haloooo ane balik lagi, kali ini ane update cepet karena idenya lagi baik sama ane, dia tiba-tiba datang dengan indahnya di kepalaku.... eiitttsss stooop aku nggak mau nulis panjang-panjang nanti yang ada malah curhat. maklum cewek hahahahahahahaha #ngetawaindirisendiri.
>>>>>>>>>>>>>>
"pagi pak satpam"sapa Naza ramah lengkap dengan senyuman manisnya dan melangkah masuk kedalam rumah sakit.
"pagi neng Naza"jawab pak Satpo -Satpam rumah sakit- tak kalah ramah "tapi mohon maaf neng, neng kagak bisa masuk kedalam"sambung pak Satpo menahan langkah Naza.
"kenapa pak?"tanya Naza pura-pura bingung.
pak Satpo tersenyum merasa bersalah melihat wajah Naza yang memandangnya bingung "eum anu neng, kemaren pak dokter nyuruh kami buat ngelarang neng masuk kedalam lagi"kata pak Satpo penuh rasa bersalah.
Naza menghela nafas pendek dan berjongkok di hadapan pak satpo, tangannya memeluk lututnya sendiri, bibirnya mengerucut lucu wajahnya ia buat semelas mungkin "salah Aza apa ya pak? Aza kesini kan cuman ingin memperbaiki hubungan Aza sama dia, tapi kenapa dia nggak mau dengerin omongan Aza sih pak? boro-boro dengerin dateng aja di usir"katanya dengan lirih dan sesekali manghapus air matanya yang sudah jatuh. dia benar-benar bakat untuk menjadi artis.
pak Satpo menggaruk kepalanya yang nggak gatal menatap Naza kesian, wajah pak Satpo menoleh kekiri kearah teman kerjanya yang juga menatap Naza perihatin, mereka berdua beradu pandang tentang kelanjutan nasib Naza selanjutnya, dengan berat Pak satpo menarik nafasnya dan ikut duduk di hadapan Naza yang masih asik sesenggukan.
"neng, udah atuh neng nangisnya, nanti jelek loh neng"kata pak Tukimin -satpam rumah sakit- ikut bicara dan mengelus kepala Naza hati-hati.
"bapak nggak tau perasan Aza hiks"kata Naza dengan tangis yang semakin menjadi-jadi.
pak Tukimin dan pak satpo kembali berpandangan dan kali ini pak Satpo mengangguk nggak tega melihat Naza yang menangis seperti itu.
"eneng jangan nangis terus, nanti cantiknya luntur loh, eneng boleh masuk kok"kata pak Satpo mengelus kepala Naza lembut.
dengan cepat Naza mengangkat kepalanya menatap pak Satpo bahagia "beneran pak?"tanya Naza menghapus air matanya.
pak Satpo dan pak Tukimin mengangguk menjawab pertanyaan Naza.
"terimakasih banyak ya bapak-bapak, aduh Aza jadi malu"kata Naza bangkit dari jongkoknya begitu pula kedua satpam itu menatap Naza dengan senyuman manis "kalo gitu Aza kedalem ya pak. assalamu'alaikum"sambung Naza tak sanggup menyembunyikan rona kebahagiaan di wajahnya dan berlari masuk kedalam rumah sakit.
dalam hatinya bersorak-sorai kegembiraan yang telah berhasil mengelabui kedua satpam itu, kepalanya sedikit menunduk melihat angka di jam di tangannya, kurang satu jam lagi Verdhi akan istirahat, nggak sia-sia tadi dia bolos setelah mengerjakan ulangan Kimia-nya yang langsung ngacir kesini tanpa sepengatuan temen-temennya kecuali Niken dan Tasha tentunya.
kepalanya menoleh kekanan dan kekiri melihat para suster yang sibuk dengan kesibukannya sendiri-sendiri, ada juga yang sedang ngegosip, tapi kali ini Naza tidak memilih untuk bergabung dalam para suster itu, dia ingin menunggu Verdhi di depan ruangannya, sekaligus membuktikan kalau larangan Verdhi itu nggak ngaruh buatnya, lagi pula sejak kapan larangan Verdhi Naza patuhi?.
"Naza nggak gabung sama kita-kita?"tanya suster Fitri yang melihat Naza berjalan di depannya dengan senyuman kebanggaan Naza.
Naza menoleh kearah suster Fitri dan yang lainnya yang sedang menatapnya ramah, kepala Naza menggeleng pelan menjawab pertanyaan suster Fitri "nggak kak, untuk hari ini aku absen, ada urusan yang lebih membahana, duluan ya kakak-kakak semua"
KAMU SEDANG MEMBACA
That's Love
Teen Fictiondisaat aku berdiri di sampingmu, kamu mengacuhkanku, seolah aku adalah cewek yang nggak kamu kenal. saat aku berdiri di depanmu kamu mengacuhkanku dan pergi tanpa kata. di saat aku ingin memegang tanganmu kamu menyentaknya dengan kasar dan...