Chapter 6: Aku Disini

261 21 2
                                    

Hello... akhirnya gue kembali lagi setelah sekian lama hohoho. Akhirnya, setelah berkutat dengan kesibukan kuliah dan ujian yg mematikan, libur pun datang.
So, apa kabar nih? I hope that this story can entertain you dan semoga ceritany bisa nyambung.
Lastly, jangan lupa vommentnya yo gaiis.
XD HAPPY HOLIDAYS

Elliot POV

Sudah 2 jam lamanya aku terduduk di depan laptop sambil mengerjakan simulasi pemodelan kemungkinan penyebaran virus di kota Dotum. Ketika kulihat jam yang tertera di pojokan desktop laptop, waktu telah menunjukkan pukul 7 malam. Lalu tiba-tiba, wajah cantik dengan senyuman yang ceria itu melintas di dalam kepalaku. Alcy.

'Elliot, sudah kubilang jangan bekerja terlalu keras, istirahatlah setiap satu jam sekali.' Kata-kata yang terlontar dari mulutnya itu seolah terdengar dengan begitu jelas di telingaku. Apakah mungkin aku mulai berahalusinasi dan tiba-tiba membayangkan jika kini Alcy tengah duduk di sampingku sambil tersenyum padaku? Lalu, tiba-tiba aku pun tersenyum sendiri dan menggelengkan kepala.

Hanya beberapa jam kami berpisah, tapi entah mengapa aku sudah merindukannya. Merindukan sosoknya yang selalu ceria dan selalu berada di sisiku. Jika dipikir-pikir, apa yang sedang dilakukannya sekarang? Apakah ia akan baik-baik saja? Apakah orang-orang istana bena-benar menyambutnya dan memperlakukannya seperti orang normal? Ah, kupikir aku terlalu mengkhawatirkannya. Lagipula, sudah ada Glen disisinya.

Aku pun menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Entah megapa, tiba-tiba aku merasa seluruh tubuhku begitu berat, punggungku sakit. Lalu sesekali aku melakukan gerakan peregangan otot, memutarkan tubuhku ke kanan dan kekiri. Lalu, aku pun tersadar, aku sendirian di ruangan ini.

'Hey Ellie...ini aku siapkan cemilan kesukaanmu.' Suara Alcy tiba-tiba kembali muncul, dan tiba-tiba aku seperti melihat dirinya menghampiriku, membawakan nampan berisi secangkir teh dan sepiring kue coklat kering bertabur kismis.

'Jangan lupa dimakan ya, aku sudah susah-susah loh membuatnya.'


Astaga, apakah aku sudah gila?


Lalu, tiba-tiba bayangan Alcy yang tengah tersenyum menghilang perlahan. Bersamaan dengan itu, bisa kurasakan kantuk sudah mulai menyerangku. Kedua mataku serasa berat untuk kubuka. Hingga pada akhirnya kuputuskan untuk menyandarkan kepala di atas meja dan tertidur.

.......


.......

'Ellie....hiks....ellie....kenapa aku dilahirkan di dunia ini?'

'Mereka semua kejam padaku.'

'Aku benci dengan orang-orang kerajaan. Mereka berlaku tidak adil kepada ibu.'

'Aku juga benci dengan ayah. Ia sudah tidak sayang padaku.'

Lagi-lagi suara Alcy. Kenapa aku selalu mendengarnya? Kenapa semuanya berwarna hitam? Aku ada dimana?


Ketika aku membuka mata, kupikir aku berada di lobby penginapan. Tapi, tempat ini, semuanya hitam dan hampa. Hingga tiba-tiba aku melihat cahaya-cahaya aneh beterbangan kesana kemari. Ketika kuperhatikan dengan seksama di dalam cahaya-cahaya itu terdapat sebuah gambar yang bergerak seperti film. Inikah memoriku?

Kulangkahkan kakiku mendekat, lalu kulihat sebuah adegan dimana Alcy masih berumur 2 tahun dan bermain bersama Raja Charles dan Layla. Mereka bertiga nampak bahagia.

Kemudian aku melihat sosok kecilkku yang masih berumur 6th berdiri tak jauh dari mereka. Kulihat diriku yang lain tersenyum, sebuah senyum yang dipaksakan mungkin. Lalu, entah mengapa sesuatu seperti melilit dadaku dengan kuat hingga aku merasa sesak. Pemandangan ini, entah mengapa aku tidak suka melihatnya.

The RoyalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang