7

4.8K 337 4
                                    

7.

Caca merasa tubuhnya tidak seimbang lagi, ia menurunkan kaki kirinya lalu memegangi kepalanya yang semakin berdenyut, pandangannya memburam dan saat itu juga tubuhnya jatuh dan hilang kesadaran. Dengan cepat Jean menangkap tubuh Caca, menepuk nepukkan kedua pipi Caca "Caca bangun, Ca" ujar Jean panik.

Tanpa membuang banyak waktu Jean menngendong Caca dan membawa ke dalam UKS, sampai di UKS Jean membaringkan tubuhnya di atas ranjang UKS, Jean menyentuh punggung tanggan Caca lalu menggenggam erat tangan dingin itu, tanpa melepas genggamannya Jean menggapai sebuah baskom yang sudah berisi air dan handuk kecil di sisi kanan baskon itu.

Jean mencelupkan handuk kecil itu pada baskon yang berisi air, kemudian ia letakkan handuk itu di atas kening Jean. "Caca" panggil Jean dengan lembut seraya mengoleskan minyak kayu putih di bagian lengan dan tangan Caca yang terasa dingin.

Jean terus menggenggam tangan Caca entah apa yang ada di dalam hatinya, dalam dirinya ia ingin menjaga dan melindungi Caca untuk hari in, esok, dan seterusnya. Entah mengapa Jean tidak ingin melepaskan genggamannya pada Caca, Jean merasa hatinya menghangat saat bersentuhan dengan Caca tetapi Jean merasa bahwa Caca membuat benteng yang begitu tinggi dalam hatinya, entah apa tujuan gadis itu membuat benteng yang begitu tinggi di hatinya. Jean memperhatikan wajah Caca lekat lekat memperhatikan wajah manis yang sedang tertidur dengan wajah yang pucat namun tidak menghilangkan kesan manisnya.

Entah sejak kapan Jean merasakan hal itu, merasakan kupu kupu beterbangan di dalam perutnya saat melihat tawa Caca. Ia tahu saat ini Caca hancur, Caca merasa dunia tidak adil, Caca merasa semuanya pergi meninggalkannya tanpa tahu bahwa Jean terus berada di belakangnya. Caca kurang terbuka dengan dunia luar. Caca brengsek sebagai pelampiasan. Sebenarnya Caca adalah anak yang manis dan menggemaskan dengan tingkah kekanakannya.

Jean menghela nafas "caca kalo lo bangun sekarang gue akan penuhin permintaan lo apa pun itu" ujarnya karena ia tidak tega melihat wajah pucat Caca, Jean mengusap usap pipi Caca dengan lembut. "Bangun Ca" Bila Caca sudah sadar dan mendapat perlakuan itu pasti Caca sudah berteriak dalam hati dan akan menghindarinya untuk menghargai perasaan Sherlyn. Jean merasa pergerakan tangan yang berada di genggamannya, Jean mengusap usap punggung tangan Caca, perlahan gadis itu membuka matanya mengerjapkan matanya beberapa kali lalu memegangi kepalanya yang berdenyut karena terlalu banyak fikiran dan meminum minuman yang mengandung alkohol tinggi.

Caca merasa tangan kanannya hangat saat ia melihat tangan kanannya, ia bingung siapa pemilik tangan itu. saat ia mendoangakkan kepalanya dan melihat siapa pemilik tangan itu Caca membelalakan matanya dan mencoba melepaskan tangannya dari genggaman tangan Jean tapi Jean mengeratkan genggaman tangannya "Jean?" ujar Caca lemah dan suara yang serak. Seakan mengerti Jean mengambilkan segelas air putih yang berada di nakas khusus. Jean membantu Caca untuk bangkit dan bersandar.

Jean meletakkan air itu kembali pada tempatnya "kok gue disini?" gumam Caca. Ia melihat arloji putihnya "baru pelajaran ke 6?" tanyanya pada Jean. "Lo pingsan tadi pas upacara. Untung lo pingsan jadi gue bisa bebas dari hukuman Bu Dhea" dusta Jean padahal ia sangat panik dan khawatir pada Caca, Jean terkekeh bukan karena perkataannya tetapi karena Caca berhasil membuat dirinya sekalut itu. Caca mendengus kesal, setelah itu keduanya terdiam dalam jangka waktu yang cukup panjang "Je, lo suka sama siapa?" tanya Caca dengan tiba tiba membuat Jean mendongak menatap wajah Caca dengan bingung. "Suka dalam artian apa nih?" tanya Jean serius. Caca tampak berfikir sejenak "hmm, dalam artian -- cinta mungkin pengen ngelindungin gitu" ujar Caca.

"Lo" ujar Jean lalu terkekeh membuat Caca mematung di tempat "haha gak kok, ada deh dia gak peka sama gue. Dia jago basket lagi" ujar Jean dengan jujur membuat hati Caca yang awalnya berada di ketinggian beberapa kilometer kini jatuh ke dasar jurang. Caca tersenyum tipis, senyum penuh arti kepedihan. "Ada yang suka sama lo dan dia nyuruh gue bantu dia untuk deketin dia sama lo" ujar Caca dengan mata menerawang dengan cepat Caca menatap Jean yang diam diam kecewa karena merasa cintanya bertepuk sebelah tangan.

CleodraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang