Part #15

618 23 5
                                    

Mulmed : Taylor Swift - Wildest dreams

'Love is the only disease, that makes you feel better'

****

"Ih Mama ah, nangis mulu Reina aja udah nggak nangis lagi" aku mengambil tisu lalu mengelapi pipi Mama yang penuh dengan air mata.

"Mama kan nangis bahagia Reina. Mama masih nggak nyangka aja" lirih Mama sambil kembali manata tambutku.

Aku menghela nafas pelan kemudian mengiring Mama untuk duduk diatas kasur. "Iya, Reina tau kok. Kalau Mama bahagia Reina juga pasti bahagia. Jadi udah Mah, jangan nangis lagi"

Walau aku tidak tau apakah aku akan bahagia dengan pernikahan ini. Ya, hari ini adalah hari pernikahan ku dengan Reinald. Yang di adakan dirumah Nenek dan Kakek di Bandung, seperti permintaan Mama.

Tidak terasa ya, sebentar lagi aku akan menjadi isteri orang. Rasanya baru kemarin aku lulus SMA. Ahh.

"Iya, sekarang kamu bukan lagi tanggung jawab Papa dan Mama. Suami kamu lah yang menggantikan kami" Mama kembali meneteskan air mata. Aku juga ikut terharu mendengar perkataan Mama. Benar juga, sesudah aku menikah nanti, pastinya aku akan terlepas dari orang tuaku. Membayangkan itu membuatku merasa sedih. Perlahan air mataku pun menetes.

"Duhh, kok jadi kamu yang nangis sih?! Udah nanti jelek, bentar lagi kamu bakal jadi seorang isteri" ujar Mama sambil mengelap air mataku.

"Reina cuman takut Mah" kataku tertunduk.

"Kamu takut jadi isteri?" Tanya Mama membuatku terkekeh lalu menggeleng.

"Bukan Ma, pernikahan ini atas dasar perjodohan, dan Reina sama Reinald tidak saling mencintai, kami tidak cocok. Reina takut jika nanti-"

"Jangan mikirin yang aneh-aneh! Urusan cocok tidak cocok itu masalah belakangan. Intinya kalian jalanin aja dulu, sampai mana kalian bertahan. Nanti cinta akan datang dengan sendirinya kok tenang aja" nasihat Mama kudengarkan dengan seksama. Apa aku bisa? Aku semakin tidak yakin dengan ini semua.

"Udah, Mama keluar dulu acara mau mulai. Ingat, selalu pasang senyum oke? Nanti Mila kesini buat bantuin kamu berhias lagi" Mama memeluk ku sejenak lalu beliau keluar dari kamar meninggalkan ku dengan perasaan yang bercampur aduk.

Tak berapa lama setelah Mama keluar, muncul kepala Mila dari balik pintu "eh, si pengantin" canda Mila membuatku mendengus saat mendengarnya.

Mila mendekatiku kemudian merapikan anak rambut yang menghalangi wajahku. Rambutku memang sengaja disisakan sebagian disisi kanan dan kiri wajahku.

Kulihat Mila mengambil sebuah lipstick dan mengolesinya sedikit dibibirku. Sebenarnya aku sudah selesai dirias, mungkin si Mila hanya menambah-nambah saja.

"Rei coba kamu berdiri deh" pinta Mila. Aku pun berdiri menghadap cermin dan pada saat itu aku melihat seorang wanita memakai kebaya panjang sampai menyentuh lantai berwarna putih yang sangat indah. Rossy check and red lips nya sangat cocok dengan kulitnya yang putih. Ya, wanita itu diriku. Tetapi sangat beda sekali dengan diriku yang asli. Makeup is amazing.

"Kamu cantik bungaettt Rei!!" Mila mengatakan itu dengan sangat exited nya.

"Biasa aja kali Mil alay banget kamu" ledekku membuat dia terkekeh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beating HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang