Halooo bro sis semua!!! yeay saya bisa apdet lagi ditengah-tengah liburan panjang ini, hohoho. Semoga cerita saya kali ini semakin seru dan bisa menghibur kalian semua. Dan tentunya semoga cerita ini tidak mengecewakan. Btw, Happy reading!!! dan tolong kasih tau pendapat dan sarannya ya. Jangan lupa kasih vote kalo kalian suka, hehehe :D
Hedonia, 10.00
Gadis itu masih nampak murung, memikirkan kematian gadis bernama Elisa. Seorang gadis Gadyn yang pernah mengisi kebahagiaan pada masa kecilnya. Sampai detik ini pun Alcy masih tidak tahu, kenapa Elisa harus meninggal. Jika saja pada saat itu Alcy bisa menggunakan kekuatannya untuk memanipulasi waktu, pasti nyawa Elisa bisa terselamatkan. Tapi mungkin, tuhan sudah berkehdak lain.
Bahkan ketika di pemakaman pun, suasana yang sepi dan hening nampak menyelimuti. Jika Alcy mengingat kejadian 3 hari yang lalu saat di pemakaman, Alcy langsung meneteskan air mata. Bahkan ketika gadis itu meninggal, hanya segelintir orang yang turut menghantarkannya ke tempat peristirahatan terakhirnya. Segelintir orang itu hanyalah dia, Glen, Bergamot dan kelima pengawal kerajaan. Bahkan mungkin, kedua adik kembarnya pun tidak mengetahui jika kakaknya sudah meninggal.
Lantas, gadis itu semakin menekuk lututnya, memeluknya, dan membenamkan wajahnya yang kusut ke dalam. Alcy semakin merasa bersalah.
"Hei, kau masih memikirkan kematiannya?" tanya suara baritone milik Glen, tiba-tiba Alcy merasakan jika tempat tidur yang di dudukinya bergerak, pertanda jika ada seseorang tengah mengikutinya duduk di atasnya.
"Jika kau terus bersedih, temanmu tidak akan bisa tenang. Kau harus merelakannya," kata Glen melembut.
Lalu, Alcy mengangkat kepalanya dan menopangkan dagunya di atas lutut yang ia tekuk, "Kau tidak mengerti-" ia menghela nafas panjang, lalu sedikit membuang mukanya, melihat ke luar jendela.
"Aku sudah banyak kehilangan orang-orang yang kusayangi."
Ketika Glen kembali melihat raut wajahnya, entah mengapa tiba-tiba Glen melihat topeng itu kembali terpasang di wajahnya yang cantik. Sebuah topeng yang mengisyaratkan bahwa gadis itu kuat dan tegar. Namun, kedua matanya yang merah dan membengkak, serta hidungnya yang memerah tidak dapat menipu keadaan sebenarnya gadis itu.
Ketika keduanya tengah di hadapkan pada keheningan yang semakin menyeruak, tiba-tiba sebuah kotak kecil di atas meja pun berbunyi dan lampunya yang berwarna biru berkedap-kedip, menandakan jika ada pemberitahuan yang masuk. Lantas Glen pun menyentuh layar pada jam tangan canggihnya dan tiba-tiba keluarlah sebuah layar hologram yang menampilkan wajah Elliot dan Leon yang muncul dari kotak tersebut.
"Elliot!!!" Seru Alcy yang tiba-tiba langsung turun dari tempat tidurnya dan duduk pada sebuah kursi di depan meja.
Bersamaan dengan itu suara ketukan pintu pun terdengar, pertanda jia seseorang ingin datang berkunjung. "Glen bolehkah aku masuk kedalam." Itu adalah suara berat milik Bergamot. Lantas, Glen pun membiarkannya masuk.
"Whoah...tepat sekali, ada Elliot dan Leon," kata Bergamot menambahkan.
"Elliot, kenapa baru sekarang kau menghubungiku?" tanya Alcy sedih.
"Maafkan aku Yang Mulia." Kata Elliot dari seberang.
"Elisa...." Alcy menyebutkan namanya dengan penuh kesedihan, raut wajahnya berubah.
"Ya, aku tahu. Maaf jika aku tidak ada disisimu ketika kau membutuhkanku."
Lalu tiba-tiba Glen melihat kedua bahu Alcy yang mulai bergetar. Mungkin kali ini ia akan menangis. Tapi ternyata tidak. Lantas, Glen langsung merangkul bahu gadis itu dengan tangannya sambil berkata, "Hei-hei....kau tenang saja, aku ada disini, kau pikir aku siapa?" Raut wajah Glen menunjukkan rasa kekesalan yang ia tunjukkan pada Elliot. Tapi, hal itu justru membuat Elliot tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Royals
FantasySebuah cerita yang menceritakan perjuangan Alcy dan kawanannya dalam memperjuangkan hak-hak para Gadyn dan Elf memperoleh kesetaraan di dunia ini. Sebuah dunia dimana manusia adalah suatu hal yang diagung-agungkan dan di atas segalanya. Kehidupan A...