5

5.5K 333 7
                                    

5.

Caca mengetuk pintu rumah Natha beberapa kali, Caca tidak sabar karena tidak ada yang membukakan pintu alhasil Caca menggebrak gebrak pintu rumah Natha dan berteriak "Woyyy Natha the coco!! Sepedaaa yuhuuu. Caca imutt datangg!!" teriakan Caca membuat Putra terkekeh sedangkan Jean tertawa kecil melihat kenarsisan Caca.

Lima menit Natha tidak juga membukan pintunya. Caca berfikir untuk mendobrak pintu rumah Natha. "Nathhh gue laperr bukainn napa" teriak Caca lagi. "Tungguin ke, sabar" ujar Putra dengan senyumannya. Jean mengangguk "kuping gue pengeng denger lo teriak" ujar Jean. Caca terdiam menyipitkan matanya ke arah Jean "Apa sih? Gak jelas lo!!" ujar Caca ketus.

Begitulah Caca, dia selalu menutup rasa gugupnya dengan egonya. Sebenarnya hati Caca sangat senang sekali Jean akan menginap di rumahnya. Caca menghela nafas panjang, Ia mengambil ancang ancang untuk mendobrak pintu rumah Natha, membuat Putra waspasa akan prilaki putrinya "Keke jangan!" ujar Putra.

Brak!

Dalam sekali dobrakan pintu itu langsung terbuka membuat Caca tersenyum puas lalu beteriak nama Natha dan mencari Natha di dalam rumahnya. Jean menganga hingga sekarang melihat kekuatan Caca yang begitu besar belum tentu dirinya mampu mendobrak pintu hanya satu dobrakan saja. Putra hanya menggeleng gelengkan kepalanya sudah banyak biaya kerusakan yang harus Putra keluarkan hanya untuk membenahi barang yang rusak karena Caca.

"Itu-- Caca makan -- apa Pa?" tanya Jean dengan terbata tidak percaya apa yang dia lihat. Putra menggangkat kedua bahunya "Kamu tau gak mobil Papa yang penyok parah waktu itu? Itu ditendang sama Keke. Jadi hati hati sama dia, dia punya tenaga super dia juga atlet bela diri sampe Nasional" ujar Putra.

Jean membelalakkan matanya lalu menggeleng gelengkan kepalanya.

"Natha!!! Lo malah tidur disini" teriak Caca lalu menekan kaki Natha yang lebam karena terjatuh tadi. Natha membuka matanya lalu meringis dan mengusap usap luka lebamnya. "Ihh! Caa lo nihh yaa sakit tau!! lagi tidur juga" teriak Natha mengusap usap luka lebamnya.

Caca menoyor kepala Natha lalu melipat kedua tangannya di depan dada "Natha, cepetan naik ke mobil atau gua yang tinggal?" tanya Caca dengan ekspresi dan nada datar. Natha memutar kedua bola matanya "Iye iye" ujar Natha malas lalu bangkit dan memandang sesuatu yang ganjil di sana "CACA!!! LO DOBRAK PINTU RUMAH GUE?!!!" teriak Natha membuat Caca mengambil ancang ancang untuk pergi dari hadapan Natha. Caca berlari dan mengunpat di balik punggung Putra dan Jean. Natha berjalan dengan tertatih menatap pintu rumahnya dengan nanar. Karena Natha tidak bisa berlari jadi Caca memberanikan diri keluar dari balik punggung ayahnya.

"Apa lo mau marah Nath? Oh gini aja kalo lo mau marah gue gak mau ngasih lo makan gue gak kasih lo bantal gak kas--" omongan Caca terpotong karena Natha menyela pembicaraan Natha "Iya iya gue gak marah kok gue minta Pak kasdi buat benerin pintu ini" ujar Natha dengan pasrah. Pasalnya tujuan Natha pergi ke rumah Caca karena banyak makanan dan cemilan. Natha memanggil satpam rumahnya lalu memintanya untuk membenahi pintu rumahnya. Caca tersenyum lega 'Untung kagak di terkam idup idup gue. Selamet!' gumam Caca dalam hati seraya mengusap usap dadanya dan menghembuskan nafas lega.

Natha menautkan alisnya "Jean? Kok lo ada disini sih? Gak ada acara keluarga di rumah gue yan" ujar Natha menunjuk rumahnya dengan ibu jarinya. Jean terkekeh "Gue nginep ini papa gue Nath" ujar Jean singkat. "Jadi papa lo tuh Om Putra?" tanya Natha sesuai dengan pernyataannya. Jean mengangguk pasti. Natha tersenyum penuh arti lalu mendekat dan merangkul pundak Caca. Natha mengacak acak rambut Caca hingga berantakan, "wah! Menang banyak kamu rupanya Nak! Buapak bangga sama kamu nak" ujar Natha dengan logat medok jawa yang dibuat buat.

Caca memutarkan kedua bola matanya lalu memukul kepala Natha "rambut gue acak acakan Natha" ujar Caca lalu membenahi rambutnya. Tapi Natha menurunkan kedua tangan Caca lalu merapikan rambut Caca dengan kedua tangannya tujuan Natha adalah ingin melihat apa reaksi Jean. Tetapi Jean biasa saja bahkan ia asik dengan ponsel miliknya.

CleodraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang