"Yang fana itu waktu, kita abadi bukan?"
Tentang sepasang ganjil yang tak digenapkan oleh tangan Tuhan.
"Kalau ada satu juta orang yang cinta sama lo, maka gua salah satunya.
kalau ada satu orang yang cinta sama lo, maka gua orangnya.
Dan kalau suda...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tuhan, aku mencintainya, tolong berikan aku hidup."
_______________________________________________
• • ✐ᝰ.ᐟ• •
Waktu berlalu seperti merangkak.
Seminggu pertama tak ada tanda-tanda yang berarti dari Zeeandra. Begitupun minggu kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Pemuda itu tetap kaku, terpejam di atas bangkar rumah sakit.
Orang-orang di sekeliling Zeeandra sudah mulai melanjutkan hidup, namun jelas segalanya sudah berubah. Gracio tidak langsung tinggal di Jakarta, pria itu di inapkan Prama di sebuah shelter di Bali. la perlu berdamai dengan masa lalunya, mengobati lukanya, memaafkan dirinya sendiri, juga belajar menerima kepergian istrinya.
Entah berapa lama waktu yang Gracio perlukan, yang jelas, ia hanya boleh pulang jika hatinya sudah bisa memaafkan.
Di sisi lain, Angelina Christy juga pontang-panting menata hatinya sendiri. Gadis itu berdiri tegak, berpura-pura bahwa ia sudah baik-baik saja. Christy melakukan kegiatan seperti biasanya. la kuliah, belajar dan tertawa.
Sesekali Christy menyempatkan diri menjenguk Zeeandra, bercerita pada pemuda itu tentang banyak hal. Tentang Veron, Jessi, Muthe, tentang Maminya, tentang Papanya. Tentang apa saja kecuali tentang Christian Januar.
Sekilas, orang-orang akan mengira bahwa Christy memang sudah ikhlas menerima, tapi orang-orang terdekatnya tentu tahu, bahwa gadis itu hanya berusaha menyembunyikan luka.
Bagaimana bisa Christy baik-baik saja, sementara tawa di bibirnya tak selaras dengan hampa di matanya? Bagaimana bisa Christy baik-baik saja, jika sesekali Veron, Jessi, maupun Muthe menemukan Christy yang berpura-pura ke kamar mandi dan kembali dengan mata merah? Bagaimana bisa Christy baik-baik saja, jika Prama dan Gracia sendiri yang menyaksikan anak gadisnya kerap merintih di tengah tidurnya?
Tapi begitulah cara Christy menghadapi patah hatinya. Dengan bersikap segalanya baik-baik saja. Bukan untuk orang lain, topengnya hanya untuk dirinya sendiri.
Tiga bulan berlalu, dan mereka mulai putus asa menunggu. Keadaan Zeeandra tetap tak menunjukan perkembangan, kecuali pada lukanya yang mengering.
Satu-persatu dokter menyerah. Luka Zeeandra terlalu parah. Mereka mengatakan bahwa hanya keajaiban yang bisa membawa pemuda itu kembali tanpa satupun cacat.
Kenyataan menyakitkan itu menghantam mereka sekali lagi. Memburuknya keadaan Zeeandra, sama dengan memburuknya keadaan Gracio. Prama menghabiskan waktunya bolak-balik Jakarta-Bali untuk memantau pasien ayah dan anak itu sendiri.