Transmigrasi Dion or Daniel

16

Brum

Brum

Brum

Suara motor menggeledah di area balapan, terlihat tiga pembalap sedang bertanding, mereka bertiga adalah Rega (Siregar), Ketua geng king's (Shaka), dan Ketua geng Flight (Kenzi)

Para penonton yang melihat pertandingan dari ketiga orang tersebut berteriak heboh, kepada salah satu dari mereka, yaitu Rega (Siregar)

Sementara untuk anggota dari kedua geng motor, sudah dipastikan bersorak kepada ketua mereka

Sampai beberapa menit kemudian, pertandingan telah selesai dengan dimenangkan oleh Rega (Siregar)

Sedangkan kedua ketua geng motor yang kalah dalam pertandingan ini berdecak kesal

"Sial" ucap Shaka, setelah melepas helmnya

Puk

"Sudahlah bos, terima saja kekalahan yang ke 25 ini" ucap Rio yang tadi menepuk pundak Shaka diikuti yang lain dengan anggukan, dibalas tatapan tajam dari Shaka

Kemudian Shaka menatap ke arah Rega yang bersama dengan Ken dengan ekspresi marah, sampai keduanya pergi dari area balapan

"Cabut" perintah Shaka dingin dan kembali memasang helmnya

Mereka yang mendengar perintah sang bos, langsung pergi ke arah motor mereka berada, lalu memasang helm mereka dan pergi dari area balapan

Brum

Brum

Brum

Setelah beberapa menit geng King's pergi, geng Flight pun juga pergi dari area balapan menuju markas/rumah mereka

Skip

Disisi Daniel

Masih belum tidur, padahal jam sudah menunjukkan pukul 01.05 malam

Ia saat ini sedang berperang dengan batin dan pikirannya, akan hatinya yang ingin melindungi dan menyayangi seseorang dan itu membuatnya ragu

Dikarenakan di kehidupan sebelumnya sebagai Dion, ia pernah ingin melindungi dan menyayangi seseorang yang merupakan temannya, tapi gagal

Di sebabkan oleh sang ayah kandung yang sebelumnya memberikan misi kepadanya untuk bersekolah yang sama dengan anak musuh keluarga sang ayah dan diminta untuk berteman dengannya

Hari-hari yang ia jalani dengan anak musuh keluarga sang ayah, mulai menumbuhkan rasa ingin melindungi dan menyayangi sang teman yang memiliki kehidupan yang sama dengannya

Yang membedakannya hanyalah tentang kelahirannya dengan sang teman

Ayah yang mengetahui keinginannya itu marah besar dan menghukumnya dengan cambuk di ruang bawah tanah

Setelah satu hari berlalu, ia mendapatkan kabar tentang terbantainya keluarga sang teman, yang mana membuat kehidupannya lagi-lagi menjadi kosong tanpa adanya kehidupan