4

6K 368 3
                                    

4.

Disinilah keberadaan Caca dan Putra, mereka berjongkok di satu makam yang bertuliskan 'Anindina Keyza Azzahra' Putra tersenyum kecut melihat nama itu tertera pada nisan di hadapannya saat ini, Putra tidak menyangka akan seperti ini dan ini semua adalah rencana Bulan hanya untuk memiliki dirinya.

"Hai Bunda, Caca pengen ketemu sama Bunda" ujar Caca memecah keheningan dengan suara yang sedikit bergetar, Putra mendongak untuk melihat putrinya. 'Key, kamu pasti bahagia yah disana? Disana ada Reihan, Ayah kamu, dan Kak Naufal di sana' gumam Putra dalam hati. Naufal meninggal beberapa tahun yang lalu karena kecelakaan juga seperti adiknya.

Putra mengulurkan tangannya untuk mengusap nisan itu. "Yah" panggil Caca membuat Putra menatapnya "Iya Ke?" sahutnya, Caca ingin menanyakan satu hal yaitu 'Kapan menceraikan wanita itu' tetapi Caca mengurungkan niatnya karena menurutnya itu sangat tidak sopan, Caca tersenyum kikuk senyum itu lama kelamaan menjadi cengiran yang membuat Putra menaikkan sebelah alisnya "Gak jadi deh hehe" ujar Caca, Putra terkekeh "Liat deh Key masa Caca jadi gak jelas kayak kamu" ujar Putra menatap nisan Keyza membuat hati Caca tertohok.

"Apaan yah? Enggak kok Bunda Caca jelas kok. Ayah yang gak jelas tau" ujar Caca berpura pura cemberut dan mengembunhkan pipinya menjadikan wajah Caca semakin lucu. Putra tertawa kecil. "Oh iya Key! Keke suka sama Jean" bisik Putra membuat Caca membelalakan matanya. "Ayah! Jangan buka kartu dong nanti kalo Jeannya disini gi mana?" ujar Caca membekap mulut ayahnya, Caca melihat kanan kiri lalu melepaskan bekapannya terhadap Putra, lalu mengerucutkan bibirnya.

"Anak Ayah jangan ngambek dong Princes Keke" goda Putra seraya mencolek colek hidung Caca. "Ish! Tau ah bete sama Ayah" ucap Caca mengalihkan pandangannya dan melipat kedua tangannya di depan dada. "Yaudah deh nanti Ayah ajak ke taman, terus beli ice Cream terus selfie sama anak ayah yang manis ini, terus kita main ayunan sepuasnya" ucap Putra merajuk putrinya, Caca yang tadinya cemberut menjadi tersenyum lebar dan kembali cemberut.

"Ah masa Selfie ogah ah Yah, itu kan hobbi Ayah bukan hobi Keke" ujar Caca, membuat Putra terbahak. "Iya deh selfienya diilangin" ujar Putra dan tersenyum sangat amat tulus siapa pun yang melihatnya akan merasa tenang dan damai. Caca berdiri dan merentangkan tangannya "peluk Keke dong yah" ujar Caca dengan senyum yang merekah di bibirnya, jarang sekali ayahnya bisa menemaninya seperti ini.

Putra berdiri dan memeluk putri semata wayangnya, Caca tersenyum dalam dekapan ayahnya.

"Yah, yuk ketaman Keke laper" ujar Caca mengusap usap perutnya yang sudah keroncongan, Putra terkekeh dengan tingkah kekanak kanaknya putrinya lalu mengangguk "pamit dulu sama Bunda dong sayang" ujar Putra dengan lembut Caca tersenyum lalu kembali berjongkok.

"Bunda, Keke pamit ya" ujar Caca lalu tersenyum jahil "doain Keke supaya bisa dapetin Jean. Dahh Bunda" bisiknya lalu terkekeh. "Iya Ke, Ayah doain kok" celetuk Putra membuat Caca menggembungkan pipinya "ah ayah mah jangan godain terus dong" ujar Caca, Putra merangkul bahu anaknya lalu berjalan ke pintu keluar pemakaman.

"Jean manis lho Ke, kalo gak salah namanya Jeano Aleo Pratama kan? Cieee Cleo Aleo" ujar Putra lalu tertawa, Caca membelalakan matanya tidak percaya bahwa ayahnya seteliti itu. "Ayah tau dari mana nama panjang Jean?" tanya Caca penasaran. "Dari Wallpaper iPhone kamu kan tulisannya 'Jeano Aleo Pratama' iya kan terus lock screennya foto Jean. Ayah curiga itu bukan HP kamu tapi HP jean" ujar Putra menyipitkan matanya.

"Hp Keke kok" ujar Caca. "Orang isinya Jean semua jadi Ayah curiga" ujar Putra lalu membukakan pintu mobil untuk, Caca terkekeh lalu masuk ke dalam mobil dan mengecek ponselnya yang selalu ia getarkan. Ternyata ada banyak Line yang masuk tetapi ia abaikan dan kembali menenggelamkan ponselnya di dalam saku jeansnya.

CleodraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang