.
.
.
.Pagi ini suasana di mansion sedikit sunyi setelah Taehyung dan Grandma Kim membawa Jisoo ke rumah sakit untuk menjalani terapi. Jennie, yang tinggal di mansion untuk menjaga Yuna, tidak bisa menyembunyikan perasaan gelisahnya terhadap jisoo. Hatinya berat setiap kali membayangkan harus menjalani perawatan tanpa dirinya di sisi putrinya itu.
Jennie menatap keluar jendela ruang keluarga, memandangi jalan yang perlahan sepi setelah mobil Taehyung menghilang dari pandangannya. Tangannya menggenggam segelas oranges jus, namun pikirannya melayang jauh.
"Seharusnya aku yang menemani Jisoo......" Jennie berbicara pada dirinya sendiri dengan suaranya yang pelan
Tangis yang tertahan membuat matanya berkaca-kaca. Jennie menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Di sisi lain ruangan, Yuna mulai menangis pelan dari boks bayinya, menarik perhatian Jennie.
----
Jennie segera bangkit dan menghampiri putri kecilnya, setelah itu mengangkat Yuna ke dalam pelukannya.
Jennie tersenyum lembut meski matanya masih terlihat sembab.
"Aigoo, Yuna-ya... Kau tahu, mommy sedang memikirkan eonnie mu. Kau harus jadi adik yang baik untuknya"
Jennie mengelus lembut kepala Yuna yang masih menangis di pelukannya, mencoba mengalihkan kegelisahannya dengan memberikan perhatian penuh pada putri kecilnya itu. Namun, pikiran tentang Jisoo tak henti-hentinya muncul, menyelimuti hatinya dengan perasaan bersalah dan kerinduan yang mendalam.
"Eonnie-mu sangat istimewa bagi mommy, Yuna. Mommy tahu, suatu hari nanti dia akan menyayangimu seperti mommy menyayangi kalian berdua" Bisik Jennie pelan, sambil mencium pipi yuna
Yuna perlahan berhenti menangis, seolah memahami kata-kata mommy nya. Bayi kecil itu menatapnya dengan mata beningnya, membuat Jennie tersenyum tipis.
.
.
.
.
.
.Sementara itu, di perjalanan menuju rumah sakit, suasana di dalam mobil terasa hening. Taehyung berusaha mencairkan suasana dengan pembicaraan hal ringan, namun Jisoo hanya merespons seadanya. Grandma Kim duduk di sebelahnya, memperhatikan dengan penuh kasih, mencoba memberikan dukungan tanpa memaksa.
"Jisoo, terapi ini untuk kebaikanmu. Grandma yakin, dengan kesabaran dan usaha, kau akan pulih lebih cepat" Ucap grandma sambil menyentuh tangan jisoo dengan lembut
Jisoo hanya mengangguk pelan, pandangannya selalu tertuju ke luar jendela. Di hatinya, masih ada rasa berat untuk menerima kehadiran Jennie, meski jauh di lubuk hatinya, jisoo merasa rindu dengan perhatian Jennie sebelum dirinya mendapat kan kabar bahwa akan ada adik bayi diantara mereka. Namun, rasa sakit dan amarahnya masih terlalu besar untuk diungkapkan.
Sesampainya di rumah sakit, perawat menyambut mereka dengan sangat ramah. Taehyung dan Grandma Kim membantu Jisoo masuk ke ruang terapi, memastikan segalanya berjalan lancar.
Di sisi lain, Jennie terus menunggu kabar di rumah, berharap yang terbaik untuk putrinya meski dua tahu perjalanannya untuk kembali ke hati Jisoo masih sangat panjang.
.
.
.
.
.Di mansion, Jennie berjalan ke ruang tamu sambil membawa Yuna, duduk di sofa, dan membaringkan bayi itu di pangkuannya. Tangannya yang lembut mulai menggoyang-goyangkan Yuna untuk menidurkannya kembali. Saat itulah ponselnya berbunyi, sebuah pesan masuk dari Taehyung.
"Jisoo baru saja masuk ke ruang terapi. Dia terlihat baik-baik saja, tapi dia masih banyak diam. Tenaga medis mengurusnya dengan baik, kau jangan khawatir" Pesan dari Taehyung

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Going Home Mom || ^SHIPMOM JENSOO^ ||
FanfictionKim Jennie yang berusaha untuk meluluhkan hati putrinya Kim Jisoo, yang mana putrinya itu sangat amat membenci mommy nya :(( . . "KIM JISOO" Teriak jennie sambil melayangkan tamparan ke pipi kanan jisoo "YAK KIM JENNIE APA YANG KAU LAKUKAN" Marah Ta...