Protokol

19 1 0
                                    

Segala bentuk keburukkan pasti akan tercium meskipun disembunyikan Rapat-rapat. Bagaimana pun bentuk kebenaran disembunyikan akhirnya akan terungkap perlahan-lahan.
~Stela

Tit
Suara mesin protokol keamanan dimatikan oleh Aron. Stela dan Pak Bimo hanya bisa tertegun heran melihat lihainya Aron menggerogoti alat itu.

"Ini adalah kabel yang tidak ada hubungannya dengan kabel protokol itu." Ujar Aron.

"Bagaimana caramu mengetahuinya." Tanya Pak Bimo.

" Ayahku dulu pernah bekerja di Pabrik penggiriman barang sebagai Kapten. dan dia punya 15 unit dan setiap unit dikelolah dengan baik tapi aku tak pernah mendapatkan kabel seperti ini. Dan juga chip seperti ini. Jika diperhatikan ini seperti alat perekam. Oh shit ini penyadap."jelas Aron

"Jadi selama ini, segala bentuk gerak-gerik di rumah...."ucap Stela yang sedang menahan amarahnya.

"Maafkan saya Nona, seharusnya saya lebih memperhatikan hal semacam ini." Ucap Pak Bimo yang tengah ketakutan akan murka Bosnya

"Sebenarnya Pak Bimo ini bukan salah anda, karena ketidaktahuan seharusnya tidak menerima hukuman kan Nona Stela ?" Selah Aron yang coba menurunkan Emosi Stela.

"Aku tidak akan memecat bapak, yang menjadi kemarahanku bahwa aku yang terlalu bodoh ini tak tahu hal semacam itu akan ada di sekelilingku. bagaimana bisa aku hidup seperti tikus di dalam kandang. Hhhhaaaahhh" teriak Stelan

"Nona anda harus tenangkan diri Berhitunglah sampai 10" saran Aron

" Hah! Aku sedang marah dan kau menyuruhku berhitung. Dokter macam apa kau ? " Teriak Stela

Stela yang marah melempar benda yang ada di meja Aron sebagai luapan amarahnya.dia terpukul, sakit hati, dendam, pokoknya dia benar-benar marah bagai monster sekarang. Dia haus akan darah manusia, ia seperti akan mencabik-cabik setiap orang di dekatnya.

Aron mencari-cari obat penenang sedang pak Bimo menjadi bulan-bulanan lembaran berbagai benda dari Stela. Tiba-tiba Aron memeluk Stela dari belakang dan menancapkan jarum suntik ke lengan Stela lalu Ia pun segera tak sadarkan diri.

"Bantu aku membaringkan dia!"pintah Aron.

"Maafkan aku atas kantor yang berantakan, aku akan menggirim tukang bersih-bersih kemari" ucap Pak Bimo yang terengah-engah.

"Sudahlah pak ini bukan pertama kalinya aku bertemu pasien seperti ini." Balas Bimo

"Berapa kemungkinan Nona Stela bisa sembuh secepatnya?" Tanya Pak Bimo

"Tergantung bagaimana dia menerima dirinya sendiri"jawab Aron

"Itu berarti butuh lebih dari yang di perlukan" balas Pak Bimo

"Apa bapak akan meninggalkannya? " Tanya Aron

"Aku takut itu terjadi, dan dia belum sempat menjadi sesuatu yang seharusnya." Ucap Pak Bimo yang resah.

"Jangan pergi darinya pak, dia berpikir bapak adalah satu-satunya yang bisa di percaya dan mungkin yang dia miliki sampai saat ini. Hingga stressnya berat ini dia masih bisa memukulnya ke istana bak neraka itu." Terang Aron.

"Apa kau pernah ke Delima house? "Tanya Pak Bimo.

"Tidak, tapi selama yang kudengar AG memiliki keluarga yang kurang akur. Aku yakin istana itu adalah neraka baginya jika dia pulang dan hanya dapat surat tentang saham dan harta saja." Jawab Aron

"Wah pemberitaan saat ini memang sepertinya perlu di tutup ." Ucap pak Bimo

Dokter Aron menoleh ke arah Pak Bimo yang telah menua sekitaran umur 50 tahunan dan beliau masih Dengan pekerjaan supirnya mendefinisikan keloyalannya yang tak di ragukan lagi. Pantas saja Stela mengatakan hanya mempercayainya, gadis dan supir pria 50 tahunan melawan kerasnya dunia bisnis. Apakah bisa ?, Ini terlihat bukan lawan yang pantas. Di tambah lagi musuh mereka yang tak tahu rimbanya siapa saja. Ini akan jadi permainan berat sebelah.

Aron nampak kasian dengan pak Bimo dan Stela namun apa yang bisa di perbuatanya satu-satunya cara adalah Stela harus berdiri di kakinya sendiri. Hanya saja Stela gadis labil yang hidup dengan aturannya masih kurang pengalaman bisnis. Akan membuatnya jadi mangsa empuk untuk santapan ketamakan dan keserakaan. Pilihannya cuman satu jatuh lalu bangkarut. Namun mungkin akan berbeda jika Stela belajar Bisnis sekaligus mengendalikan amarahnya.

Dokter Aron memandang Stela yang tertidur di atas sofa dan Pak Bimo selayaknya keluarga yang sangat mengenaskan.  Aron pun mulai berpikir akankah pak Bimo memberikannya izin untuk memberikan saran bisnis keluarga AG dari seorang Psikiater. Ia pun mencari pembuka pembahasan yang tepat.

"Pak Bimo kapan terakhir kali, Pak Bimo membuka protokol keamanan itu" tanya Aron sambil menunjukkan benda diatas meja.

"Tentu saja saat saya tidur"sahutnya

"Hmm, apa ada saat-saat tertentu dimana pak Bimo mengenakan alat itu lalu terasa beda" tanya Aron di balik mejanya.

"Saat itu sebelum konferensi pers tahun lalu di Jakarta. Kerja sama Cosmo plane" jawab pak Bimo

"Mungkin waktu itulah para pecundang itu memasang penyadap itu"duga Aron

"Sepertinya tapi aku tak menyadarinya, bodohnya aku" ucap pak Bimo sambil menghela nafas.

"Sudahlah pak jangan di pikirkan yang penting sekarang untuk saat ini aman. Tapi masih ada masalah kecil lagi. Aku dengar bahwa saat ini banyak pihak investor AG menarik investasi karena beberapa pertimbangan terkhusus karena kasus meninggalnya mendiang orang tua Stela. Anda harus memikirkan itu dengan Stela" ucap Aron

" Itulah Nona Stela ini kan saat kuliah jurusan Musik. Ini akan jadi persiapan yang sangat lama" ucap pak Bimo lalu menghela nafas.

---

Sementara di tempat lain beberapa pihak gasak-gusuk karena kehilangan sinyal dan isi dari tape protokol yang di sadapnya

"Ah sial !! Nampak Stela kini punya seseorang berguna." Ucapnya

"Bagaimana sekarang pak ?" Tanya pria berjas

"Kita langsung saja mengirim gencatan" ucapnya lalu keluar ruangan.


Jangan lupa Vote dan coment ya untuk mensupport penulis.

Semoga hari kalian menyenangkan

Hear Me AronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang