Rey kelimpungan.Mulai dari semangkuk bakso, sepiring nasi goreng, seporsi batagor dan somay, juga segelas es jeruk ia bawa dalam satu nampan ditangannya.
Dengan tangan dan kaki bergetar, ia melangkah perlahan membawa semua hidangan yang akan ia makan sendirian.
Beruntung kantin kampus tidak ramai, menyebabkan tubuh kecilnya tidak tercekik kerumunan yang jelas akan membuatnya lalai membawa semua ini.
Ruang masih bebas, ada beberapa mahasiswa disekitarnya yang sibuk sendiri, namun tak ada yang mau membantunya.
"MAKAN BANYAK BANGET, TUMBUH TUH KEATAS BUKAN KESAMPING!"
Gigi Rey gemertak, ia memandang vander yang tak jauh duduk dari tempatnya melangkah "BISA DIAM GAK? BANTUIN KAGAK LU, CONGOR DOANG GEDE"
Vander tertawa besar, tak peduli dengan keadaan adiknya. Malah lanjut merokok, walau matanya memandang Rey agak was was, vander tak akan menunjukkan rasa khawatirnya sih.
Teman teman vander disana hanya terkekeh, sudah terbiasa dengan kelakuan vander dengan adik adiknya yang tak pernah akur.
"Ren ga masuk?"
"Beda kelas paling" jawab vander, Rey sudah melewati meja mereka karena itu vander berani menatap adiknya "dia berangkat bareng daddy gue tadi"
"Ga bareng lu? Parah"
"Ga, males" hembuskan asap rokoknya pelan pelan, walau matanya tak lama ikut melirik ke arah teman nya yang berucap.
"Itu Allen, tumben banget masuk kelas"
Allen datang dari arah Rey, dan benar saja. Dipenglihatan vander setelah itu, Allen membantu Rey membawa makanan.
"Kenapa ga minta tolong pak Somad nya?" Tanya Allen, Rey mengerjab. Memegang gelas berisi es jeruknya "pak somadnya sibuk, Rey laper duluan"
"Oh, kenapa nyari meja yang jauh kalau gitu?" Tanya Allen lagi, oh tidak Rey rasa jantungnya akan lepas. Serasa sangat diperhatikan, oleh seorang,, pacar.
"Rey sendirian, ga mau ditengah"
"Oh, sama ren beda kelas hari ini?" Dijawabnya dengan anggukan lucu. Allen tersenyum, ia melangkah cepat menuju meja sudut sehingga Rey agak sedikit berlari dibelakangnya.
Menaruh nampan berisi makanan milik Rey diatas meja "duduk sini"
Kakak kembar ren itu mengangguk, ia duduk di bangku saat Allen menggeret nampan ke arahnya "udah, kakak ke tempat teman teman kakak dulu ya?"
"Kak Allen ganteng ga mau nemenin aku?" Mata bulat Rey menatap lurus kearah matanya, begitu polos sambil menyesap minumannya. Sungguh tak seperti yang vander ceritakan bagaimana karakter Rey dirumah.
Ia menahan rasa samar didadanya, melirik ke arah vander yang memincing tajam seolah bilang 'jangan deketin adek gue bangsat'
Allen membalasnya dengan tatapan 'gimana bangsat, udah jatuh cinta duluan'
vander mendengus, teman temannya bingung saat pria tinggi itu pergi kearah Allen dan Rey, walau setelah itu barulah mereka paham mengapa vander pergi kesana.
Merangkul Rey "enak banget makan, bagi dong mbul"
Rey meliriknya segera, menampol kecil pipi vander yang duduk disebelahnya dan merangkulnya sok akrab "jauh jauh gak, bau neraka"
"Jahat"
Ada vander disini, barulah Allen duduk dihadapan keduanya. Ia memandang wajah Rey yang makan dengan lahap, sesekali mengamuk karena diganggu vander.
KAMU SEDANG MEMBACA
b'fams au 📌
Fiksi Penggemarbang family local, au. Slice of life. 18+, berbahasa kasar. Local!