Chapter 2: Gambaran Kematian

503 27 0
                                    

Haloo akhirnya saya bisa update ini cerita, dan makasih banget buat yang udah baca cerita ini :D bagi kalian yang suka sama cerita saya bisa langsung di vote, satu vote dari kalian sangat berharga bagi saya huehehe :D dan feel free to comment ya gaiis. Jangan jadi silent reader, if you have anything on your mind please let it out :D because you all have the freedom to speak. Lastly, enjoy ceritanya :D

======//======

Menara Timur Istana, Kerajaan Chervia, 10.00

Sejak malam tadi raja berambut pirang itu tidak bisa tidur dengan tenang. Sudah satu minggu sejak keributan di Demarech terjadi dan sudah 2 hari berlalu sejak perundingan dengan Raja Edgar berlangsung dan mengalami kegagalan. Setelah perundingan gagal, Charles tidak tahu harus berbuat apa lagi, walau ekspor senjata, emas, gandum dan beras dihentikan tetap tidak membuat Vallasche berhenti mengirimkan pasukkannya ke Demarech. Korban-korban terus berjatuhan hingga tekanan demi tekanan di lontarkan oleh para aktivis perdamaian di dunia internasional.

Hingga kemudian kemarin sore ia mendengar sebuah ide gila yang dilontarkan oleh salah satu dewan kerajaan. Pemuda dari dewan kerajaan itu berkata jika kita ingin menempuh jalur damai mungkin pernikahan politik adalah satu-satunya cara. Charles harus menikahkan putrinya yang bernama Alcy pada putra mahkota Vallasche. Charles pikir jika ide itu akan mendapatkan pertentangan dari berbagai pihak mengingat, Alcy adalah seorang putri raja berdarah campuran tapi anehnya semua menyetujuinya.

Terlebih lagi salah satu dewan kerajaan mengatakan jika kita menyerahkan Alcy ke pihak Vallasche dapat mengurangi malapetaka dan kutukan yang diberikannya terhadap kerajaan ini. Sehingga hal tersebut membuat sang raja marah. Jadi selama ini, orang-orang kerajaan menganggap anaknya sebagai pembawa malapetaka? Sungguh tolol.

Vasco yang sedari tadi berjalan disampingnya melihat ke arah raja. Dari ekspresi wajahnya, pria tua berambut abu-abu itu bisa menebak jika sang raja tengah banyak pikiran. Mungkin saat ini, Charles tengah memikirkan bagaimana caranya ia memberitahu anaknya tentang pernihakan itu.

"Tampaknya ada sesuatu yang menganggu pikiran anda Yang Mulia."

"Ah tidak...tidak..." balasnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Dari reaksi tersebut, Vasco bisa tahu jika kini ia tengah berbohong.

"Saya sudah bekerja selama 20 tahun dan selalu berada di sisi anda Yang Mulia, anda tidak bisa berbohong pada saya," Vasco tersenyum.

Tiba-tiba hening sejenak. Nampaknya sang raja tengah berpikir, akankah ia memberi tahu Vasco tentang kegelisahannya? Sedangkan selama raja berpikir, hanya suara derapan langkah kaki dari kelima orang yang berjalan di dalam menara ini yang menemani mereka.

"Aku tidak tahu, apa yang harus aku katakan pada putriku, Vasco. Setelah ini aku yakin jika dia pasti akan tambah membenciku." Raja Charles menundukkan kepalanya. Tentu saja ia pasti akan semakin membencinya, lagi pula ia adalah orang yang selalu meletakkan anaknya di situasi sulit. Seperti sekarang ini.

Jika dipikir-pikir menara ini sangat gelap, tidak banyak orang kemari. Sejak ia tahu jika Ratu Zaina dan dewan kerajaan memutuskan untuk mengurung putrinya, hidupnya tidak pernah tenang. Jika dari sudut pandang Alcy ayahnya tidak pernah melakukan usaha apa-apa untuk membebaskannya maka itu semua salah. Charles selalu berusaha untuk membebaskannya dan berusaha untuk mengembalikan kewenangannya namun, kekuatan dan kekuasan dari fraksi dan dewan terlalu besar.

"Anda ingin tahu sebuah rahasia Yang Mulia?" Tanya Vasco padanya yang langsung mendapatkan perhatian dari Charles. Ia mengangguk satelah menatap penasihat yang berjalan di sampingnya.

"Walaupun dari sudut pandang anda, tuan putri Alcy nampak benci dengan anda, tapi ia sebenarnya merindukan anda. Tahukah anda jika ia sering mencuri-curi pandangannya untuk melihatmu ketika anda sedang bertugas? atau ketika anda sedang duduk di ruang kerja anda? Saya sering mendapati hal itu." Vasco tersenyum, apa yang dikatakannya adalah jujur, berharap jika perkataan yang terucap dari mulutnya dapat menyemangatinya.

The RoyalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang