maaf

7.3K 374 40
                                    

semoga feel-nya yang ini dapet lagi ya........

aku update lagi karena ada yang minta dua jatah, katanya udah lama nggak di update, jadi harus update lagi... -lirik salah satu reader dengan senyuman jail-

sooo menurut kalian ini bagaimana? apa feelnya dapte kayak kemaren? apa malah ancur? semoga yang terakhir tidak terjadi.....

>>>>>>>>>>>>

kuletakkan tangan di atas kedua lutut dan menumpukan dagu di punggung tangan, mataku menatap hamparan pasir tanpa minat, bayangan masa kecil bersama papa berputar dengan sendirinya, tanpa terasa air mataku sudah menetes membasahi pipi kanan.

setiap moment yang aku luangkan dengan papa terus berputar tanpa mau berhenti, hatiku berdenyit sakit saat kejadian malam kemaren terlihat dengan nyata, dan setiap kata yang keluar dari mulutku terdengar sangat menyakitkan.

aku fikir... aku yang paling menderita..... aku fikir, aku yang paling tersiksa, tapi aku salah, aku salah. justru papalah yang paling menderita.

kenapa aku bisa seperti ini? kenapa aku bisa berbuat kasar seperti ini? kemana sopan santunku yang selalu ku junjung tinggi untuk menghorbati papa?. kenapa ajaran sejak kecil tentang sopan santun nggak berlaku sekarang? kemana semua ajaran itu? hilang kemana? apa segitu dahsyatnya dampak kecewa akibat 'Cinta'? mungkin ini yang di namakan cinta itu buta.

mataku terpejam merasakan angin menerpa tubuhku membuat rambutku terbang tak tentu arah.

apa yang harus aku lakukan sekarang? aku malu untuk ketemu papa, sifatku terlalu kekanak-kanakan selama ini, tapi mau bagaimana? semuanya udah terjadi, bahkan aku sudah terlambat hanya untuk meminta maaf.

"nggak ada kata terlambat Naza"

mulutku terkatup rapat mendengar perkataan papa, dan kilasan masalalu kembali terlihat di depan mataku.

"tapi Aza salah pa"kataku bergerak gelisah di depan papa, kepalaku menunduk menahan air mata yang ingin menetes.

papa berjalan mendekat kearahku, meraup wajahku dengan kedua telapak tangannya, menyuruhku untuk mendongak menatap papa yang sedang berjongkok menyesejajarkan tinggi kami. perlahan kepala papa menggeleng, senyuman manis masih tersungging di bibirnya.

"nggak ada kata terlambat my litle princes, kalo Aza ingin minta maaf, minta maaflah sama abang, jangan sama papa"

air mataku sudah menetes yang dengan sigap papa menghapusnya menggunakan ibu jari.

kepalaku kembali menunduk, memainkan jari-jari mungilku.

"Aza takut papa"cicitku hampir tak terdengar.

elusan di kepalaku terasa sangat lembut, tapi aku masih nggak berani mendongak, menatap papa.

"nggak ada yang harus kamu takuti sayang!! kalau Aza tulus ingin minta maaf abang pasti akan maafin kok. papa yakin itu"

kepalaku mendongak menatap papa ragu "Aza nggak yakin pap"kataku menggeleng kepala yang di sambut dengan senyuman kebapakan papa.

"apa yang Aza takutin?"

aku terdiam sejenak menatap papa gusar "mainan itukan pemberian kak Velin sebelum meninggal, Aza yakin abang pasti marah nanti kalau tau Aza yang ngerusakin"

That's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang