11. Evander dan sikapnya📌

342 61 62
                                    

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Beneran, Jovan memang dimana sih sekarang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beneran, Jovan memang dimana sih sekarang?

Rumah angkasa, sambil nangis, air matanya gak berhenti turun kakinya dia bawa gak berhenti sampai tubuh mungilnya nampak oleh orang orang ramai, entah itu keluarga atau tukang yang sibuk dengan acara besok.

Mereka tak mengenal Jovan, jelas sekali hal itu semakin menambah kesan aneh, bahkan untuk keluarga angkasa sendiri.

"Permisi dek, cari siapa ya?" Tanya paman angkasa, ia tak tega melihat wajah merah menyedihkan milik Jovan.

Jovan menatapnya, walau seketika rasa mengamuknya tak dapat meluap karena dengan tetiba tubuhnya dibawa cepat, angkasa menyeretnya menjauh dari rumah, entah pria itu darimana.

"Angkasaaaa" tangis Jovan pecah, kuat. Tiba dimana tempat yang sepi, barukah angkasa melepaskan tangannya "jovanel"

Plak!

Tamparan amat kuat melayang dipipi kanan angkasa, si rubah menangis semakin kencang "ini? Ini yang lo bilang sibuk bangsat? Lo hilang berhari hari ternyata buat kasih gue semua ini? Anjing????!"

Jovan memukulnya, tak berhenti. Angkasa diam saja karena ia pun sulit menjelaskan. Ditambah, Jovan anaknya tantruman, sekarang mungkin ia sedang mengeluarkan jurus tantrumnya.

"Udah, Jovan. Dengerin penjelasan aku dulu, jovanel?"

"Apa yang harus gue dengerin, Lo mau nikah anjing, cowo gue mau nikah hiks!!" Ia melemah, angkasa langsung memeluknya erat "maaf, aku minta maaf"

"M-maaf?"

Angkasa tergerak melihatnya lebih cepat, dapat Jovan lihat mata itu memancarkan penyesalan, air mata angkasa pun jatuh mengalir lewati pipi "kamu tau, Jovan. Aku hilang, sibuk, karena aku ga tau caranya ngomong ke kamu, caranya ngelepas kamu dari awal.... Aku dijodohin" nada akhir dibarengi dengan isakan, Jovan menggeleng "gak mungkin"

"Aku ga bohong, demi Tuhan Jovan" angkasa mengusap pipinya "aku ga bisa putusin kamu, walau aku harus akhirin semuanya, aku ga bisa bilang apa apa, bingung. Yang ada di pikiranku kamu bakal marah, bakal benci aku, dan kita udah ga bareng lagi Jovan" menjambak surainya sendiri frustasi.

b'fams au 📌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang