Malam gelap dan suara guntur memecah kesunyian. Seorang pria dengan terburu-buru melangkahkan kakinya. Menginjak area jalan setapak yang mulai basah karena hujan.
Pria dengan pakaian yang terlihat sangat kuno dan tak modis itu makin menambah langkahnya mendekati tempat tujuannya.
Tempat yang ia lalui sangatlah gelap tanpa penerangan lampu yang menyala padahal tempat itu bukan tempat yang tidak ada penerangan.
Bangunan yang sangat dikenal. Asrama. Ke sanalah ia melangkah.
Sebuah pintu tepat di hadapannya sekarang. Ditangannya saat ini juga telah menggenggam sebuah stik bisbol yang ia genggam dengan sangat erat. Seperti mengumpulkan sebanyak kekuatan sebelum melepaskannya.
Brak !
Membuka pintu itu dengan kasar. Kemudian melangkah panjang dan dengan sekuat tenaga.
Dug !
Bruk !
Memukul seseorang dihadapannya dengan membabi buta. Hanya terlihat seringai yang menampilkan gigi itu dan makin tampak menakutkan terpantul cahaya kilat yang menerobos lewat celah jendela.
Iblis datang.
---
"Davian ! Dav, plis sadar. Kau kenapa? Davian kau membuatku takut! Daaavian !!!" Teriakan samar itu terdengar di pendengarannya. Namun siempu yang dipanggil masih berada di dunia nya sendiri. Jiwanya terasa terombang-ambing.
Tubuhnya makin memudar dengan wajah yang terlihat makin pucat, cocok sekali hantu itu selayaknya hantu. Tak seperti biasanya yang tampak seperti manusia dari pada hantu. Apalagi bibir merahnya itu. Yang membuat Ana sadar dia hantu sebenarnya karena hanya Ana saja yang bisa melihatnya. Selebihnya ia nampak manusia.
"Dav !!" Ana menangis frustasi. Ia tak tau harus melakukan apa. Setibanya di kamar tadi ia tak melihat keberadaan Davian. Namun saat matanya tengah mencari ke sana kemari ia melihat Davian berada di kamar mandi dengan kondisi terbaring di lantai.
Bahkan ia sudah hampir menghilang namun sesekali tampak solid kembali.
Ana masih berusaha menyadarkan Davian dari keadaannya yang tak bisa Ana bantu. Bagaimana cara membantu hantu yang seolah tengah sekarat?
Ana menutup matanya berharap doanya bisa membantu Davian yang tengah berjuang.
Apa yang sebenernya terjadi pada pria ini?
"A-Ana..." Kata Davian lirih. Ana membuka matanya.
Tubuhnya kembali solid namun wajahnya masih tampak pucat. Ia memegang kepalanya yang sudah sangat berantakan. Rambutnya mungkin sudah tercabut beberapa helai jika dia manusia. Cara menyalurkan dan berharap menghilangkan rasa sakitnya dengan menyakiti sisi dirinya yang lain. Hanya itu yang ia tau.
"K-kau baik saja? Kenapa? Apa yang terjadi. A-aku takut, Dav." Kata Ana sambil memeluk Davian menumpahkan semua tangisnya diperlukan pria itu.
Dadanya ikut sesak saat melihat keadaan Davian seperti tadi. Semua ketakutan yang selama ini seperti bayangan saja lebih menakutkan dan menyiksa setelah benar terjadi dan ia alami sendiri.
Rasa itu sangat menyakitkan. Hingga ia kini tak ingin melepaskan pelukan itu pada Davian. Ia memeluk pria itu sangat erat. Benar tak ingin terpisahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is a Ghost
RomanceIshana Cornelia kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan. Setelah itu paman dan bibinya memindahkan sekolahnya dengan fasilitas asrama. Karena saat Ishana pindah sekolah bukanlah tahun ajaran baru, maka dia mendapat kamar asrama terakhir yang...