Chapter 13: Kepingan Memori Masa Lalu

60 7 2
                                    

Penginapan Larion, Dotum, 8.00

Sudah 3 hari semenjak peristiwa ditetapkannya Elliot dan Leon sebagai teroris dan sudah 3 hari pula sejak Elliot tertembak dan tak sadarkan diri. Selama itu pula Larion dan Leon dengan sabar merawatnya.

Ketika Leon pertama kali datang membawa Elliot, Larion langsung terkejut melihat pemuda Elf itu terluka dengan darah yang sudah mengucur deras. Ketika Larion berusaha mengobatinya pada malam itu, ia sendiri terkejut karena obat manjur seperti Elixir seolah tak berdaya untuk mengobati luka Elliot yang makin lama terus menganga lebar.

Setelah Larion meneliti lebih jauh luka Elliot malam itu, gadis elf itu menjadi tahu jika laser yang melukai Elliot mungkin saja mempunyai kandungan unsur Ehnirr. Sebuah unsur baru yang terdapat pada Kristal Ehcryss, kristal tersebut diyakini dapat memperlambat kemampuan regenerasi para Elf dan Gadyn. Jika dosis dari unsur tersebut diluar batas, bisa dipastikan Elf dan Gadyn akan langsung mati.

"Dia masih belum sadar?" tanya Leon yang tiba-tiba muncul di belakang gadis itu.

Sang gadis Elf dengan rambut berwarna biru tua itu hanya bisa menggeleng. Selama 3 hari itu pula, pemuda Elf yang pada bagian dada hingga pundak kirinya berbalut perban itu hanya bisa mengambil nutrisi dari cairan infus yang terpasang pada dirinya.

"Jika tidak ada dirimu, aku tidak tahu harus bagaimana," kata Leon yang kini sudah berdiri tepat disamping tempat tidur Elliot.

"Sang putri pasti sangat mengkhawatirkannya," kata Larion dari tempat duduknya.

"Glen pernah berkata padaku jika keduanya sangat dekat."

Ya, mereka berdua sangat dekat. Mungkin saat ini, hanya Larion saja yang tahu bagaimana perasaan Elliot yang sebenarnya terhadap Alcy. Namun, melihat perasaan yang tak berbalas antara pemuda itu dan gadis yang sangat dicintainya entah mengapa membuat emosi Larion bergejolak. Tunggu dulu, kenapa Larion bisa menyimpulkan jika perasaan Elliot terhadap Alcy itu tidak berbalas? Mungkin saja sang putri juga mempunyai perasaan yang sama terhadapnya. Entahlah, Larion tidak tahu, karena Larion belum pernah bertemu sekali pun dengan Alcy.

Tapi, ketika melihat bagaimana ekspresi Alcy ketika mendengar berita Elliot terluka, Larion bisa menyimpulkan sendiri. Jika sang putri sangat menyayangi Elliot, sangat. Sebuah kenyataan pahit, dimana sang gadis tidak bisa menjenguk orang yang disayanginya terluka seolah tergambar jelas di wajahnya ketika berbicara via video call.

"Tapi aku tidak menyangka kau mempunyai kemampuan sama seperti dokter bedah," kata Leon berkomentar.

"Tentu saja, aku pernah bekerja sebagai dokter bedah disini," Larion tersenyum bangga.

Elliot yang sedari tadi tak bergeming di atas tempat tidur, perlahan mulai menunjukkan tanda-tanda kesadarannya. Tiba-tiba kedua matanya yang berwarna biru laut tiba-tiba terbuka. Sebuah sensasi aneh tiba-tiba menyambangi dirinya ketika pemuda itu melihat perban yang melilit dada hingga pundak kirinya, juga sebuah jarum infus yang melekat pada tangannya.

"Whoa... whoa... lihat siapa yang sudah sadar!" seru Leon.

"Elliot!" seru Larion bahagia.

"Hei... hei... jangan memaksakan dirimu," kata Leon sambil berusaha untuk membantunya duduk yang kemudian ditolak oleh Elliot.

"Aku bisa sendiri."

"Hei, kau yakin? Apakah kau sudah benar-benar sembuh?" tanya Leon memastikan.

"Aku sudah merasa lebih baik," jawabnya singkat.

"Waaah... akhirnya kau bangun juga. Ku pikir kau tidak akan bangun-bangun setelah aku mengoperasimu," air mata Larion pun tiba-tiba terjatuh dan kini sudah menganak sungai hingga ke kedua pipinya.

The RoyalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang