9

4.7K 318 9
                                    

9

Caca bangkit dari tempat duduknya lalu berlalu di sertai dengan tatapan memuja dari beberapa siswa yang di lewati oleh Caca. Bell berbunyi, siswa berhambur masuk ke dalam kelasnya masing masing tidak dengan Caca yang berjalan menuju taman belakang untuk menenangkan hatinya dan juga sedikit memejamkan matanya. Saat Caca sudah sampai di taman belakang dia berpapasan dengan Bu Dhea, Caca meruntuki dirinya sendiri. "Cleodra, mau kemana kamu?!" ujar Bu Dhea dengan melengking. Membuat Caca menutup kedua telinganya "ehh Bu Dhea, wahh ibu cantik banget sih Bu" puji palsu Caca tetapi tidak mempan bagi Bu Dhea, "masuk kelas sekarang Cleodra" ujar Bu Dhea melembut.

Caca menghela nafas jengah lalu berbalik arah untuk kembali ke kelas yang menurut Caca tempat terkutuk itu, saat sampai di pintu ruang kelasnya Caca bertemu dengan Natha yang juga ingin masuk dalam kelasnya, namun Natha hanya diam saja di sana, Caca mengerutkan dahinya lalu membuka pintu kelasnya dengan santai. "Cleodra! Kamu berdiri di depan tiang bendera!" ujar Pak Geo dalam hati bersorak. Caca tersenyum "siap Pak Geo!" ujar Caca tegas dan memberi hormat untuk Pak Geo membuat guru kimia itu menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak muridnya. Caca berbalik arah "Daaah! Selamat menikmati Kimia kawan kawanku" ujar Caca pada teman sekelasnya lalu keluar dari ruang kelasnya.

Caca duduk bersila di depan tiang bendera, kalau ada guru yang melintas Caca langsung berdiri dan berpura pura kepanasan, tidak lama Natha datang lalu berdiri di sisi kanan Caca dengan hormat, Caca mendongak melihat Natha namun sayang matahari yang sangat silau menghalangi pandangannya. "Duduk aja kali" ujar Caca singkat dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Natha duduk bersila di tempat berdiri tanpa ada yang biacara satu pun. Sampai akhirnya Caca berbicara kepada tiang bendera "tiang tau gak rasanya di cuekin? Sakit banget rasanya tiang, pernah gak lo ngerasain dan ngeliat sahabat lo ketawa ketawa sama orang lain? Sakit banget tiang, asal lo tau ya lebih sakit dari kehilangan doi tau gak tiang" ujar Caca sengaja menyindir Natha dan memeluk tiang bendera menyandarkan kepalanya pada tiang bendera itu.

Natha merasa sangat bersalah lalu menghela nafas panjang "Ca?" panggil Natha dengan suara pelan, Caca tersentak lalu memandang tiang di sebelahnya "Tiang?! Lo ngomong sama gue?! Coba lo bilang lagii tiang!!" ujar Caca menguncang guncangkan tiang bendera itu hingga tingga itu bergerak gerak. "Ca" panggil Natha lagi. Caca menoleh ke arah Natha "sakit kan di cuekin. Apa kabar gue. Ye gak tiang?" gumam Caca tetapi Natha masih bisa mendengar gumaman itu. "Lebih sakit kehilangat cinta" ujar Natha dengan enteng. Caca tersenyum getir "Ya, lo gak ngerasain aja jadi gue Nath" ujar Caca malas.

"Cleodra!!" pekik Pak Geo membuat Caca dan Natha tersentak dan kembali berdiri memasang wajah lemas. "Aduh pak saya mau pingsan nih" ujar Caca menyandarkan tubuhnya pada tiang bendera. Natha menggelengkan kepalanya samar ternyata Caca tidak berubah masih Caca yang dulu. "Terus berdiri disitu!" bentak Pak Geo lalu pergi begitu saja membuat Caca menghela nafas lalu kembali duduk dan bersandar di tiang bendera. "Lo geh Ca" ujar Natha menyalahkan Caca, "kok gue?" tanya tanya bingung. "Kan ko yang nyuruh gue duduk" ujar Natha santai, Caca menghadap Natha "enak aja, siapa suruh lo mau" ujar Caca lalu menginjak kaki Natha dengan keras membuat Natha meringis dan mengejak Caca. Akhirnya, mereka berkejar kejaran hanya untuk menginjak kaki satu sama lain.

Mau Caca ataupun Natha sangat merindukan hal ini tetapi satu fakta yang membuat Natha dan Adit harus menjauh dari Caca. Natha menangkap caca dengan cara memeluknya dari belakang"Nath udahan jangan ijek kaki gue, capek tau" ujar Caca lalu duduk kembali di sisi kanan Natha bersandar di antara tubuh Natha dan tiang bendera. Natha tersenyum kecil. Sebagai balasan Natha mencubit hidung Caca dengan keras "Natha!! Sakittt anjir!" ujar Caca memukul mukul tangan Natha.

Natha tertawa lepas "aaa lo jahat banget. Sakit tau!" ujar Caca mengusap usap hidungnya, Natha tertawa "sini sini gue hilangin sakitnya" ujar Natha lalu meniup hidung Caca dan menatap mata Caca, jemari Natha terangkat untuk mengusap usap hidung Caca dengan lembut membuat hati Caca bersorak Natha sudah tidak lagi mengabaikannya. "Masih sakit?" tanya Natha dengan pengertian "masih" ujar Caca lalu mengusap usap hidungnya, Natha menyingkirkan tangan Caca yang berada di hidungnya. Meniup hidung yang sudah memerah itu.

CleodraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang