Part #3

592 25 1
                                    

Mulmed : Years & Years - Shine

"Your the best past of my day"

***

"Saya, pemilik cafe ini"

Aku terpaku ditempat ketika ia melontarkan kalimat tersebut. mulutku terkatup rapat seperti diberi lem dan mataku terbelalak. Oh, aku dalam masalah besar sekarang. Mamaaa.. Help meee!!

"Kok diam?" Tanya bapak jutek itu sambil tersenyum meremehkan kepadaku. Aku masih diam. Aku tidak tau mau bicara apa lagi, rasanya lidahku ini beku seketika. Sehingga tidak bisa di gerakkan. Sampai saat bapak jutek itu beralih menatap pak Satria

"Bapak lihat sendiri, sama saya saja dia tidak sopan. Apalagi dengan pelanggan yang ada disini sepertinya dia tidak didik dengan baik" katanya sinis kemudian melirikku yang membatu. Tidak, aku tidak takut padanya, hanya saja aku mencoba menahan diriku untuk tidak mencakar wajah rupawannya itu. Seenaknya aja dia menghinaku yang nggak-nggak. Emangnya situ perfect?! Akhh!! Aku sudah tidak peduli lagi!! Mau dia anak presiden juga terserah! Ini menyangkut harga diri men harga diri!

"Hmm.. Sebaiknya kita bicarakan ini diruangan saya saja pak Reinald, nggak enak disini diliatin pelanggan" ujar pak Satria ramah. Kok pak Satria masih aja kalem? Beda denganku yang sekarang sudah naik darah gara-gara bapak jutek itu dan rasanya kepalaku sudah mengeluarkan asap.

"Tidak perlu repot repot Pak Satria, saya masih sangat sibuk. Besok saya akan kemari dan saya tidak mau melihat wajah dia lagi" tegasnya meliriku tajam lalu pergi sebelum mengambil ponselnya yang ada di meja. Untung aja ponselnya nggak kena guyur hot chocolate, kalau sampai kena bisa disuruh ganti rugi aku ntar sama bapak jutek itu. Tapi aku masih kesel!!! Masa aku dipecat sihhh?! Huaaa Mamaa..

Oh tunggu. Pak Satria kan baik ya sama aku hah, pasti dia tidak main pecat orang sembarangan aja kayak si bapak-bapak jutek itu.

"Pak, saya nggak dipecat kan pak?" Tanyaku takut-takut. Sekarang aku sedang berada di ruangan Pak Satria. Satelah insiden tadi itu, pak Satria langsung menyuruhku untuk segera keruangannya. Aku yakin ia akan membicarakan tentang masalah tadi. Hah, sialnya aku hari ini. Kalau saja bapak jutek itu tidak datang kemari, aku pasti tidak akan manumpahkan hot chocolate kecelananya hanya karena terpesona dengan wajah tampannya itu. Akhhh!! Pokoknya aku benci diaa!!

Kulihat pak Satria menghela napas "maaf ya Reina" ucap pak Satria membuatku was-was. Aku memicingkan mata sambil menunggu pak Satria melanjutkan perkataanya.

"Saya tidak bisa mempekerjakan kamu lagi disini" tuh kan, udah yakin banget kalau pak Satria mau bilang begituan. Akh! ini semua karna om om jutek itu!! Sialan kau! Lihat saja pembalasanku!

"Bapak serius mau pecat saya? Bapak nggak kasihan sama saya pak? Saya baru berapa minggu kerja disini pak, masa udah dipecat aja. Udalah dipecat dengan cara yang nggak hormat pula. Sakitnya tuh disini pak! Saya nangis nih pak! Nangis!" Lirihku sambil menunjuk dada, biar lebih dramatis gitu ceritanya..

"Saya sebenarnya juga tidak mau memecatmu Reina. Tapi perintah ini sudah langsung dari orang pemilik cafe ini, saya tidak bisa apa-apa" jelas pak Satria. Pak Satria ini memang baik denganku walaupun aku sering dimarahi karena kecerobohanku, dia tidak pernah sekalipun mengancamku untuk dipecat atau apa lah itu. Beda dengan om om jutek itu! Baru di guyur hot chocolate aja emosinya nggak nahan banget. Ih, kalau inget-inget mukanya om om itu jadi Kzllll!! Minta dibunuh itu orang yaa!

Beating HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang