"gue liat liat, lu digangguin kak vander terus ya?"
Dengan tatapan malas, Jovan melirik Nabil, perasaan nya yang awalnya membaik karena menikmati risol mayo dihadapan mendadak muak. Terpaksa ia masukkan seutuh cabe rawit kedalam mulutnya bersama dengan risol ditangan.
Ia tak menjawab pertanyaan Nabil, membuat pria berambut agak panjang itu menepuk tangannya "gue tanya bangsat"
"Mana ada dia gangguin gue"
"Iya ya?" Nabil mencoba berpikir "tapi gue kaya nyadar iya deh, dia pernah bilang lo cantik kan di Twitter"
"Banyak yang bilang gue cantik, bukan dia aja" sombong Jovan, Nabil berdecih.
"Lu hapus ya?"
"Iya, menyampah" tanpa sadar ia seperti mengiyakan ucapan Nabil, yasudahlah, Nabil pun mungkin tau kelakuan vander di Twitter yang selalu memuji Jovan.
Nabil mendekati wajahnya kearah jovan, wajah cantiknya ditumpu diatas telapak tangan "angkasa, gimana?"
"Lo pikir angkasa bakal marah? Please, cowo gue bukan anak anak" menyedot es teh manis nya "dia cemburu, tapi kata dia orang kaya kak vander gak perlu dilayan, sih. Ntar juga cape sendiri, lagian juga gue ga suka"
Nabil kembali mengangguk "iya juga ya, angkasa kan dewasa banget"
Kali ini Jovan yang mengangguk, benar, angkasa tak pernah terbawa emosi perihal vander yang selalu menganggu Jovan. Bagaimana lelaki nya mengelola otak yang ingin meledak, bohong kalau angkasa tak ingin mencari vander dan memukulnya membabi buta karena selalu mengajak Jovan pacaran. Tapi, prianya lebih dulu sadar kalau kekerasan bukanlah akhir segalanya, angkasa masih menghormati vander karena lelaki itu adalah seniornya.
"Angkasa percaya gue"
"Gue harap lo gak main main sama perasaan dia, sih"
Jovan menghela nafas, ia kembali memandang nabil "lo langsung pulang?"
"Gue ada kelas lagi, njing"
"Yah, baru mau nebeng"
"Lo ga bawa motor angkasa?" Jovan menggeleng "dia kerja, gak enak juga gue mau hubungin, belum jam istirahat"
"Gojek aja"
"Iya deh" Jovan berdiri, gelas plastik es teh nya dia bawa "yaudah kalau gitu gue pulang dulu ya"
"Yoi, hati hati"
Sesampainya diarea depan kampus, Jovan segera memesan ojek online, disayangkan Tuhan tidak melirik Jovan karena..
"Cantik, sendirian aja uhuy"
Jovan terkejut, ia melirik vander yang juga ingin pulang dari kampus, berhentikan motor tepat disebelahnya dan menyapanya dengan senyum yang sangat jelek, menurut Jovan.
Jovan tak layan, ia hanya diam dan menggeser tubuhnya sedikit menjauh dari vander.
Vander hanya balas dengan senyuman "kiw"
Dianggap hantu pun, akan vander kejar dia sampai mampus.
"Lagi nungguin ojek online ya, bareng kakak aja yuk cantik, ga takut tunggu sendirian disini?"
"Ngapain takut" jawab Jovan, judes "malah gue takutnya sama lo"
"Kok kakak, cantik?"
"Stop panggil gue cantik, bangsat!" Marah Jovan menggebu gebu "gue udah punya pacar"
"Oh, yaudah. Gue tunggu putus"
Jovan memandangnya dengan pandangan tak suka, mata seiras rubah itu memincing dan setelahnya melotot marah, ekspresi yang sangat lucu malah membuat vander semakin jatuh cinta.
![](https://img.wattpad.com/cover/378656857-288-k799418.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
b'fams au 📌
Fanficbang family local, au. Slice of life. 18+, berbahasa kasar. Local!