" Dunia boleh membuat drama tapi yang menentukan plotnya haruslah berdasarkan persetujuanku, karena aku pemeran utamanya"
Stela
Stela mendatangi rapat evaluasi perusahaan Adam Group untuk pertama kalinya. Dia merasa agak canggung namun memantaskan diri untuk duduk di kursi CEO. Hari ini dia menggantikan ayah dan kakaknya, entah akan sama atau tidak dia akan tetap mencobanya. Semua wajah dalam ruangan nampak baru dan hanya wajah sepupu menyebalkannya Harim dan ayahnya Martin. Seperti dugaannya orang-orang perusahaan telah berubah haluan karena provokasi dua orang brengsek itu ditambah Stela di ruangan ini hanya sendiri.
"Ini akan menjadi pertarungan yang berat sebelah" Gumam Harim
Dia menampakkan senyum kemenangannya kepada Stela yang berada di seberangnya. Dia berpikir akan mendepak Stela dengan cepat dari ruangan itu.
Layar monitor menunjukkan statistik floating harga saham dari Adam Group 1 bulan lalu dan itu sangat mengenaskan karena harganya turun menanjak dalam kisaran batas yang paling bawah dalam 5 tahun ini.
"Harga saham ini adalah harga yang paling rendah dalam 5 tahun ini. Sehingga sebagai wujud strategi untuk meningkatkan kepercayaan publik kita harus segera memperluas pelabuhan barang di barat daya untuk mempermudah distribusi ke semua pulau" Saran dari Analisis Keuangan.
"Ini cukup riskan bapak-bapak sekalian, saya sebagai bagian dari divisi kontrol pelabuhan menyampaikan bahwa dana untuk perluasan tidak tersedia" Celetuk Pak Martin kepada semua.
"Tapi bukannya setiap hari transaksi meningkat, mengapa Kepala divisi tidak merasa hal itu tidak bisa menjamin" Sela Stela
"Jadi begini Ibu Stela, peningkatan transaksi tidak menjamin keuntungan besar. Karena yang membuat kita untuk ketika jumlah total harga kirim itu besar dalam artian jika pun jumlah transaksi meningkat tapi produk yang dipilih adalah produk dalam angka rendah, itu hanya akan mendatangkan keuntungan tipis. Dengan mobilitas tinggi perusahaan keuntungan pengiriman tidak bisa dialihkan kepada pembangunan" Terang Pak Martin membungkam Stela. Harim sumringah melihat gadis itu terdiam
Bima dibalik layar mendengar hal itu, cukup tahu bahwa selama ini Stela memang tidak mengerti bisnis hingga melontarkan pertanyaan itu tanpa melihat laporan keuangan kemarin yang diberikan kepada Bima. Bima menghela nafas.
"Stela ini Bima. Tolong alihkan topik ini kepada Divisi Marketing. Aku melihat dalam laporan keuangan untuk 2 tahun terakhir terdapat pengeluaran dana yang sangat membengkak sementara timbal balik dari hal itu tidak sejalan. Tolong suruh mereka menjelaskan masalah itu" Ucap Bima yang langsung mendapat ide untuk menyerang Harim.
"Baiklah kalau begitu. Bagaimana dengan pembengkakan dana Divisi marketing 2 tahun terakhir, dalam dua tahun itu dana ke divisi tersebut sangat membengkak dibanding divisi lain. Sementara omset tidak kurun naik seperti yang telah direncanakan" Tegas Stela nampak percaya diri
Pak Martin melihat sinis ke arah Harim yang nampak terperangah.
"Laporan keuangan yang saya pegang tidak seperti itu" celetuk pak Martin
"Iya karena itu setelah pak Harim merubahnya" Jawab Stela memicingkan mata
"Aku bisa jelaskan laporan itu. Perbedaan itu dilaporan ayah tidak ada biaya penyewaan dan operasional pribadi. Saat bepergian dalam dua tahun terakhir limit kartu kredit saya beberapa kali membatasi saya untuk bertemu klain jadi saya menggunakan uang perusahaan untuk menutupinya. Kemarin saya baru saja membayarnya" Terang Harim keringat dingin.
Orang-orang mulai membicarakan kelakukan Harim yang tidak profesional itu dan rahang Pak Martin nampak mengeras. Dia seharusnya mempermalukan Stela bukan kebalikannya. Bima dan Aron yang melihat respon rapat sangat senang mendapati Stela mendapatkan perannya.
"Sebagai hukuman atas perilaku tidak profesional Pak Harim. Kau harus meningkatkan penjualan produk permen Candy Marin dalam bulan Halloween. Seperti yang sudah kita ketahui disana memiliki sekitar 35 karyawan yang harus kita bayar gajinya juga. Anda tidak boleh menambah klain kerja sama bidang pengiriman sebelum anda meningkatkan penjualan produk tersebut. Rapat ini saya tutup" Ucap Stela yang berdiri di Ikuti dengan yang lain.
Ancaman yang ditawarkan Stela membuat Harim naik darah, sementara sepeninggal orang-orang dari ruangan Rapat. Harim mendapatkan tamparan dari Pak Martin karena merasa malu dengan keputusan anaknya yang sangat sembrono.
"Kau membuat keluarga malu." Ucap Ayahnya berjalan meninggalkannya. Harim terdiam ditempatnya memegangi pipinya.
"Ini hari yang buruk, akan tetapi aku tidak akan kalah dari bocah kemarin sore" Ucap Harim yang meremas laporan keuangan yang ditinggalkan Stela.
***
Stela langsung menghubungi Bima lewat telponnya, dia merasa perlu menceritakan kejadian yang sangat seru itu. Namun pak Bimo menghentikanya karena ternyata diam-diam pak Bimo telah memasang cctv di ruangan rapat berkat saran Aron. Jadi itulah sebabnya Bima dan Aron bisa menonton rapat tadi. Stela tampak terkejut mengetahui hal itu, pantas saja Bima bisa langsung merespon kejanggalan laporan keuangan itu dengan sangat cepat. Tanpa perlu Stela berbisik lewat alat komunikasi.
"Harus aku-akui pak Bimo mereka memang cerdas itulah kenapa aku memilih mereka berdua" Puji Stela
"Ya nona, anda memang memiliki pilihan yang tepat" Ungkap pak Bimo setuju.
Sesampai di toko buah Stela pura-pura memencet bel untuk berinisiatif membeli jus dengan Pak Bimo sembari bercerita dengan Bima. karena mereka menyadari bahwa sedari tadi mereka diikuti. Bima reflek langsung menyapa Stela bak penjual menawarkan Produk.
"Untuk Nona secantik anda saya akan menyarankan produk best seller disini. Jus Alpukat diet. Jus ini bagus untuk kesehatan dan no sugar tapi tetap manis karena dengan Stevia." Ucap Bima
"Baiklah aku akan ambil dua" balas Stela lalu duduk memunggungi para pengintai berbicara lewat alat komunikasi dengan Bima.
"Aku diikuti" Ucap Stela
"Sudah tahu, Aron melihat Mobil iti dipersimpangan tempat praktiknya"Jawab Bima.
Aron terhubung
"Stela dengarkan aku, sebaiknya kau jangan pulang ke rumah dulu, aku akan ke tempat Bima. dan pastikan kau sok sibuk membaca sesuatu agar mereka tidak curiga" Jelas Aron
"Aron dengarkan aku, bagaimana jika mereka bersenjata. Bukankah itu beresiko" tanya Bima
" Di Tempatmu penuh dengan cctv, dan aku akan mengundangkan pak polisi Agas untuk makan siang. Ini akan aman" Ucap Aron
"Bagus" ucap semuanya
Pak Bimo mengeluarkan berkas dari mobil membawanya ke meja Stela. Sementara Bima memasang iklan potongan harga di depan jalan untuk menarik pelanggan agar banyak pelanggan dan penggintai tersebut tidak bisa fokus. Para siswa yang melihat diskon jus Bima, langsung diserbu yang menjadikan semua tempat duduk di toko hari itu ramai dan penuh. Aron dan pak Agas pun tiba. Karena tempat duduk penuh Aron kemudian menyapa Stela agar mereka bisa duduk satu meja.
Stela nampak tidak keberatan dengan itu, mereka duduk berempat yang dimulai dengan bincang-bincang singkat keluarga Pak Agas yang ternyata sempat menjadi Detektif untuk kasus orang tua Stela. Karena toko buah ramai dan ada polisi di dalamnya pengintai tersebut mundur.
"Arah jam 9 baru saja pergi, Stela aman" Celetuk Bima
Pak Bimo bernafas lega, dia buru-buru pergi ke mobil untuk mengeceknya. Namun saat membuka mobil terdengar peringatan Bom. Pak Bimo berlari menyuruh semuanya menunduk. Ternyata bom itu ternyata adalah obat bius yang hanya mengeluarkan debu membuat orang pingsan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hear Me Aron
RandomFollow dulu ya baru baca Jangan lupa Vote and coment Dunia ini memang sangatlah misterius, semisterius segala hal-hal yang tak dapat kita perkirakan terjadi. bahkan cinta yang terlihat manis dapat berubah jadi benci yang pahit. Kadang ada yang men...