Nando Sialan!!!!

5.5K 340 25
                                    

kemaren aku udah buat dokter Verdhi sama Naza terus, nah sekarang giliran pemain yang lain ya, seneb kali harus baca tentang dokter itu mulu. #huuuuuu #soraksekencengmungkin kalian masih ingat tentang cowok yang di sukai adiknya Naza a.k.a Ruby, jika ada yang berfikiran chapter ini khusus dia salah!! #lah. bukan khusus dia sih, cuman ada dianya. so.... bagi kalian yhang nggak suka silahkan skip aja ya. #kedipgenit.

>>>>>>>>>>

Naza pov

aku berjalan gontai di trotoar perumahan kak Nandi, hari ini aku sudah buat janji sama kak Nandi setelah tadi adu diam sama dokter Verdhi akibat kejadian beberapa jam yang lalu mengenai kak Chealse dan pada akhirnya aku minta di turunin di daerah kemang, daerah yang sangat jauh dari lokasiku sekarang, dan daerah yang sangat jauh untuk pulang kerumah.

mataku melirik sinis kearah handpohone yang sedang bergetar. apa-apaan dia? setelah nuruni aku di pinggir jalan dan langsung pergi gitu aja masih punya muka buat nelfon?? ya aku tau kalau aku yang minta tapi... seharusnya dia ngecegah aku atau gimana nggak langsung nuruni aku dan pergi gitu aja. bener-bener gentle.

"handphone bunyi kok nggak di angkat"

jantungku hampir lepas dari tempatnya mendengar suara orang yang tak asing di telingaku.

kepalaku menoleh keasal suara melihat peria mengunakan pakaian basket dan bola basket yang di kempit sedang tersenyum manis.

aku membalas senyumannya tak kalah manis "nggak ah. males, lagian yang nelfon nggak penting"kataku berkilah. ok aku tau aku bohong. bagaimana bisa dokter Verdhi nggak penting? hellow seluruh orang di dunia juga tau kalau dia itu penting sangat amat penting buat aku, jadi perkataanku itu hanya alibi, biar dia nggak makin kepo.

"oh iya. kita belum kenalan. gua Nando"katanya menjulurkan tangan kearahku.

aku tersenyum manis dan menjabat tangannya "Naza"

dia melepaskan jabatannya dan beralih memantul-mantulkan bola orange di trotoar "loe masih inget nggak waktu loe dateng kerumah gua untuk pertama kali"

keningku berkerut mencoba mengingat perkataanya, dan seketika rasa malu hinggap di benakku. kenapa jadi bahas ini sih?? bisa yang lain nggak? aku rasa Nista saat mengingat kejadian itu. aku tau aku lebay sekarang, tapi biarlah, nggak ada yang tau ini.

"waktu itu loe lagi berantem sama dokter Verdhi"katanya memberi jeda, aku jadi nggak betah ada di dekatnya, bisa di skip aja nggak ceritanya? "dan itu ngingetin gua sama orang yang berarti dalam hidup gua"

eh? spontan kepalaku menoleh kearah laki-laki di samping menatapnya bingung.

"semua perkataan loe waktu itu persisi seperti perkataanya waktu minta putus"

rasanya tuh. jleb banget.

"waktu itu gua lagi kebawa emosi, jadi gua sanggupin perkataanya"katanya menghela nafas lelah, matanya terfokus kepantulan bola orange di tangannya. "padahal gua sayang banget sama dia, semua tuduhannya itu nggak bener, tapi apa boleh buat??"

"kenapa loe nggak coba ngedeketin dia dan jelasin semuanya?"tanyaku penasaran.

dia tersenyum lemah mendengar pertanyaanku, kepalanya menggeleng yang aku sendiri nggak tau maksud gelengan kepalanya, entah karena dia merasa egonya tersakiti atau karena si cewek itu nggak mau di deketin?.

"boro-boro Za, dia liat gua aja langsung pergi, padahal jaraknya 10 meter-an, gimana gua bisa deketin dia dan jelasin semuanya? available Za"

gila. ceweknya drama quin banget, masak cuman karena hal itu dia berbuat kekanak-kanakan kek gitu?? emangnya dulu aku nggak ya?? tapikan beda kasus itu mah, kasusku lebih berat. 

That's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang