Spy

14 0 0
                                    

Good morning guys, happy reading to you. Btw jangan lupa Vote and coment
Aku doain semoga tetap sehat selama masa Pandemi dan tetap jaga kesehatan.

------
Terkadang kita sering menjadi objek gunjingan mereka yang mengaku adalah bagian dari kita. Karena terkadang musuh nyamar dulu jadi teman terus nusuk dari belakang
------

Harus aku akui uang di dunia ini bak setengah ras pemilik . Jika dunia adalah budaknya maka uang akan menjadi pengaturnya.

Aron dan Bima masuk ke dalam mobil Limo milik gadis konglomerat itu. Jujur saja Bima nampak tidak ikhlas tapi mau bagaimana lagi dia tak ada pilihan lain yang bisa sesimpel ini .

"Harus aku akui kau memang cerdas memakai uangmu kali" ucap Bima untuk menyindir kelakuan Stela yang menurutnya kelewat kaya.

"Oh tentu saja aku selalu memakainya dengan baik. Dan kau mau tahu apa lagi yang bisa kulakukan ? Membuat persetujuan kerjasama denganmu." Kata Stela dengan penuh percaya diri.

Aron menatap Stella dan Bima bergantian mencoba memahami keadaan.

"Ah sepertinya Stela ingin menjadikan Bima panther, gadis ini tidak buruk juga" gumam Aron

Stela menghadapkan wajahnya pada Aron, mencoba memberi kode kepada Aron agar membantumu dengan menaikan alis. Lalu Aron mengisyaratkan kepada Stela dengan gerakan jari bahwa Jujur saja ini akan sulit secara Bima bukan orang yang bisa di beli dengan uang sedang Bima terus mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil Stela.

" Ah ini cukup sulit rupanya aku kira orang yang tidak materialistis sudah punah" gumam Stela mendengus kesal. Melihat keheningan ini Aron mencoba memecahkan keheningan dengan membuka percakapan ulang.

"Harus aku akui kau memang membantu kami, tapi jujur saja bisakah menjelaskannya bagaimana feedback yang kau harapkan. Dan sebagai catatan jangan terlalu berharap kepada kami, karena jujur kami hanya masyarakat biasa. Bukan begitu Bim ?" Ucap Aron mencoba menarik Bima masuk ke percakapan.

"Iya tapi kami bukan manusia yang bisa dibeli dengan uang"sambung Bima

Ah sepertinya Bima agak tersinggung dengan tingkah Stela. Secara Stela benar-benar membuatnya seperti orang miskin di depan para juru mudi itu. Dan ya lelaki gentleman seperti apa yang ingin dibayarkan seorang gadis.

Stela memanas dengan muka mera padam dia tengah menahan diri namun tetap melaksanakan sumpah serapanya dalam hati kepada Bima dan Aron.

"Aku tengah menolong barusan dan dia sama sekali tidak berterima kasih, manusia ini benar-benar menguji pemadam kebakaran di jiwaku. Kemiskinan yang dia banggakan ini sungguh martabat yang tinggi untukku pelototi" gumam Stela

Pak Bimo mendapati adegan tersebut di kaca belakang dan ia merasa Stela akan meledak sebentar lagi dengan mimik wajah merah padam . Nampaknya ada hati yang sedang mengalami kebakaran. bentar lagi hangus.

Aron melihat ekspresi Stela yang menahan boom luapan emosinya. Harus Aron akui Bima sepertinya orang pertama yang menolak tawaran Stela sebelum dikatakan. Ah di tolak sebelum di tembak ya mungkin seperti itulah pemisalannya.

" Hei Bima tak bisakah kita beri dia kesempatan kau tau diakan sudah memiliki itikad baik membantu. Aku yakin Stela ingin memberikan sedikit penjelasan untuk sikap manisnya ini padamu" celetuk Aron mencoba menurunkan kadar ketegangan dalam panci limo karena didihan emosi.

"Ah ya aku mungkin akan terimakasih atas ini tapi jujur saja jika kau ada maksud lain katakan saja aku pasti tidak akan mengiyakannya" ucap Bima dengan menyilang tangannya di dada dibarengi smirk.

Hear Me AronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang