Happy Reading...
Salsa berdiri di belakang panggung, meremas ujung kerudungnya sambil memandangi keramaian aula. Baru saja selesai dari kegugupannya setelah tampil tadi sebagai qori'ah, kini ia harus bersiap untuk tampil kembali sebagai vokalis hadroh. Hatinya masih berdebar kencang, tapi kali ini dengan tantangan baru, menghidupkan suasana dengan lantunan sholawat.
"Salsa, ayo siap-siap!" Suara salah satu panitia terdengar, membuat jantungnya semakin berdegup.
Keyla menghampirinya dengan senyum lebar. "Sa, tadi kamu keren banget waktu qoriah! Aku yakin hadroh juga pasti sukses."
Salsa tersenyum tipis, meski gugupnya belum mereda. "Makasih, Key. Tapi... tetep aja deg-degan."
Belum sempat Keyla menjawab, suara langkah kaki terdengar mendekat. Zayyan muncul, membawa sebotol air mineral. "Ini, minum dulu," katanya dengan nada datar, menyerahkan botol itu pada Salsa.
"Makasih, Ayyan. Doain aku, ya," ucap Salsa sambil tersenyum. Wajah Zayyan seketika memerah, tapi ia buru-buru memalingkan pandangannya ke arah lain.
Dari kejauhan, Azhar memperhatikan mereka tenang meskipun dengan ekspresi datar. Ia sedang duduk bersama teman-temannya dari pesantren Al-Islam. Meski tidak menunjukkan apa-apa, sorot matanya tak lepas dari Salsa, seolah memperhatikan setiap gerak-geriknya.
Namun, bukan hanya Azhar yang memperhatikan. Gus Syakir, yang berada di sisi aula, berdiri dengan tangan bersedekap, mata tajamnya memandang ke arah Salsa. Sikap dinginnya tampak jelas, namun Ustadz Fahmi yang berada di sebelahnya hanya tersenyum kecil.
"Gus, jangan terlalu keras jadi pengawas. Nanti Salsa makin gugup," goda Ustadz Fahmi berbisik.
Gus Syakir menoleh tajam. "Saya hanya memastikan semuanya berjalan lancar, Ustadz." ucapnya menakan kata diakhir kalimat, Meski begitu, ada sedikit rona merah di wajahnya yang ia coba sembunyikan. Ustadz Fahmi hanya terkekeh kecil melihat saudaranya yang terlihat salting, karena terciduk memperhatikan gadis itu.
***
Ketika MC memanggil tim hadroh dari pesantren Nurul Huda dan Al- Islam, Salsa menarik napas panjang. Ia melangkah ke panggung dengan hati berdebar, ditemani timnya yang sudah siap dengan alat musik mereka.
Azhar yang berada di barisan penonton tak mengalihkan pandangannya. Ia langsung duduk dengan tegap, mencoba menyembunyikan kekagumannya pada Salsa.
"Bismillah," gumam Salsa pelan.
Musik hadroh mulai dimainkan, mengiringi suara Salsa yang melantunkan sholawat. Suaranya yang lembut menyatu dengan irama rebana, menciptakan harmoni yang menyentuh hati.
Penonton terpaku. Kolaborasi kedua pesantren ini menghadirkan suasana yang syahdu sekaligus meriah. Tepuk tangan mulai terdengar di sela-sela penampilan mereka, menunjukkan apresiasi penonton.
Di belakang panggung, Zayyan berdiri diam, memperhatikan Salsa yang terlihat percaya diri di atas panggung. Di sisi lain, Gus Syakir masih dengan sikap dinginnya, namun tatapannya tak pernah lepas dari Salsa.
"Lihat, Gus. Gabungannya sukses, kan? Salsa tampil luar biasa," bisik Ustadz Fahmi sambil menyikut bahu Gus Syakir pelan.
Gus Syakir hanya mengangguk tanpa menjawab, namun ada senyum tipis di ujung bibirnya yang ia sembunyikan, dan tatapannya yang dalam seolah berkata lebih banyak dari yang dia ungkapkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam (Revisi)
Teen FictionTypo bertebaran, Revisi nanti setelah tamat🙏 Di larang Plagiat✋🏻 --- Salsa Az-Zahra, seorang gadis pendiam yang cantik mempesona dengan balutan hijabnya. Kecantikannya tak hanya terlihat dari luar, tetapi juga dari sikapnya yang lembut dan penuh k...