JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT
APPRESIASI ITU PENTING
JANGAN LUPA KLIK BINTANG
Aron memarkirkan mobilnya di rumah dengan penuh penyesalan, Dia dan Bima baru saja membawa nenek Sarah pergi dari Kota Marin. Dia tertegun sejenak sementara Bima duduk di sebelahnya mengecek berkas memastikan yang dia perlukan lengkap. Aron merasa dirinya membuat keputusan terburu-buru tapi mereka berdua tidak bisa mengambil resiko untuk mengikut sertakan Nenek Sarah untuk hal seperti ini.
"Aku tahu ini pilihan sulit, jadi Bima tolong buat ini berjalan dengan semestinya" Ucap Aron. Bima melihat Aron dengan sungguh-sungguh dan mengangguk sambil memegang bahu Aron "Akan aku usahakan"Balas Bima.
Mereka berdua turun dari mobil masuk ke dalam toko buah yang kini nampak sepi. Aron membuka jaketnya dan meminta Bima menjelaskan strategi yang akan mereka gunakan dalam sejam.
"Itu saja, tidak ada yang berubah dari yang kutawarkan tempo hari. Tapi paling tidak sudah ada anggota priest" puji Aron kepada Bima yang kini tersenyum sambil membersihkan meja menuju dapur. Tiba-tiba seseorang memaksa membuka pintu masuk toko buah. Aron berdiri melihat sementara Bima kini siap menarik pemukul kayunya mengikuti Aron. Setiba di depan pintu Aron menurunkan kewaspadaannya saat tahu ternyata yang berusaha masuk adalah Stela. Bima mendengus kesal lalu menuju pintu dan membuka kuncinya. Setelah pintu itu terbuka Stela langsung masuk dengan kasar menggeser pintu yang baru terbuka setengah.
"Hei kalian ini benar-benar membuatku pusing. Pertama aku telah menelpon toko buah ini delapan kali dan tidak ada yang mengangkat satu dering pun. Kedua saat aku tempat praktik dokter untuk memastikan disana kosong padahal waktu praktiknya masih buka. Kalian ini sibuk sekali ternyata"Omel Stela
Aron merasa Stela masih tertarik untuk mengajak Bima sebagai konsultan bisnis sementaranya. Sehingga dia pun memberikan kode ke Bima agar mau menyetujui keinginan gadis itu.
"Ah itu karena kami ada urusan mendadak, dan omong-omong apa yang membawa nona Stela kemari. Aku rasa itu cukup penting sampai anda mendatangi kami begini"Ucap Aron membuka obrolan
"Ya, cukup penting karena tawaranku masih berlaku, aku akan memberikan setidaknya kompensasi sedikit banyak hingga tuan penjual buah ini mau mengajariku" Jawab Stela dengan percaya diri
Bima membuang muka merasa harga dirinya terlalu tinggi untuk bisa bersabar menghadapi gadis yang tidak punya tata krama itu. Stela yang melihatnya merasa jika sikapnya tidak diterima mendadak mengambil vas di meja bermaksud untuk menimpuk Bima tapi hal itu dihentikan Aron. Bima yang berbalik melihat vas kesayanganya akan dipecahkan mendadak mendekati Stela merebut vas darinya.
"Hei, kau ini. Bisakah kau ini tidak menggunakan emosi sesaatmu disini. Ini adalah tokoku. Meskipun kuno menurutmu tapi ini tidak dapat digantikan dengan mudah oleh uangmu" Celetuk Bima kesal.
Stela yang malah mendengar ceramah dari Bima merasa kesal dan kembali termotivasi untuk mengambil vas itu dari Bima agar membuat laki-laki itu menyesal telah meresponnnya dengan tidak baik. Bima kembali mengamankan vasnya diketinggian dan memaksa Stela mundur karena kini tidak lagi bisa menggapainya.
"Hei dengar Nona kaya. Jika kau ingin bekerjasama dengan orang pastikan bahwa yang kau bawah itu sesuai dengan apa yang diinginkan orang yang akan kau ajak. Kedua, pastikan dirimu tidak membuat masalah seperti hal-hal tadi karena dalam kerja sama kedua pihak melakukannya dengan tujuan sama-sama untung dan saling suka bukan paksaan"Jelas Bima yang membuat Stela kini menarik kursi di dekatnya.
Aron melihat Stela kini duduk dengan sendirinya menandakan bahwa Stela kini merasa sangat memerlukan Bima membuatnya memberikan sedikit kode ke Bima agar menerima ajakan Stela sebelum moodnya berubah lagi. Bima memahami kode itu namun dia cukup tahu jika menginyahkan apa yang diinginkan Stela bisa mengancam bisnis kecilnya juga serta rencana mereka yang susah untuk dia kontrol mengingat konsultan bisnis biasanya menghabiskan banyak waktu untuk melihat laporan.
"Begini. jika kau memahami posisi konsultan bisnis sementaramu cukup urgent. Kenapa tidak mendatang tutor dari universitas ternama di kota ini. Aku tahu perusahaanmu telah banyak memberikan dana CSR dalam bentuk beasiswa ke universitas. Mendatangkan tutor untukmu adalah hal yang mudah." Usul Bima mencoba menghindari tawaran Stela dengan logis.
"Harus berapa kali sih aku jelaskan dengan berbusa-busa kepada kalian. Jika di perusahaanku saat ini orang-orangnya tidak ada yang bisa kupercaya selain pak Bimo. bahkan sekertaris keluargaku sekalian. jika pun aku meminta tutor didatangkan akan kupastikan orang itu ada di pihak orang itu. Jadi aku akan memilih orang yang tidak melihat uang dan kepentingannya kepadaku" Terang Stela mantap.
"Tapi kami juga adalah orang asing bagimu nona Stela. Bagaimana kalau kami juga mengambil keuntungan denganmu." Celetuk Aron yang disetujui anggukannya dengan Bima.
"Aku sudah memeriksa latar belakang kalian, dan harus aku-akui. Ya mungkin kalian akan mengambil keuntungan. Tapi setidaknya kalian adalah orang-orang jujur karena selama kuliah kalian di Universitas Marin kalian adalah bintang yang tidak bisa dikendalikan dengan uang. Dengan kata lain setidaknya kalian bisa menepati janji kerjasama yang akan aku berikan"Ucap Stela dengan percaya diri.
"Siapa yang kau suruh memeriksa latar belakang kami. Pak Bimo. Pak tua itu wah wah wah" Puji Bima terkesima oleh dirinya yang ternyata mendapat penilaian baik.
"Ya meskipun kalian terkadang kelaparan. Tapi setidaknya kalian berbisnis dengan jujur"Tambah Stela meruntuhkan senyum Bima saat itu juga.
"Kalau begitu. Apa yang kau tawarkan Nona?" tanya Aron yang langsung ke intinya.
"Eh kenapa kamu yang bertanya disini aku loh yang akan bekerja"Timpal Bima.
"Aku akan menjadikan kalian berdua konsultan pribadiku. Yang satu konsultan kesehatan dan yang satu konsultan bisnis. Ini cukupkan aku akan memberikan gaji Rp 10.000.000/ bulan. Bonus akan aku berikan jika proyek berjalan lancar serta alat komunikasi pribadi. Dan sebagai bentuk permintaan maafku aku akan memberikan mobil buah baru untuk Tuan toko buah karena jujur saja tadi aku merusak mobilmu" Ujar Stela yang langsung mendapat pelototan dari Bima yang reflek keluar melihat mobilnya kini kacanya pecah, dengan gambar piloks dimana-mana, ban yang kempes dan spion yang dirusak.
Bima menganggah memandang mobilnya itu, dengan marah dia menuju Stela untuk menarik rambut gadis itu yang langsung menjadikan Aron tamengnya. Melihat kekacauan itu pak Bimo datang untuk memisahkan mereka berdua dimana Aron telah menjadi bulan-bulanan mereka. Tarik menarik rambut itu telah membuat penampilan mereka berempat menjadi kacau. Setelah beberapa menit pertengkaran itu akhirnya berhenti dan kini mereka berempat duduk di dalam toko buah sambil memakan apel. Aron memarahi mereka berdua karena tidak melihat tempat bertengkar layaknya anak kecil.
"Ingat ya. Kalian ini sudah kepala dua dan masih seperti ini. Bikin malu saja" Tegur Aron sarkas yang mendapat tatapan dari dua orang pelaku tersebut.
"Jadi bagaimana. Apakah nona dan tuan melangsungkan kerjasama?" Tanya Pak Bimo. Bima memandang malas kepada Stela, tapi karena telah memakan apel di toko buah. Malu juga rasanya jika dia mengingat hal tadi, akhirnya dengan malu-malu dia menyodorkan tangan.
"Aku ingin mencapai kesepakatan, bagaimana dengan tawaran tadi ?" Ucap Stela yang membuang muka sambil menggigit apel. Tak disangka Bima menjabat tangan Stela
"Aku akan menerimanya hanya jika mobilku segeran diganti, dan kau mau membantuku merealisasikan program box buahku ke kapal pengirim penduduk ke seberang"Tawar Bima. Aron terbelalak. Bisa-bisanya Bima meminta hal yang lain lagi. Cukup rakus tapi tidak bisa dipungkiri itulah Bima tidak tanggung-tanggung. Dengan Semangat Stella mengiyahkan sambil mengambil buah apel lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hear Me Aron
РазноеFollow dulu ya baru baca Jangan lupa Vote and coment Dunia ini memang sangatlah misterius, semisterius segala hal-hal yang tak dapat kita perkirakan terjadi. bahkan cinta yang terlihat manis dapat berubah jadi benci yang pahit. Kadang ada yang men...