Chapter 4: Ketidakpastian

273 25 0
                                    

Halo, saya apdet lagi hehe. Once again makasih banget buat yang sudah menyempatkan diri  baca cerita aneh bin gaje saya ini dan makasih juga buat yang udah vote uuuuuu saya terharu T.T Dan saya baru sadar kalo sebentar lagi udah masuk kuliah aja hueeeee nooo!!!! *i want more holidays please!!!*

Lastly, please give me your opinions about this story. Buat yang suka jangan lupa  votenya ya hehe :D

------###-###------

Ketika Elliot tiba-tiba menerjang tangan Glen yang otomatis membuat garpu beserta steak yang dipegangnya terjatuh membuat Glen terkejut setengah mati. Bagaimana bisa? Seorang pelayan rendahan seperti dirinya berani berbuat suatu hal yang seperti itu terhadapnya? Terlebih lagi ketika ia tengah berusaha untuk mendapatkan perhatian istrinya.

Betapa terkejutnya Glen ketika pemuda itu mendapati Alcy yang langsung berlari ke sisi Elliot dengan bercucuran air mata. Entah mengapa sesuatu di dalam hati Glen bergejolak. Ia tidak ingin melihat pemandangan yang ada di depannya. Entah mengapa ia sangat tidak suka jika istrinya terlalu dekat dengan pemuda lain selain dirinya. Tunggu, apakah ini sebuah perasaan yang dinamakan perasaan cemburu? Tidak ini tidak mungkin, ia tidak mungkin punya perasaan padanya dalam waktu sesingkat ini.

Tapi, Glen juga tidak memungkiri jika ia harus berterimakasih terhadap Elliot, karena berkat dirinya nyawa Alcy baik-baik saja. Mungkin, jika saat itu Elliot tidak menampar tangannya dan membuang steak yang dipegangnya dengan garpu, maka Alcylah yang akan mati. Jika itu terjadi, maka ketegangan akan kembali terjadi pada kedua negara.

"Jadi bagaimana dokter?" Tanya Alcy dengan ekspresi khawatir dan air mata tidak pernah berhenti menetes dari pelupuk matanya.

"Dia tidak apa-apa, untung dia adalah seorang Elf, jika dia adalah manusia dia pasti akan langsung mati, mengingat racun yang ada di steak itu adalah Arsenik." Jelasnya sambil menurunkan stetoskop yang tadinya terpasang di kedua telinganya.

"Detak jantung dan tekanan darahnya juga sudah normal kembali. Kemampuan regenerasi Elf memang tidak bisa diragukan." Tambah pak dokter yang bertubuh sedikit bundar dengan senyuman di wajahnya.

Kemudian, sang dokter pun berpamitan dan meninggalkan mereka di salah satu kamar di rumah sakit istana. Bertepatan dengan itu, Alcy pun kembali meneteskan airmatanya dan menggenggam tangan Elliot erat. Berharap jika Elliot akan membuka matanya.

"Bodoh...kenapa kamu melakukan itu?"

Sekali lagi melihat pemandangan itu dengan mata kepalanya sendiri seolah membuat hati Glen kembali bergejolak. Dadanya terasa sesak, seolah ada sesuatu yang melilitnya dengan erat. Sungguh sebenarnya ia tidak ingin gadis itu mengkhawatirkan orang lain selain dirinya. Apakah bisa dibilang Glen terlalu egois?

Ketika Glen menjulurkan sebelah tangannya dan berniat untuk menepuk-nepuk punggungnya seraya menenangkan sang gadis, tiba-tiba ia langsung menariknya kembali. Entahlah, banyak hal yang tengah memenuhi pikirannya saat ini. Lalu tiba-tiba Glen memutuskan untuk keluar dari ruangan itu bersamaan dengan Bergamot.

"Cemburu, eh?" goda Bergamot.

"Tch...diam kau!" Jawabnya ketus. Mendengar hal itu pun Beragamot langsung tertawa.

"Hahaha, lihat tuh wajahmu memerah."

Mendengar komentar itu keluar dari mulut Bergamot lantas membuat Glen memalingkan wajahnya. Dari dalam hatinya, sejatinya pemuda itu masih belum mengerti dengan perasaan ini. Jika dibilang ia peduli dan menaruh perhatian pada gadis bernama Alcy itu maka jawabannya iya. Tapi, jika ditanya apakah perasaan itu akan berubah menjadi cinta, sungguh ia tidak tahu. Karena sejauh ini ia hanya memikirkan bagaimana caranya hubungan kedua negara mereka bisa berjalan lancar.

The RoyalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang