#waktu bersamamu

1 3 1
                                    

Avisa sedang mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa untuk ke Pondok, Avisa membawa busana muslim yang banyakk, dan Hadist Hadist, lalu tak lupa Al-Qur' an kesayangan nya, Avisa menutup tas besar itu, lalu pergi ke dapur melihat sang ibu yang sudah berubah, beliau lebih penyabar, dan lebih lembut daripada sebelumnya, Avisa membantu Ibu membuat beberapa manisan kecil, Ayah dan pak Jaya bersiap siap mengantar Avisa ke pondok, Avisa bersama kedua orangtuanya berangkat menggunakan mobil, selama di perjalanan Avisa hanya tidur, dipangkuan sang ibu,Setelah sampai Avisa memeluk kedua orangtuanya dan meminta do'a agar lancar kehidupan pondoknya, Avisa melihat pondok yang sangat besar itu, namun Avisa memilih tinggal dikos kosan, Avisa berjalan ke kos kosan dan melihat gadis gadis yang akan menjadi temannya.
Mereka cantik.

Syifa:"Assalamualaikum!, Kamu kecil banget!?"
Avisa:"Ha?"...
Aulia:"Hei, gak boleh gitu.. Tapi memang sih.. Tapi kamu lucu"
Zaskia:"Masyaallah aku sekamar sama pelawak!"
Azkila:"Aku enggak.."
Avisa terdiam dengan teman-teman sekamar kostnya, namun memang benar benar menyenangkan, rasanya lega...
Ada Syifa, Zaskia yang selalu meramaikan suasana, Aulia gadis yang pintar dan santai orangnya, sedangkan Azkila hampir sama seperti Avisa, namun Azkila orangnya tenang, telaten, dan saat ada tugas harus selesai hari itu juga, Avisa menjadi lebih ceria, wajahnya tidak seperti dulu yang suram, namun saat dilingkungan pesantren, Avisa menjadi gadis paling ceria yang pernah ada di pesantren itu,

Apakah sebuah pertolongan dari Allah itu ada?, jawabannya ada.
Satu keyakinan yang sangat Avisa percayai bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba yang bersujud, dan meminta apapun padanya, Allah tidak tidur, maha adil.

   ⋇⋆✦⋆⋇ 

Hari itu adalah hari yang tenang dan seperti biasa dihari minggu Avisa, Azkila dan Aulia ingin pergi ke perpustakaan, Perpustakaan pesantren ini besar Avisa sering kesini hanya untuk mengisi waktu, Perpustakaan nya bertingkat 3 tentunya saat pertama kali kesini, Avisa tercengang sendiri dan langsung masuk tanpa berpikir panjang, sampai  sekarang, saat ini Avisa berada ditempat buku buku pelajaran, Avisa mencari buku favorit nya buku paket IPA,

Azkila:"Avisa, aku sama Aulia ke lantai dua dulu ya?" Diikuti Aulia dibelakang Azkila,
Avisa:"Oh oke!, aku nyusul nanti"
Aulia:"Oke!"
Aulia dan Azkila menaiki tangga dan meninggalkan Avisa berada antara rak buku, Avisa sangking asyiknya melihat lihat buku, sampai akhirnya Avisa berada di ruang paling pojok, Buku paket disana tebal tebal, Avisa mendongak ke atas dan melihat buku yang seperti nya sangat menarik, namun Avisa kebingungan karena raknya lebih tinggi daripada Avisa, Avisa mencari-cari sesuatu yang bisa membuat nya lebih tinggi, setelah mencari-cari akhirnya menemukan tanggan beroda, Avisa mendorong tangga itu ke arah rak, sebenarnya jauh antara tempat tangga itu dan rak yang dituju Avisa, Tapi karena ada AC Avisa tidak merasa  kelelahan, suara roda kecil berputar, Avisa mulai menaiki tangga, dan lupa mengunci roda tangga, Avisa naik, lalu meraih buku besar itu dan membacanya ditangga, lalu roda mulai berputar,
Avisa:"Eh!?"
Avisa dibawa tangga berjalan itu, dan pas sekali jalan nya turun, otomatis roda semakin cepat berjalan,
Avisa:"Bismillah..." (Niatnya lompat tapi tidak jadi)
Dan BRAK!
rodanya menabrak tangga, Avisa terlempar ke arah pintu, Avisa menutup mata, namun anehnya tidak ada rasa sakit hanya ada suatu tabrakan, seperti menabrak orang?.
*BRAK*(suara tangga yang jatuh)

                               ⋇⋆✦⋆⋇ 

Avisa membuka mata, dan posisinya saat ini.. Digendong?
Avisa menatap ke atas dan melihat orang yang menggendong nya,
Avisa:"eh?.."
Laki-laki... Laki-laki yang tampan itu menatap Avisa tajam dengan mata Elangnya, Avisa bilek:|
"Anda tidak apa-apa?" Suara berat
Avisa:'masyaallah, ciptaan Allah mana yang tidak sempurna!!' batin Avisa melihat laki-laki itu, Laki-laki itu terdiam dan sepertinya sedang memperhatikan Avisa, Avisa buru-buru turun.
Avisa:"ehmmm... Maaf!, aku tidak sengaja membuat tangga meluncur!, saya lupa mengunci rodanya!" *╥﹏╥*
Avisa menjelaskan sambil menunduk dan tidak berani menatap laki-laki yang menangkap nya agar tidak berakhir di lantai depan pintu,
Laki-laki itu menoleh ke arah tangga yang tergeletak "Huft" Helaan nafas panjang keluar dari laki-laki itu.
"Kau semakin cantik ya, Avisa"
Avisa terdiam, lalu perlahan menatap dan memerhatikan wajah laki-laki itu, mata Avisa sedikit terbuka lebar,

Ethan seorang laki-laki yang mengajarinya ice skating, dan orang yang ia tolong saat dipukuli, dulu badanya sudah tinggi terakhir bertemu, tegap, menawan itu yang selalu dilihat Avisa pada Ethan, meskipun yang Avisa ketahui adalah Ethan anak seorang panglima, tidak ada yang lain, Avisa tersenyum melihat Ethan yang sudah hampir dewasa,

Avisa:'kira-kira mungkin... Umurku 16 tahun.... Berarti Ethan.. 17 tahun'
Ethan:"Bagaimana bisa sampai melayang begitu?" Tanya Ethan dengan menahan tawa, namun tetap saja 'menawan'
Avisa:"Ahaa... Itu... Sebuah musibah yang tidak bisa dihindari"..
Ethan:"Untunglah aku datang, jika tidak tepat, mungkin aku kau tabrak, atau aku yang akan masuk, lalu kau yang terbentur pintu kaca?"
Avisa:"sudahlah..." Avisa menahan malu, juga menyalahkan diri karena lupa,
Ethan memerhatikan Avisa, pandangan nya Avisa masih seperti anak kecil yang ia temui dulu,
Ethan:"Omong-omong, kenapa kau ada disini?, atau sebuah kebetulan aku mengikuti kata hatiku?"
Avisa:"aku mondok disini.. Seharusnya aku yang tanya... Kok kamu disini?"
Ethan:"Aku?, aku.... Ada... Urusan"
Avisa:*ಠ_ಠ?* "Yaudah lah... Tapi...bisa bantu aku?"
Ethan langsung melirik tangga yang tergeletak,
Ethan:"Tentu" Sambil sedikit tertawa samar-samar, Ethan mengangkat tangga dan membenarkan posisinya dengan instruksi Avisa.

                               ⋇⋆✦⋆⋇ 

Avisa langsung terduduk lega di lantai Perpustakaan, sebenarnya ada beberapa buku yang berantakan karena getaran, Avisa terdiam sambil ditemani Ethan yang tertawa kecil, namun terdengar oleh Avisa.
Ethan ikut duduk di tangga perpustakaan, sedangkan Avisa berada di lantai, Avisa menatap Ethan yang seperti nya sedikit kelelahan, Ethan membuka kemejanya sedikit dan terlihat otot-otot dadanya yang besar, seperti dilatih bertahun-tahun, Avisa langsung mengalihkan pandangan,
Avisa:'ya.. Emang sih... Kan anaknya panglima╥﹏╥, eh tapi enggak juga.. Masyaallah, astaghfirullah!'
Avisa menenangkan hatinya agar tidak berlebihan,
Ethan:"Ada apa?"
Tiba-tiba Ethan mendekat kan Wajahnya dengan wajah Avisa, hingga hanya beberapa inci, Avisa mengeblush
Avisa:"WAAA!"
Avisa tidak sengaja memukul wajah Ethan, namun Ethan hanya diam dan menyingkirkan tangan kecil Avisa dari wajahnya,
Ethan:"Apa yang kamu pikirkan?"
Avisa:"Aa... Anu... Itu... Tidak ada"
Ethan:"Aku ragu" Singkat, padat, tajam.
Avisa sedikit ketar ketir padahal benar-benar tidak memikirkan apapun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rencana  Cinta Dibawah HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang