"Membunuhmu sekarang terlalu mudah,"
"Biarkan sejarah mencatat kehancuran kerajaan Artrix, di bawah kepemimpinan seorang ratu kecil yang tak berguna. Kau akan hidup Arabela, hidup untuk melihat segalanya hancur."
Dengan senyum licik, Lavezox berbal...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𓆩 Change of Two Epoch. 𓆪
●●●
Lavezox cukup dekat hingga Arabela bisa merasakan dinginnya aura gelap yang selalu menyelimuti pria itu. Jemari panjangnya masih bertengger di dagunya, seolah menahan Arabela agar tak lari dari kenyataan yang akan ia ungkapkan.
"Ara setiap makhluk memiliki jantung... tapi tidak semua jantung berada di tempat yang seharusnya."
Arabela mengerjap.
Lalu, ia menyadarinya.
Selama ini, ia berpikir bahwa jantung Alpha Lykan ada di dalam dadanya, seperti makhluk pada umumnya. Tapi itu salah. Jika jantung Lykan adalah inti kekuatannya, maka itu bukan sekadar organ biasa.
"Jantungnya... tidak ada di dalam tubuhnya?" bisik Arabela.
Lavezox tersenyum tipis. "Pandai juga."
"Jantung Lykan bukan hanya sekadar organ... Ara." Suaranya turun menjadi bisikan yang nyaris intim, tetapi beracun di saat yang bersamaan. "Itu adalah sumber kekuatan. Dan kekuatan selalu dipanggil saat pemiliknya merasa terdesak."
Arabela masih mencoba mencerna kata-katanya, tapi Alpha Lykan sudah mulai bergerak. Napasnya yang kasar terdengar lebih berat, seolah menahan kemarahan yang menggelegak di dalam dirinya.
Arabela menelan ludah, jari-jarinya mengepal. "Kau ingin aku memprovokasinya?"
Lavezox menyeringai kecil. "Bukan sekadar provokasi. Kau harus membuatnya percaya bahwa ia akan mati. Bahwa satu-satunya cara untuk bertahan adalah. Memanggil jantungnya keluar."
Arabela mengerutkan kening, lalu kembali menatap Alpha Lykan yang perlahan merunduk, siap menerkam.
"Tapi bagaimana aku bisa membuatnya merasa terancam? Sedangkan kekuatanku tidak membuatnya terluka sedikitpun!" Arabela mengepalkan tangannya dengan kuat, membuat kukunya menusuk telapak tangannya.
Lavezox menelusuri lehernya dengan ujung jarinya, lalu berbisik di telinganya, suaranya begitu halus membuat Arabela merinding.
"Ada cara lain untuk membuat Alpha Lykan memanggil jantungnya..." tangan Lavezox meraih kedua tangan Arabela dan meletakannya di depan perutnya, jemarinya menyusup di genggaman tangan Arabela, membuatnya tak lagi menekan kukunya di telapak tangannya sendiri.
Arabela terdiam, tatapannya mengunci pada Lavezox dengan penuh kewaspadaan. Napasnya tertahan sejenak, mencoba membaca maksud di balik kata-kata pria itu. Namun, di balik ekspresi tenangnya, ada sesuatu yang mengusik, sebuah keyakinan yang samar-samar mulai merayap di benaknya.
Sementara itu, Lavezox menyeringai kecil, seolah menikmati kebimbangannya.