Chapter 17: Fugitive

16 0 0
                                    

Well, as my sorry today 11/04/2020 gue upload 2 chapter sekaligus wkwk. Please gimme your insight and comment. Really appreciate it.

.

Happy reading yaa!!!

Sisi Barat Istana Svein, Kerajaan Vallasche, 21.00

Keadaan di seluruh Istana Svein nampak kacau malam ini. Terlebih lagi ketika seisi kerajaan ini tahu bahwa ratu mereka telah dibunuh. Berita memang tersebar begitu cepat di zaman yang serba modern. Para pekerja medis yang mulanya bekerja dengan sangat teratur dan rapi untuk melakukan isolasi terhadap para pekerja Gadyn dan Elf yang terkontaminasi dengan virus, kini terlihat terintervensi oleh prajurit kerajaan. Para prajurit kerajaan yang terdiri dari pasukan elit manusia dan robot nampak membabi buta membunuh para Gadyn dan Elf yang tersisa. Membuat kelamnya malam kini terkontaminasi dengan kilatan-kilatan darah merah yang terpantul oleh cahaya rembulan.

Alcy, Bergamot dan Iris yang mulanya berlatih dengan damai di ruang latihan militer yang terletak di sisi barat istana, kini harus terintervensi dengan para prajurit robot elit kerajaan yang menangkap mereka dengan paksa. Ketiganya menampakkan raut wajah terkejut secara bersamaan.

"Hei... Hei apa-apaan ini?!" kata Bergamot protes. Lalu, berdirilah sesosok manusia kekar dengan iris mata berwarna kuning menyala. Lencana berbentuk api berwarna emas yang tersemat di dada sebelah kanannya menunjukkan bahwa pria ini mempunyai pangkat yang tinggi di pasukan elit kerajaan.

"Sebaiknya kau menjelaskan ini Xav," kata Iris menuntut penjelasan dari sosok pria sangar yang dipanggilnya dengan nama Xav.

"Aku tidak punya kewajiban untuk menjelaskan apa pun terhadap ex-komandan yang baru saja dilepas jabatannya karena membunuh Ratu Alisa." Seketika itu Alcy, Bergamot dan Iris terkejut setengah mati mendengar berita tersebut. Bagimana bisa Iris melakukan pembunuhan ketika ketiganya tengah berada di ruang latihan militer selama berjam-jam lamanya?

"Hei jangan bicara omong kosong kau Xav," Geram Iris.

"Tch, cepat bawa ketiga pembunuh ini, aku tidak sabar untuk segera menyiksa mereka!" perintah Xav atau yang lebih sering dipanggil dengan nama Komandan Xavier itu terhadap para robot elit. Lantas, robot-robot pasukan elit itu membawa Alcy, Iris dan Bergamot denan paksa. Membuat Alcy meringis kesakitan karena cengkaraman keras tangan besi robot elit yang membawanya.

"Hei kau salah, bagaimana mungkin kami bertiga bisa membunuh sang ratu? Kau bisa mengecek kamera cctv kerajaan, kami selalu disini sedari tadi sore!" seru Bergamot yang masih bersusah payah berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman si tangan besi.

"Jika kau tidak diam, aku akan menyetrummu!" ancam Xavier.

Nampaknya seseorang tengah bersekongkol untuk membuat mereka bertiga menjadi kambing hitam atas kematian sang ratu. Memikirkan hal itu otomatis membuat Bergamot menjadi geram. Tapi ia tidak bisa sembarangan melakukan sesuatu. Bisa-bisa kedua tangannya akan lumpuh karena daya listrik yang begitu tinggi.

Alcy pun tidak lantas diam, sedari tadi ia mencoba untuk berkonsentrasi, berkonsentrasi agar kekuatannya untuk menghentikan waktu kembali muncul disaat-saat genting seperti ini.

"Ayolah... ayolah...," begitulah pikirnya.

Hingga beberapa menit kemudian, Alcy pun berhasil menghentikan waktu. Kesempatan ini ia gunakan untuk membebaskan diri lalu mengambil pedang dan pistol laser milik Xavier. Secara cepat Alcy menusuk robot elit yang membawanya tepat di pendaran cahaya hijau yang terletak di tengah dadanya. Sisa waktunya yang singkat ia gunakan untuk menebas lengan robot-robot elit yang membawa Iris dan Bergamot, membuat keduanya berhasil terlepas.

The RoyalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang