Jangan Lupa Vote dan Comment
Terima kasih atas Apresiasinya
Semoga menghibur
"Kau tahu jujur saja keadilan tidak bisa didapatkan dengan meminta tapi dengan membuatnya sendiri"
Bima
Perjalanan Stela kini berakhir di labirinnya kembali, ya itu sebutan untuk rumahnya. Dia pernah berucap pada ayahnya jika rumah mewah ini hanyalah labirin baginya. Sejak kecil ada banyak yang tidak diketahuinya, mulai dari kamar-kamarnya dan apa isi segala ruang dalam hunian itu dia tak pernah tahu. Bahkan Adam yang telah lebih dulu hanya sedikit tahu tentang hunian itu. Sedang dirinya tak pernah peduli dengan isinya, baginya dulu itu tak terlalu penting.
Tapi entah mengapa rasanya sekarang itu penting mengingat dia telah sendiri. Pak Bimo pun hanya sebuah boneka yang kelak mungkin akan pergi darinya karena panggilan Tuhan.
Matanya menahan tangis di pelupuk matanya, sapaan para pembantu dan penjaga hanya dianggukan saja tanpa ekspresi. "Ini rumahku tapi kenapa rasanya sepi, seakan pantai tadi lebih aman meski dengan riuknya tawa" gumam Stela sambil berjalan ke kamarnya .
Dia menyadari dengan penuh bahwa menjadi seorang putri dari Adam Group memang tidaklah mudah. Dan dia mengakui apa yang dikatakan Bima tentang mereka yang tidak menghargai orang lain itu benar. Dulu dia merasa manusia di sekitarnya sangat menyayanginya karena ketika mereka bertemu selalu senyum dan sapaan manis yang dia dapatkan bahkan hadiah. Tapi semakin dewasa dia menyadari bahwa orang-orang yang ada di dekatnya hanyalah orang-orang yang bisa pergi karena tidak membutuhkannya lagi. Jadi dia mulai bersifat angkuh, cuek, dan tidak menggubris mereka lagi. Karena mereka semua ada karena mereka punya kepentingan.
Bahkan sekretarisnya yang selama ini bersama ayahnya dan mengetahui semua makanan kesukaan hingga jadwalnya. Kini nampak membawa pedang untuk membunuhnya karena Stela tahu ketika pemakaman kakaknya, Dia sempat mendengar bahwa sekretaris memiliki niat jahat untuk membunuhnya juga dengan menyebutkan "Hanya Stela yang tersisa dan itu mudah" Ucapnya. Stela membaringkan dirinya mengambil gulingnya dan memeluknya.
" Aku mau menyerah tapi jika itu terjadi mereka akan menang. Dan aku tidak ingin dikalahkan. Bagaimana pun kakak, Ibu dan Ayah harus dibalas sesuai dengan apa yang mereka dapatkan" Gumam Stela. Perasaannya terasa terbakar, mengingat semua anggota keluarganya dilenyapkan dengan mudah bahkan dengan kronologi kecelakaan.
"Apa-apaan itu, bagaimana bisa kak Adam tidak menyadarinya atau bahkan memberitahuku"Gumam Stela kembali " Tapi tenang saja akan kubuat kejutan yang tidak akan mereka duga" gumamnya lagi
***
Toko Buah Abimanyu
Bima sedang marah-marah mencari baju baru di kamarnya karena perbuatan Stela telah membuat kemeja kesayangannya kini tidak bisa lagi dijahit. Dia bahkan mulai memanggil gadis itu dengan gadis penyihir, itu karena dia menganggap Stela agak lain karena bukannya meminta maaf karena telah menelanjangi dadanya, gadis itu malah tertawa tanpa rasa bersalah. Aron hanya menggeleng-geleng kepala karena menyadari pria mana yang mau bertengkar dengan gadis sumbu pendek di mobil selain Bima. Adegan lucu itu membuatnya tidak habis pikir dengan sepupunya itu.
Kkkkk Rrrrrr Iiiiiiiin Gggg suara telepon rumah berdering
Bima berjalan ke telepon mengangkatnya dengan tangan kanannya memperbaiki bentukan kaosnya.
"Ya Halo dengan Toko buah Abimanyu. Anda mau memesan parsel, box buah, hidangan olahan buah, atau aneka buah lain. Siapa disana?" Ucap Bima menjawab telponnya
"Hmmmm, rasanya kau masih gagah seperti dulu bahkan dari suara pun aku jamin kau masih tampan Abimanyu" Jawab Seseorang ditelpon.
Bima mengerutkan keningnya mencerna suara dari telepon itu yang nampak dikenalnya namun lupa siapa itu. Dia mencoba mengingat-ingatnya
"Ah ya, kau mungkin lupa tapi aku night lotus" ucap orang itu lalu suara telepon itu mati menyisakan Bima dengan kebingungannya. Aron yang sedang membaringkan tubuhnya di Sofa dari tadi menyadari kebingungan Bima dari rautnya. Dia memperbaiki duduknya melayangkan pertanyaan
" Siapa yang tadi menelponmu" Ujarnya
" Apa kau ingat seseorang bernama night lotus?" Tanya Bima.
Wajah Aron merah padam menyadari inisial itu adalah samaran seseorang yang melancarkan aksi membakar kapal ayahnya di dalam ayahnya menjadi seorang juru mudi di hari pertama.
"Apa yang dikatakannya ?" Tanya Aron. Bima menyadari bahwa inisial tersebut adalah masa kelam yang tidak pernah mereka tahu siapa. Dan orang dengan inisial yang sama baru saja menelponnya untuk mengingatkan dirinya.
"Dia hanya menyebutkan dirinya dengan night lotus, aku fikir dia datang untuk mengingatkan bahwa hari itu sudah dekat" Sergah Bima.
Aron dan Bima tahu sosok itu mengingatkan mereka karena rencana menjual kapal milik ayahnya. Seolah sosok itu datang untuk memberi peringatan bahwa dengan menjual kapal itu mereka tidak akan pernah tahu kebenaran yang dulu sangat ingin mereka dengarkan. Kebenaran bahwa bukan ayah Aron yang membakar kapal demi menutupi kejahatan penyelundupan yang gagal.
"Aku mulai berpikir sebaiknya kita tidak menjual kapal itu ?" Ujar Bima
"Lalu, apa yang akan kita dapatkan dari kapal itu selain kenangan Bima. kita sudah mengecek setiap inci di kapal itu dan jelas tak ada satupun bekas atau bukti yang kita dapatkan" sanggah Aron.
"Aku akan membuka kasusnya Aron, meski Polisi tidak bisa. Kau tahu jujur saja keadilan tidak bisa didapatkan dengan meminta tapi dengan membuatnya sendiri" Ucap Bima mantap berdiri mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang untuk bertemu.
Aron bangkit merangkul Bima "Aku mungkin tidak bisa bertarung denganmu, tapi untuk hal ini kali ini aku setujui. Aku tidak akan menjual kapal itu hingga kita tahu apa itu night lotus karena dalam defenisiku mereka bukanlah sesuatu yang sulit" Ucap Aron yang mendapati anggukan Bima

KAMU SEDANG MEMBACA
Hear Me Aron
RandomFollow dulu ya baru baca Jangan lupa Vote and coment Dunia ini memang sangatlah misterius, semisterius segala hal-hal yang tak dapat kita perkirakan terjadi. bahkan cinta yang terlihat manis dapat berubah jadi benci yang pahit. Kadang ada yang men...