Mulmed : Flashlight - Jessie j (cover)
'In the end, we only regret thet chances we didn't take it'
***
"Kamu lagi"
"Pak Ju-" cicitku
"Pak Ju? Siapa pak Ju?" Tanyanya membuatku tersentak kaget lalu memicingkan mata kearah om didepanku ini. Kali ini aku harus berani!
"Pak Ju itu ya bapak lah! Bapak Ju-tek! Masa nggak nyadar sama diri sendiri!" Kataku sewot. Aku melihat om itu mengangkat satu alisnya.
"Saya punya nama. Jadi jangan panggil saya dengan sebutan itu" ucapnya tegas dan dengan seenak jidatnya berlalu dari hadapanku tanpa memperdulikan belanjaanku yang berserakan. Heh! Enak-enak kakek moyangnya aja! Ini pantatku sakit! Belanjaanku juga entahlah dimana rimbanya. Ish!! Kzl!!
Dengan cepat aku menyusul om itu yang sedang melihat-lihat alat cukur."om! Kenapa main pergi aja sih?! Itu belanjaan saya berserakan! Tanggung jawab dong!" Aku mencak-mencak layaknya anak kecil yang tidak diberi lolipop dengan orangtuanya, masa bodo deh sama orang-orang yang juga lagi belanja disini, sedang om itu masih saja bergeming tak memperdulikan ku. Kurang hajar!
"Om, pak, mas, kak, bang, apalah terserah! Kenapa diam aja sihhhhh!! itu belanjaan saya ganti!!!" Aku terus membuntutinya seperti anak ayam mengikuti induknya dan tak jarang pula aku berteriak, yang bikin aku makin kesal itu karena ia tidak satu kalipun menyahuti. Kayaknya ini orang budeg deh. Ih, ngeri juga liatnya ganteng-ganteng budeg
"Pak! Budeg ya? nggak pernah dibersihin telinganya? Ato emang ada kelainan telinga? Mau saya bersihin pake beko? Oh boleh, biar telinganya gede" kataku kesal, yaiya lah, kesel! Dari tadi orang ngomong nggak diperduliin!
Sampai satu saat bapak itu berhenti secara tiba-tiba, otomatis aku menubruk punggung tegapnya itu menyebabkan hidungku terpentok. Aelah, idung udah pesek tambah kedalem deh kalau begini. Aku mengusap-usap hidungku sayang sambil meratapi nasib 'kenapa ya hidungku nggak kelihatan?' Eh! Tapi aku masih punya hidung walaupun kecil begini. Aku bukan Lord Voldemort yang ada di film Harry potter yang batang hidung dan jidatnya sama rata, kelihatan cuman lubangnya aja nongol dua, itu pun lubangnya kecil. Entahlah makhluk apa itu.
Okay, Back to story.
"Bisa diam? Berisik." Aku menghela nafas lega, nggak budeg dia ternyata. Eh tapi, tunggu.. Aku mendongak dan si om itu sudah hilang! Allahuakbar, dia saudaranya Tristan ggs ya? Atau jangan-jangan sebangsa sama Galang? Aih, gini nih, korban sinetron.
Dan akhirnya pun aku memutuskan untuk berbalik mencari belanjaanku, entah bagai mana lah nasibnya. Setelah sudah menemukan belanjaanku yang ternyata masih ada didekat pintu keluar. Lalu memungutnya. Ehh, gembel banget yak. Karena plastikku tadi sudah bolong jadinya aku meminta kembali kekasir. Itu pun aku menahan malu. Hais, sudahlah pokoknya aku gedeg sama om itu!
Setelah itu aku lagsung keluar dari supermarket dengan dongkol. Kenapa aku harus ketemu lagi sama om om itu? Benci banget aku sama dia yawlahh! Dia yang udah bikin aku dipecat dari cafe cuman karena nggak sengaja numpahin hot chocolate! Oh men, juga udah jatohin belajaan aku! Tak mau tanggung jawab pula! Dasar pembawa sial!!
°°°
Mama:* Calling...
Melihat nama orang yang sangat kucintai itu langsung saja aku menekan tombol hijau yang terpampang dilayar ponselku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beating Heart
Romancesemua berawal dari pertengkaran mereka di sebuah cafe tempat kerja Reina. Hanya karena secangkir hot chocolate bisa berdampak besar untuk seorang Reina. seiring berjalanya waktu, mereka selalu dipertemukan dan membuat keduanya menjadi penasaran. sam...