Pliis tulisan ini jangan di skip, harap baca dengan baik.
[WARNING!]
Chapter ini mengandung adegan 18+ mohon ditanggapi dengan bijak. Saya sudah memperingatkan. Jika umur anda belum cukup harap tinggalkan segera chapter ini.
.
.
Hei... saya sudah memperingatkan
apakah kamu sudah 18 tahun? (Y/N)
.
(N)? silahkan tinggalkan sebelum anda menyesal
(Y)? Welcome to the jungle! and happy reading!
Lastly, jangan lupa tinggalkan jejak berupa vomment! love you all! <3
---****---
Istana Svein, Kerajaan Vallasche, 20.00
Sudah 2 minggu berlalu semenjak kejadian pemboman yang menewaskan hampir seluruh penduduk Dotum. Sudah hampir 2 minggu pula media massa terus-terusan memberitakan kejadian berdarah itu. Semenjak kejadian itu entah mengapa pandangan masyarakat tentang para Gadyn seolah berubah 180 derajat. Terlebih lagi dengan penyakit yang baru-baru ini muncul menyerang mereka. Sebuah penyakit yang dapat merusak sistem saraf sang Gadyn dan membuat seluruh kulit mereka dipenuhi luka seperti luka bakar. Sampai detik ini pun tidak ada yang mengetahui tentang jenis baru penyakit itu.
Selama 2 minggu di Vallasche, sang putri Kerjaan Chervia juga tak kunjung menunjukkan senyumannya. Seolah kejadian 2 minggu lalu menjadi pukulan hebat baginya. Maka tak heran jika sampai saat ini dirinya masih dirundung rasa kesedihan. Membuat para pelayan dan dayang dibuat kesulitan.
Sorot matanya yang biasanya menyala-nyala bagai api ditengah kegelapan kini terlihat redup tak bernyawa. Kedua matanya serasa mengering, pertanda kelenjar air matanya sudah kehabisan air mata. Tubuhnya mengurus dan pipinya mulai menirus. Pertanda sang putri telah kehilangan selera makannya.
Sebuah sosok bertopeng memandanginya dari kejauhan. Melihat sosok terkasih dalam kondisi demikian membuat hatinya teriris. Ingin sekali ia mendekapnya, tapi ia tidak bisa. Karena jika ia melakukan itu nyawa sang gadis akan terancam bahaya. Baginya, memandanginya seperti ini saja sudah cukup.
Dibalik topengnya, sorot matanya menangkap gerakan bibir sang gadis. Sebuah gerakan bibir yang mengucap suatu kata. Dari situ sang pemakai topeng tahu, jika sang gadis berambut pirang merindukannya. Oh betapa kejamnya takdir. Kemudian, sosok itu lantas menghilang dibalik bayangan sang malam.
Pintu kamar sang putri terbuka, menampakkan 2 sosok dayang yang selalu melayaninya ketika berada di istana ini. Sosok itu adalah seorang Gadyn wanita berciri khusus seperti kelinci dan seorang gadis manusia berambut pendek sebahu berwarna hitam.
"Yang Mulia Alcy, saya mohon makanlah makanan ini," kata sang Gadyn.
"Rei benar Yang Mulia, anda harus makan. Ini sudah hampir 3 hari anda tidak memasukkan apa pun ke perut anda," tambah si dayang manusia yang diketahui bernama Hana.
Namun Alcy tetap diam tak bergeming. Pandangan matanya kosong seperti tak ada kehidupan.
"Ayo sekarang buka mulut anda," Rei mulai menyuapkan sesendok bubur itu ke mulutnya. Tapi, Alcy tetap terdiam dan tak mau membuka mulutnya.
Karena pegal, Rei pun menurunkan tangannya. Hana hanya bisa menatap sang majikan dengan kasihan. Baginya, ia benar-benar tidak tahu masalah apa yang sampai membuat sang majikan seperti ini. Tapi jika mendengar dari cerita Rei, temannya yang sudah lebih dulu menjadi dayang pribadi Alcy sesaat setelah dia menikahi Putra Mahkota Glen, Tuan Putri Alcy menjadi begini karena kematian Elliot. Seorang pemuda Elf yang merupakan pengawal pribadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Royals
FantasySebuah cerita yang menceritakan perjuangan Alcy dan kawanannya dalam memperjuangkan hak-hak para Gadyn dan Elf memperoleh kesetaraan di dunia ini. Sebuah dunia dimana manusia adalah suatu hal yang diagung-agungkan dan di atas segalanya. Kehidupan A...