Mulmed : Ellie Goulding - Burn
'Mungkin kamu akan menjadi orang yang melindungiku nanti'
****
"Om, mau ngapain di sini?!" Tanyaku, masih tidak menyangka kalau aku bertemu lagi dengan si Om, dirumah mama lagi. Dia mau ngantarin pizza? Tapi mana ada pengantar pizza seganteng Om ini. Lagi pula mama juga masak banyak nggak mungkin nambah pizza lagi. Oh, atau mungkin dia ngintilin aku? Kalau memang, ngeri sendiri jadinya.
Om itu pun juga sama kagetnya denganku. Hm, dia tetap sama, memakai pakaian formal persis seperti Om-om. Tetapi itu tidak mengurangi ketampanannya. Oh, aku sudah gila rupanya. "Kamu ngapain disini?!" Tanya Om itu juga dengan gaya sok sengaknya. Gimana sih ini, orang nanya malah balik nanya.
"Ini rumah saya! Om yang ngapain disini? Mau servis ac ya? Tapi setau saya ac dirumah ini nggak ada yang rusak. Mungkin salah rumah Om" ucapku entah kemana-mana.
Om itu mendelik tidak suka mendengar ucapanku tadi "sembarangan sekali kamu ngomong! Memangnya tampang saya ini, tampang tukang servis ac? Terus tadi kamu bilang ini rumah kamu? Heh, paling kamu hanya pembantu rumah tangga yang sedang mengaku-ngaku iya kan?!" Balasnya jutek, membuat tensiku naik seketika.
"Enak aja! Om itu yang sembarangan! Ini rumah saya! Mending Om balik deh! Tukang servis ac aja belagu!" Teriakku galak.
"Hah, kamu pembantu aja bangga!" Katanya tak mau kalah. Seandainya dia ini wanita sudah ku jambak rambutnya itu.
berteriak dan saling mengejek didepan pintu rumah, Tampa peduli nanti ada tetangga sebelah yang melihat. Mama dan papa pun yang tadinya sedang bemesraan didapur sekarang sudah berada didepan pintu menenangkan ku dan Om itu.
"Ada apa tadi kalian teriak-teriak begitu?" Tanya papa kalem. Sekarang kami bertiga sedang duduk diruang tamu. Sebenarnya berempat tetapi aku tidak ingin menghitung Om-om sarap itu! Anggap saja dia tidak ada.
"Dia duluan kok pa" jawabku santai sambil memainkan kuku lalu mama menegurku agar lebih sopan, karena posisi dudukku sedang selonjoran. Tidak sopan memang.
"Apa kalian saling kenal?" Mungkin hanya perasaanku, mama sedikit antusias saat menanyakan itu.
"Nggak." Jawabku dan Om bersamaan. Kami sempat saling tatap, tetapi tidak berlangsung lama karena setelah itu kami langsung membuang muka kearah lain. Apa-apaan ini si Om, sok kegantengan dasar!
"Lalu?" Tanya papa
"Ya, gitu pa Rei nggak kenal sama Om ini. Dianya aja yang sok kenal" tuturku.
"Kenapa kamu manggil nya Om Reina? Kalian hanya beda 3 tahun" jangan harap aku mau memanggiknya Kakak? Ogah. Abang? Aih, kesannya seperti haus belaian
"Reinald, mama sama papa kamu dimana kamu sendiri?" Tanya mama kepada Om itu. Oh iya aku baru ingat kalau nama om ini adalah Reinald.
Om itu eh, si Reinald itu menggeleng "nggak tan, papa nanti nyusul. Aku barusan dari kantor" jelas Reinald dan mama megangguk mengerti lalu melirikku. Apa maksudnya ini mom?
"Oh iya, ini Reinald kenalkan Reina anak tante. Kalian belum saling kenal kan?" nah kan, tau banget kalau mau dikenalin. Mama memberiku kode kedipan mata agar aku menjabat tangan si Reinald.
Sebenarnya ogah, tetapi yasudahlah biar cepat. Akhirnya pun aku menjabat tangannya yang besar dan kasar sekaligus hangat itu. Sering cuci baju pake rinso ketauan banget. "Reina" kataku ogah-agahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beating Heart
Romancesemua berawal dari pertengkaran mereka di sebuah cafe tempat kerja Reina. Hanya karena secangkir hot chocolate bisa berdampak besar untuk seorang Reina. seiring berjalanya waktu, mereka selalu dipertemukan dan membuat keduanya menjadi penasaran. sam...