"Oh, jadi ini si cantik yang maksa banget mantannya buat balikan sama dia padahal mantannya gak inget moment sama dia sedikit pun."Alesa mengibaskan rambutnya kebelakang, membuat gadis yang barusan sikutnya ia tendrog menatap sinis padanya. "Haiii, Mor..!" Alesa melambai pada Amora.
Amora geram sekali menatapnya, rasanya sangat ingin menampar wajah yang sangat menyebalkan yang kini berada disebelahnya. Duh, kenapa harus ada anggota OSIS modelan begini sih? Ia sangat menyalahkan pembina OSIS itu dalam menyeleksi anggotanya.
Namun Amora tak mau kelihatan kesal apalagi marah pada si nenek sihir sok keras dan gawllll ini. "Ada apa ya, Alesa?"
Alesa tersenyum. "Gue mau ke intinya aja, jauhin Doyoung!"
Duh, ada aja ya bahan lawakan dipagi hari begini. Gadis itu, si Amora, ia malah tertawa terbahak mendengarnya. "Heh! Elo siapa ngomong begitu? Emaknya hah?"
"Ya emaknya aja udah ngasih tau lo dongo!" Alesa mendorong bahu Amora.
Amora gak mau kalah dong, ia jambak tuh rambutnya Alesa. "Berani beraninya lo dorong-dorong gue!!!"
"BERANI! KENAPA LO MAU RIBUT HAH?!"
Amora tertawa menyepelekan. "Dipikir gue takut, SINI MAJU LO OSIS TANGGUNG!"
Dan terjadilah adegan jambak-jambakan yang membuat seisi kelas itu riuh. Mau memisahkan namun energi keduanya sama-sama kuat. Apalagi ada yg memeluk Amora dari belakang terpaksa harus tersungkur juga karena anak itu kuatnya bukan main.
Kalau sudah begini, hanya pawangnya saja yang bisa menenangkan.
"DOY! DOY! DOY!"
Doyoung gelagapan karena terkejut dengan kehadiran teman sekelasnya yang barusan membangunkan ia dari tidur siangnya diruang basket. "Si anjing ngagetin aja, kenape sih lo?!"
Teman sekelas Doyoung itu tampak kehabisan nafas karena berlari tadi. Hal itu membuat Doyoung jengkel. "Mora.. sama Ale---"
"Kenapa? Ngomong yang jelas dong!"
"TAWURAN!!! Mereka berdua tawuran!" Mata Doyoung melotot mendengarnya. Matanya menangkap Jeongwoo yang langsung berlari saat hendak masuk namun tak jadi karena ucapan temannya. Ia pun langsung ikut berlari mengejarnya.
"Mora!!! Aduh!" Susah payah Jeongwoo memisahkan kedua orang itu. Yaampun ternyata Amora punya bakat seperti ini juga pikirnya.
Doyoung pun masuk dan terkejut dengan keadaan kelas yang sangat kacau. Bangku-bangku berjatuhan, ditambah lagi banyaknya orang yang berdiri membentuk bundaran dengan Amora dan Alesa yang bertengkar ditengah-tengahnya. Ia langsung masuk menerobos itu. Tatapannya pertama jatuh pada Amora, namun teralihkan saat melihat Alesa mimisan.
"Sa... yaampun, udah, udah ya." Doyoung menangkup pipi Alesa, "Jangan keatas. Biarin darahnya ngalir aja."
Anehnya Amora langsung berhenti, dia dengan keadaannya yang kacau dan rambutnya yang berantakan menatap adegan romantis yang dilakukan pacarnya sendiri. Tak salah kan Mora bilang begitu? Toh mereka belum putus kan?
Jeongwoo ikut memperhatikan hal yang dilihat Amora, apalagi saat Doyoung melepas dasinya dan mengelap darah yang keluar dari hidung Alesa. Ia tau betul Amora kesal.
Ia menarik gadis itu keluar dari kerumunan ramai,
"Yah, udahan nih taurannya, mau liat padahal." Ucap Haruto yang baru datang dengan Yedam yang menendang kakinya. "Si goblog!" Kata Yedam.
Jeongwoo membawanya pada lorong yang sepi dan duduk disana berdua dengan Amora yang masih merengek. "Lemah banget tuh nenek lampir!!! Segitu doang mimisan!! Apa itu darah buatan ya biar Doyoung peduli!!!!?"

KAMU SEDANG MEMBACA
please, don't forget me | kim doyoung treasure
Teen Fiction"Gak papa. Kamu harus terbiasa. Aku bakal ngejar kamu terus sampe kamu inget aku." (Amora Hussein) Kisah Amora yang merjuangin pacar Amnesianya.