6

4.6K 333 5
                                    

6.

"Ayah bela dia? Oke i'm fine" ujar Caca dengan suara berbisik dan bergetar bahkan hampir tidak ada suara. Caca tersenyum "Ayah udah cinta sama dia" sebuah pernyataan yang hanya diketahui oleh Jean dan Putra. Caca tertawa kecil dari tawa Caca siapa pun bisa tahu bahwa tawanya adalah tawa meremehkan. "Oke selamat bersenang senang Nyonya Bulan dan Tuan Putra" ujar Caca tegas lalu berbalik badan menaiki tangga dengan setengah berlari lalu membuka dan menutup pintu dengan emosi jadi menimbulkan suara yang sangat keras.

Natha ingin mengejar Caca tetapi ia tahu kalau Caca butuh waktu untuk sendiri. "Liat? Aku memang cinta sama kamu Bulan, kamu yang buat aku kayak gini tapi kenapa sikap kamu ngebuat Caca kayak gitu? Dia anti sama kamu dan yang berhubungan sama kamu sekarang dia ngerasa kehilangan aku karena aku ngebela kamu. Aku ayahnya dan kamu Mamanya dia udah kehilangan kamu sekarang aku udah cinta sama kamu dan Caca gak akan pernah mau deket sama aku lagi" ujar Putra frustasi lalu menghempaskan di sofa memijit pelipisnya.

"Caca itu gak bisa dikerasin dan tadi aku kelepasan sekarang liat dia berontak kalo semakin dikerasin" ujar Putra lagi. "Saya tahu banget Caca tante, om. Dia besok akan berubah menjadi bukan caca yang saya kenal" ujar Natha dengan pasrah lalu berjalan dengan pasrah lalu mengetuk pintu kamar Caca dengan lembut.

"Caca" panggi Natha pelan, pintu kamar Caca terbuka memperlihatkan wajah Caca yang sedang menahan amarahnya "gua bantuin dia" ucap Caca tegas hingga terdengar ke seluruh penjuru rumah Caca. Natha membelalakan matanya "lo tuh egois banget sih Ca, lo pikirin perasaan gua Ca!" bentak Natha. Caca menghela nafas frustasi "bukan cuma lo gue juga bahkan gua akan kehilangan segalanya" desis Caca lalu menutup pintu rumahnya dengan sedikit keras. Natha meredam emosinya "Lo juga bakal kehilangan gua dan adit kalo bantuin dia!!" teriak Natha lalu berjalan dengan perlahan menggapai tasnya "maaf saya pamit" ujar Natha lalu keluar dari rumah Caca.

Jean menghela nafas putus asa. 'Caca udah kehilangan ayahnya sekarang Adit dan Natha terus Caca gak punya siapa siapa dong?' tanya Jean pada dirinya sendiri. Putra kembali memijit pelipisnya, Bulan yang di sisi Kirinya hanya mengamit lengan Putra dan meletakkan kepalanya di pundak Putra. Jean memposisikan dirinya bila ada di posisi Caca dan pada saat itu juga amarah Jean memuncak.

"Saya permisi pa" gumam Jean lalu berlalu meninggalkan Putra dan Bulan. "Sayang aku mau apel dong" ujar Bulan manja. "Dikulkas aja sayang ada disana" ujar Putra dengan lembut entah apa yang ada di fikiran hanya tertuju pada Bulan. "Hmm, aku maunya kamu yang kupas terus suapin aku" ujar Bulan dengan manja. Putra bangkit untuk mengambilkan apel untuk Bulan.
Sedangkan Caca yang berada di dapur untuk mengambil minuman bersoda dan beberapa cemilan untuk hiburan sementaranya menoleh saat Putra berjongkok untuk mengambil apel, Caca tersenyum meremehkan dan Caca sudah tahu kalau itu kemauan Bulan. "Ca" panggil Putra. Caca hanya menoleh lalu membuang wajahnya ke arah lain. Caca mengambil lima jenis cemilan dan sepuluh buah minuman bersoda yang sodanya tinggi.

Caca meninggalkan Putra "Caca" ujat Putra lebih keras saat Caca ingin membuka pintu kamarnya "apa?" ucap Caca dengan malas tanpa membalikkan badannya. "Ca kamu tuh kenapa sih?" ucap Putra. Caca tertawa kecil "bukanya ayah tau?" ujar Caca lalu menutup pintu kamarnya, Putra menghela nafas panjang dan mengacak acak rambutnya.

Sedangkan Caca, ia meletakkan cemilannya di sebuah nakas terdekat lalu duduk di depan pintu kamarnya.

Caca sudah yakin ia ingin membantu Sherlyn walau harus kehilangan Natha atau Adit bahkan keduanya. Caca telah kehilangan semuanya dalam hatinya ia berkata 'Ngapain jadi menye menye Ca? Bangkit! Buktiin ke mereka kalo lo bisa' ujarnya dalam hati mambuat Caca bangkit mengambil sodanya lalu berjalan ke arah balkon membuka pintu baklon dengan setengah niatnya lalu duduk di tepi balkon. Menatap langit yang penuh Bintang. "Gua pengen jadi Bintang biar gak ada masalah, gue pengen jadi bintang yang selalu bersinar terang" ujar Caca mendongakkan kepalanya untuk menatap ribuan bahkan miliyaran bintang di atas sana.

CleodraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang