14

5.1K 344 11
                                    

"Nath, siapa yang jaga Stand makanan? Lo cari tau sih" ujar Caca dengan masih sibuk dengan kertas di tangannya dan pulpen berwarna hitam di tangannya sibuk menandai ini itu. Natha mencolek pipi Caca yang sudah menjadi kekasihnya itu. Caca yang merasa terganggu akan hal itu berdecak dan memalingkan wajahnya dari kertas itu. Natha memberikan cengirannya "Gue pacar lo kan Ca?" tanya Natha dengan serius, Caca mengangguk dengan rona merah di wajahnya, wajah Caca memerah setiap ia mengingat malam yang sangat mengenangkan itu. "Masa gue lo sih? Aku kamu dong" ujar Natha dengan nada menggoda, Caca menggeleng dengan cepat membuat Natha mendesah kecewa "Gue panggil lo kamu?" ujar Caca menjuruk dirinya dan juga diri Natha. "Natha, kamu udah makan belom?" ujar Caca dengan nada yang di buat buat menjadi manis membuat Natha ingin tertawab "kan gue baru ngomong gitu aja lo udah mau ketawa Nath, idih ogah ah. Lagian pacaran itu gak mandang panggilan, pacaran itu mandang hati tau" ujar Caca kembali fokus dengan kertas yang berada di hadapannya.

Natha tertawa dan memeluk tubuh Caca dari belakang, membuat konsentasi Caca pecah dan rona merah di kedua pipinya itu lagi lagi muncul secara terang terangan "Emang kertas itu lebih ganteng ya dari apa aku, masa akunya di anggurin gitu aja ?" tanya Natha dengan nada suara yang terkesan manja, Caca mengerutkan dahinya memutar tubuhnya menghadap Natha dan memandangnya dengan pandangan aneh. "Natha, bentaran deh cuma mau ngecek ini aja, jangan kayak anak kecil. Sebelum sebelumnya lo kayaknya gak pernah kayak gini ya sama gue?" tanya Caca melembut dan mengingat ingat apa saja yang sudah pernah ia lakukan bersama Natha, Natha menggeleng "Aku kan udah pacar kamu sekarang" ujar Natha dengan polosnya seakan ia adalah bocah kecil yang belum mengetahui apa pun tentang dunia ini.

Caca meletakkan kertasnya di meja yang sudah disiapkan khusus untuk laporan acara itu, Caca melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu, Natha berdecak "Yailah gua ditinggal" ujar Natha lalu mengejar Caca setelah berjalan beriringan dengan Caca, Natha merangkul pundak Caca. "Pacar sendiri masa ditinggalin?" tanya Natha dengan sedikit nada menggoda. Caca berdecak san memutar kedua bola matanya walau hatinya bersorak senang. "Kak Caca alat alat band udah di siapin belom?" tanya Aliya seorang gadis mungil dan kaca mata berframe merah muda bertengger di batang hidungnya, Caca tampak berfikir sejenak "Belom Al, suruh aja deh ini Natha gak ada kerjaan dia. Suruh dia angkatin semua alat band di bantu sama yang lain juga tapi ya kasian kalo sendirian" ujar Caca dengan nada serius dan senyuman menggoda, Aliya tersenyum penuh arti, sedangkan Natha ia menatap kekasihnya dengan tatapan nanar "Gak gue gak mau Ca" ujar Natha dengan nada memohon dan mengguncang guncangkan pundak Caca. "Aliya geret Natha Al!" pekik Caca, Natha berhenti mengguncang guncangkan pundak Caca dan menatap Caca dengan mata yang menyipit dan wajah datarnya.

"Tega!" ujar Natha tepat di wajah Caca membuat Caca terbahak bahak karena dan juga terbahk karena melihat Aliya yang kewalahan menarik narik lengan Natha yang terus menerus memberontak sesekali Aliya menginjak kaki Natha hingga ia kesakitak sungguh hiburan yang sangat menghibur hati bagi Caca.
Setelahnya Caca kembali berjalan menuju Ruang pusat informasi. Tak ada bosan bosannya Caca menyerukan pengumuman yang diberikan oleh para gurunya. Caca menghela nafas malas sebelum ia menyerukan pengumuman.

"Perhatian untuk semua siswa dan siswi yang mengikuti perlombaan. Perlombaan akan selesai pada pukul 14.00 dan diharapkan untuk perwakilan dari sekolah masing masing untuk memberikan penampilan di puncak acara ini. Terima kasih atas perhatiannya"

****

Caca berjalan menuju aula untuk melihat keadaan aula yang digunakan sebagai tempat puncaknya acara. Caca memperhatikan detail dekorasi yang sudah ia buat bersama anggota OSIS lainnya. Cukup lelah bagi Caca walau hanya berjalan memutari sekolah hanya untuk mengecek keadaan setiap stand atau panitia perlombaan. Disini ia dapat melupakan masalah yang berada di rumahnya, disini ia mendapat kebahagiaan di sekolah ini segala pengalaman dan peristiwa itu terjadi. Caca duduk di salah satu bangku yang sudah tersusun rapih. Ia duduk di barisan paling depan dan melihat beberapa siswa dan siswi sedang gladibersih di atas panggung. Caca cukup menikmati lagunya sampai seseorang duduk di sisi kanan Caca dengan heboh.

CleodraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang