J.E.V.A [Tamat]

Sepatah Kata Penulis

Dengan ini buku J.E.V.A resmi tamat. Terimakasih untuk semua dukungan yang telah pembaca berikan. Saya tidak tau jika buku yang satu ini sangat menarik minat pembaca. Padahal saya belum melakukan promosi dimana pun kalau tidak salah ingat.

Buku ini sebenarnya dibuat untuk bacaan ringan saja. Keseharian seorang anak yang dimanja oleh keluarganya. Tapi ia tidak menyukainya begitu beranjak dewasa karena merasa itu terlaku kekanak-kanakan. Dilain sisi, ia memiliki seorang kembaran yang mengubur dalam perasaan iri pada saudara sendiri karena semua hal yang ditolaknya itu adalah hal yang sangat ia dambakan.

Disini kita bisa lihat, semua anak entah itu sulung atau bungsu atau anak tengah sekalipun pasti punya kesulitannya masing-masing. Mungkin tidak terdengar asing di telinga pembaca sekalian tapi memang kenyataannya begitu. Daripada saling iri dengan hal-hal yang didapat saudara lain, kita bisa mengubah semua energi itu ke dalam bentuk positif. Mengeluh dan iri itu manusiawi sekali, namun tetap tak baik jika berlebihan.

Mengingat kembali ucapan Java, keluarga itu bukan satu hal yang harus dimenangkan. Karena sejatinya, dari awal keluarga itu sudah memenangkan hati satu sama lain. Tanpa diucapkan pun kasih sayang itu melekat pada diri kita walau tak nampak. Kembali lagi, cara orang mengekspresikan kasih sayang itu berbeda-beda.

Cerita ini terinspirasi dari Sasuke uchiha dan kakaknya Itachi. Kalau kalian menonton anime Naruto pasti ngerti. Bagaimana rasa sayang itu bisa berubah menjadi kebencian. Tapi untuk karakter di dalam buku ini campuran saya rasa. Saya menggambarkan Lingga sebagai sosok Kamado Tanjiro karena ia yang sabar dan cukup telaten. Ia salah satu karakter favorit saya dalam buku ini.

Sudah sampai disini saja, terimakasih atas perhatiannya. Terimakasih untuk semua jejak yang ditinggalkan. Sampai bertemu di tulisan saya yang lain.

Tertanda,
Penulis.