Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perngentotan tadi semalam rupanya bukan celah juga untuk Jovan mendapatkan maaf dari vander, nyatanya kekasihnya belum juga menegurnya disaat bangun dari lelapnya tidur. Malah saat bangun, diranjang kosong. Saat Jovan melangkah keluar kamar, hanya ada gitar milik prianya di sofa.
Vander pergi lagi ya.
Ia menghela nafas berat, melangkah gontai dengan piyama coklat madunya, eh Jovan sudah pakai pakaian ini artinya vander sempat menggantikan bajunya saat Jovan kelelahan. Ia memilih duduk di kursi makan, jadikan tangannya sebagai alas kepalanya, memejam singkat sebelum kembali terbuka karena pintu apartemen.
Vander masuk, seperti nya habis membeli makanan karena memang sudah waktunya makan siang. Ia tak mengucapkan apa apa melainkan langsung menaruh seluruh belanjaan yang ia bawa diatas meja makan, tepat didepan Jovan.
Lalu ia pergi kembali masuk ke kamar, Jovan yang melihatnya jelas terkejut, vander semarah itu padanya.
Jelas, momen itu tak bisa diulang, dan Jovan benar benar mengecewakan kekasihnya. Padahal vander memberikan apapun padanya, bahkan disaat marah begini juga, vander tetap membelikan makanan untuknya, tak mau Jovan telat makan.
Ia menunduk, tak menyentuh beberapa makanan yang vander beli untuknya. Kembali baringkan kepalanya diatas tangan sampai beberapa menit vander kembali keluar, ia lihat Jovan tidur dimeja makan.
Ia menghela nafas, Jovan gak makan sama sekali. Hanya perhatikan sekilas ia langsung melangkah ke pintu depan dan membuka pintu, sepupunya muncul didepan sambil mendekap dada.
Jeslin melihat wajah lemah vander sekian lamanya, lalu ia tersenyum lebar "beneran udah balik"
"Bacot, lo noh kapan balik asal lo"
"Jancok, ngapain sih panggil gue?"
"Bantuin gue, masuk" vander persilahkan sepupu cantiknya itu masuk, jeslin turuti dengan senang untuk melihat isi apartemen vander, dan pacarnya. Oh iya kemana pacar vander yang cantik, manis, dan molek itu.
Saat duduk di sofa, jeslin tak sengaja melihat arah dapur, eh Jovan disana, mengelap pipinya yang ngences namun matanya menatap jeslin. Jeslin menyapanya namun Jovan diam saja, malah melangkah balik ke kamar dengan langkah yang dihentak agak kesal.
Ngapain pula dia kesini.
Didepan pintu jumpa vander yang baru ganti baju, sontak Jovan menghentikannya "mau kemana?"
Jovan berucap duluan, membuat vander menatap telak dengan pandangan tak kalah tajam "pergi"
"Sama dia? Ngapain? Lo punya pacar kak"
"Lah, orang dia sepupu gue, apa salahnya?" Jawaban vander agak ditekan, Jovan menahan nafas. "lo sama dia, bisa aja jadian!"
"Memang bisa, terus?"
"Gue pacar lo!"
"Ngomong sama orang yang milih ketemu mantannya daripada hadir di hari spesial pacarnya" jawab vander lagi, Jovan terdiam. Vander beranjak, namun Jovan tahan tangannya. Mungkin karena emosi bahas mantan tadi ya, vander yang mau nepis tangan Jovan malah gak sengaja nepisnya kasar banget.