya untuk merubah ini semua. Itu juga alasan Aldo membiarkan Tian hidup di pertarungan sebelumnya, karena Tian adalah sahabatnya.

"Gue kecewa ma kalian berdua," Flora beranjak meninggalkan keduanya terkapar disana.

Keduanya sudah kehabisan tenaga, mereka hanya bisa terkapar disana. Tidak bergerak.

"Bos!" Gito tiba disana dan langsung mendatangi Aldo.

"Tian!" Aran juga muncul disana, dirinya menyambangi Tian yang terkapar.

"Kita pergi dari sini," Aldo segera meminta bantuan Gito untuk pergi dari sana.

Tiba-tiba Aran mengambil pedang Tian dan berlari menyerang Aldo yang mebelakanginya.

"ALDOOOO!" Teriak Tian membuat Aldo menoleh.

"Crsh!" Tusukan pedang itu menembus. Aldo melihat dadanya yang tidak terkena tusukan.

"Stop bang, ini harus selesai!" Kata Tian terbata. Pedang itu menembus Dada Tian yang menghalangi Aldo.

"Tiaaan!!!" Aldo dan Aran berteriak bersamaan.

**************************************

Happy reading

Cerita AldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang