Chapter 5: Under The Moonlight

351 22 3
                                    

Hello, Hello akhirnya saya bisa update lagi hueheue :D dan u know what? maybe ini the last chapter eyke bisa apdet dengan cepet, mengingat senin besok eyke udah balik ke kesibukan menjadi seorang mahasiswa tingkat 3, iyeuuh -,- kenapa realita ini begitu kejam. So, before that silahkan baca cerita gaje saya ini semoga isinya bisa nyambung sama chapter sebelumnya dan bisa menghibur anda sekalian, guehehe.

Lastly, seperti biasa jangan lupa votenya kalo kalian suka sama cerita saya, Enjooooy!!!

/////-------------/////---------------//////

Istana Svein, Kerajaan Vallasche, Pukul 09.00

Keesokan harinya tepat setelah kejadian ditemukannya seorang penyusup yang berasa dari Chervia, Glen memutuskan untuk membawa si penyusup kepada Alcy, sesuai permintaannya. Kini disinilah mereka, di sebuah kamar yang terletak di sisi timur istana, kamar Alcy dan Glen.

Di dalam kamar itu terdapat 4 orang pria dan 2 orang wanita. Semuanya memasang wajah serius. Seorang wanita dari ras Gadyn yang belum diketahui namanya itu tiba-tiba langsung memeluk Alcy dengan berderai air mata. "Yang Mulia Alcy!!!" begitulah katanya.

Ketika pertama kali melihat sosok wanita yang langsung berlari memeluk Alcy sambil menangis Elliot langsung tahu siapa dia. Dia adalah Elisa, teman semasa kecil Alcy dan Elliot. Jika diingat-ingat, dulu sekali ketika Alcy masih kecil, gadis berambut pirang itu sering bermain bersama Elisa dan adik-adiknya, serta para Gadyn lainnya. Karena latar belakangnya sebagai seorang anak berdarah campuran, ia jarang sekali bermain bersama manusia. Pernah sekali Alcy bermain bersama mereka anak-anak manusia bangsawan kerajaan, namun semuanya berakhir tragis dan menyedihkan. Hasilnya, Alcy hanya menjadi korban bullying mereka. Aneh sekali bukan? Seorang putri raja yang terlahir dari seorang raja manusia tetapi kehadirannya sangat dibenci oleh para manusia. Manusia memang aneh.

"Eh? Elisa, kenapa kau ada disini?" Tanya Alcy yang masih berada di pelukan erat si Gadyn.

"Maafkan aku Yang Mulia, Maafkan aku....maafkan aku atas insiden kemarin malam."

"Hiks.....akulah orang yang memberikan racun pada steak itu. Elliot juga...maafkan aku..." Kata Elisa sambil sesekali melihat ke arah Elliot yang menyandarkan punggungnya pada dinding sebelah jendela. Sebelum itu, Glen dan Bergamot sempat melihat heran ke arah Elliot. Mengingat kemarin malam tubuhnya sudah terkontaminasi dengan racun Arsenik yang mematikan. Namun, saat ini ia justru terlihat seperti seorang Elf normal tanpa cacat sedikit pun. Memang, kemampuan regenerasi seorang Elf tidak dapat diragukan. Terlebih lagi seorang Elf petarung seperti Elliot. Mungkin saja sebelum ini, tubuhnya sudah terbiasa dengan berbagai macam jenis racun, who knows?

Setelah mendengar pengakuan dari mulut Elisa sontak saja membuat Alcy dan Elliot sedikit terkejut. Mendengar pengakuan itu langsung dari mulut seorang sahabat masa kecil seolah seperti mendengar dunia akan kiamat besok.

"Tapi...kumohon percayalah padaku...aku melakukan itu semua ada alasannya...nyawa Ciel dan Cael dalam bahaya...hiks..." Kata Elisa setelah melepas pelukannya pada Alcy.

Ciel dan Cael adalah saudara kembar dari Elisa, umur mereka tidak jauh berbeda dengan Alcy. Sangat sulit dipercaya ketika mendengar penjelasan itu dari mulutnya yang menyatakan dia rela menjadi pembunuh hanya untuk menyelamatkan nyawa kedua adik kembarnya yang berbeda kelamin. Karena sejauh yang Alcy tahu, Elisa adalah seseorang yang sangat benci dengan pembunuhan terlebih lagi seorang pembunuh. Mengingat, kedua orang tuanya dibunuh dengan cara tak beradab oleh para manusia yang tak bertanggung jawab tepat di depan matanya.

Tapi, siapa yang tahu? Demi menyelamatkan nyawa sang adik, satu-satunya anggota keluarga yang ia miliki, ia rela menjadi seorang pembunuh.

Lantas, Alcy pun duduk berjongkok dan menyentuh pundaknya, lalu memandangnya lembut. "Bisakah kau menceritakan semuanya padaku, tentang apa yang terjadi?" kata Alcy sambil berusaha membantunya bangun dari duduknya dan menggiringnya untuk duduk di pinggiran ranjang tempat tidurnya.

The RoyalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang