Bucky, Pengintaian, dan Senjata

6 0 0
                                    

Steve yang sudah memulihkan ingatannya dan Tsunayoshi Sawada sebenarnya tidak lama berada di rumah Sam, karena Black Widow segera menemukan tempat persembunyian mereka. Dia mendapat misi rahasia untuk membawa Captain America dan Godfather yang baru ke markas yang aman.

"Kalian berdua ikut begitu saja?" Black Widow yang sudah membawa Steve dan Tsunayoshi Sawada ke dalam mobil tersenyum sambil berkata, "Tidak takut kalau aku ini mata-mata HYDRA? Lagi pula, aku memang agen mata-mata yang sangat bagus."

Natasha sama sekali tidak keberatan menggunakan identitasnya untuk bercanda, meskipun itu bisa jadi hal yang serius, tapi di mulut wanita ini sepertinya menjadi tidak begitu penting.

"Natasha, kita kemana sekarang?" Captain America tentu saja memberikan kepercayaan penuh kepada teman-temannya di Avengers.

"Ada seseorang yang ingin bertemu dengan kalian," jawab Black Widow.

"Apakah itu Director Fury?" tanya Captain America, mengernyitkan dahi.

"Aku kira kamu satu-satunya yang tidak meragukan kematian Fury," Natasha sengaja menunjukkan ekspresi terkejut.

"..." Steve diam sejenak. Sebenarnya, dia benar-benar percaya, karena dia sendiri melihat Fury di meja operasi dengan jantungnya berhenti. Jika bukan karena Tsunayoshi dan Tony yang meragukan kematian Fury, Captain America pasti tidak akan meragukan kebenaran kematian Fury.

"Sejujurnya, aku punya dokumen rahasia untuk kamu lihat," Natasha yang sedang menyetir dengan satu tangan menyerahkan map kuning muda yang berisi dokumen ke kursi belakang, "Tapi, Captain, sebelum kamu lihat, aku rasa kamu perlu menyiapkan dirimu secara mental."

Steve terkejut sejenak saat melihat ekspresi serius Natasha. Captain America yang lebih serius dari Black Widow langsung terfokus pada dokumen yang dibuka di tangannya.

Saat Captain America membuka map dan melihat foto pertama yang diperbesar, mata pria itu langsung membulat.

"Bucky." Steve menyebut nama orang yang ada di foto itu dengan suara pelan.

Foto tersebut terlihat sangat usang, dan Steve merasa ingatannya juga ikut memudar. Orang dalam foto itu adalah seseorang yang sangat dikenal oleh Captain America, sahabat terbaiknya sekaligus rekan perangnya yang paling dekat—Bucky Barnes.

Di foto tersebut, pria kurus itu tampak sangat pucat, matanya tertutup, terbaring di dalam ruang pembekuan.

"Dia sekarang bukan Bucky yang kamu kenal, tapi Winter Soldier," kata Black Widow dengan tenang.

Captain America menatap Natasha dengan mata tak percaya. "Maksudmu..."

"Ya, Kapten. Setelah dia diculik oleh HYDRA, dia telah dimodifikasi. Sekarang dia sepenuhnya berada di bawah kendali HYDRA." Natasha melanjutkan, "Tentu saja, dia juga salah satu musuh yang kita hadapi kali ini, bahkan hampir membunuh Fury."

Steve terdiam, namun hatinya tak tenang, bahkan menggulung gelombang kekacauan yang sangat besar.

Captain America sama sekali tidak menyangka bahwa setelah tujuh puluh tahun, bukan hanya dirinya yang masih hidup, tetapi Bucky yang selalu berada di sampingnya, berperang bersamanya, juga ternyata masih hidup. Banyak kenangan berputar dalam ingatan Steve, kenangan yang sudah lama terlupakan, tentang masa perang di masa lalu ketika dia dan Bucky selalu berada di garis depan, tak pernah mundur dalam pertempuran.

Kenangan itu begitu jelas dalam ingatannya, seolah tidak pernah terkubur di dalam pikiran Steve. Dan ingatan terpenting dari perjalanan panjang itu berakhir pada musim dingin yang sangat keras, ketika Bucky yang terluka jatuh dari kereta yang melaju kencang dan terguling ke jurang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketika Pahlawan Super Bertemu Vongola [Komprehensif]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang